Duh... Puisi "Setitik Cahaya" Dari Siswi Penyandang Tunanetra Ini Menyentuh Jiwa

Kategori Berita

.

Duh... Puisi "Setitik Cahaya" Dari Siswi Penyandang Tunanetra Ini Menyentuh Jiwa

Koran lensa pos
Selasa, 30 Agustus 2022

 

Gambar atas Izzatun Nafsiah sedang membaca puisi berjudul Setitik CahayaGambar bawah foto bersama siswa dan para guru pembimbing 


Dompu, koranlensapos.com - Salah satu bagian dari rangkaian acara Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2022 Tingkat Kabupaten Dompu yang diselenggarakan di Aula Pendopo Bupati Dompu, Selasa (30/8/2022) adalah persembahan puisi dari seorang penyandang disabilitas tunanetra.

Ia adalah Izzatun Nafsiah, siswi SMA di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) di Dompu. Nafsiah membawakan puisi itu dengan penuh perasaan sehingga banyak hadirin terharu mendengarkannya. Puisi Nafsiah benar-benar menyentuh qalbu.

Sang guru pembimbing, Nurlaila Faradilah, S. Pd menyebut puisi berjudul "Setitik Cahaya" itu merupakan buah karya dari Izzatun Nafsiah sendiri. Pada tahun 2020 lalu, dalam ajang Festifal Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Jenjang Pendidikan Khusus Tingkat Provinsi NTB Tahun 2020, Nafsiah berhasil meraih prestasi sebagai Juara I se NTB. Ia juga pernah mengikuti FLS2N Tingkat Nasional tahun 2021


Berikut selengkapnya isi puisi dimaksud :

SETITIK CAHAYA

Senja tak pernah, mengeluh
Meski ia tak mampu menikmati hangat mentari pagi
Tapi ia tetap setia menemani
Semilir angin yang membelai' lembut jemari
Bersama gemerlap bintang
Menemaniku meringkuk dalam sunyi,

Bagiku..., siang dan malam nampak sama
Mentari dan senja, hanya gelap yang ku rasa
Hati ini, seperti teriris,
Ketika teman sebayaku bermain dan berlari
Jiwaku menjerit saat beberapa suara sumbang mencibir
sadis
Ya...., terluka.
Tapi ku tak bisa terus terpuruk dalam duka
Meski gelar cacat mata ku sandang
Aku tak haus akan cahaya
Karna hangat yang kurasa
Dari hati, dari sukma yang tak pernah merasa sendiri
Meski langit runtuh,
Langkah ku takkan pernah Jenuh

Meski semua terlihat abu-abu
Semangat ku tetap menggebu

Saat mereka sudah menemukan cahaya
Aku masih meraba dalam kegelapan
Terus meyakinkan hati
Untuk bersinar dengan cahaya ku sendiri.

Cahaya dari Mu Tuhan
Hadir dalam harap, serta doa di setiap sujud ku

Tuhan memang tidak memberiku mata
Tapi mata hatiku selalu terbuka
Saat waktunya tiba
Kelam akan berbinar
Aku yang buta
Suatu saat akan menaklukan dunia
(emo).