Penguatan Wawasan Kebangsaan Harus Ditanamkan Sejak Dini

Kategori Berita

.

Penguatan Wawasan Kebangsaan Harus Ditanamkan Sejak Dini

Koran lensa pos
Kamis, 27 Februari 2020
Workshop Penguatan Ideologi Pancasila dan NKRI Harga Mati di Aula Kemenag Dompu, Sabtu (22/2020)

Dompu, Lensa Pos NTB - Penguatan Wawasan Kebangsaan harus ditanamkan sejak dini kepada generasi bangsa ini. Dengan penguatan Wasbang, maka akan menjadi benteng kokoh yang melindungi generasi bangsa dari faham terorisme, radikalisme, dan intoleransi.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Dompu melalui Kabid 
Pengkajian Masalah Strategis dan Penanaman Konflik (PMSPK), Ir. Asykin dalam acara Workshop "Penguatan Ideologi Pancasila dan NKRI Harga Mati" yang dilaksanakan di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu, Sabtu (22/2/2020).


Dalam materinya yang berjudul "Penguatan Wawasan Kebangsaan  Sebagai Modal Keutuhan NKRI" tersebut, Asykin menerangkan
penguatan nilai-nilai nasionalisme harus senantiasa ditanamkan kepada generasi bangsa ini sehingga mereka memahami dan menghargai keanekaragaman perbedaan yang terjadi di negeri ini. Generasi bangsa harus dibekali dengan pemahaman dan penguatan 4 (empat) Pilar yaitu penanaman nilai-nilai lulur Pancasila, menjunjung tinggi UUD 1945, penguatan Semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan menjaga keutuhan  NKRI. 

Ia mengatakan bagi kaum tua di negeri ini wawasan kebangsaan sudah menjadi budaya yang tidak bisa dipisahkan dari jiwa dan raganya. Nilai-nilai toleransi, kegotongroyongan mengakar kuat dalam jiwa yang diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi yang mengkhawatirkan adalah bagi kaum muda (kalangan anak-anak, remaja, dan kelompok kewaspadaan dini). 

Selanjutnya ia mengilas balik pada masa dulu, sejak SD para generasi bangsa ini telah ditanamkan Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika serta nilai-nilai Wawasan Kebangsaan.
Lagu-lagu kebangsaan dinyanyikan dan diajarkan kepada para siswa sampai menghafalnya.

"Tapi anak-anak zaman now ini yang menjadi pikiran kita. Rasa nasionalisme yaitu rasa memiliki bangsa Indonesia ini dengan 13 ribu lebih pulaunya, beragam suku, adat istiadat, budaya, bahasa yang beraneka ragam adalah kekayaan bangsa ini," jelasnya.

Asykin kembali menegaskan bagi kaum tua tidak ada masalah dengan wawasan kebangsaan. Tapi bagaimana membentengi kaum remaja. Karena mereka lahir dan hidup di era globalisasi dengan kemajuan teknologi.
"Globalisasi ini di satu sisi memberikan dampak positif tetapi juga memberikan efek negatif.
Salah satunya yang paling dikhawatirkan adalah degradasi moral," tandasnya. 
Ia menguraikan degradasi moral ditandai dengan munculnya perilaku hidup bebas, berkurangnya penghayatan nilai-nilai agama, berkurangnya rasa hormat kepada orang tua, dan adat iatiadat. Apalago peredaran narkoba sudah semakin merajalela yang sangat mengkhawatirkan.
"Realita ini membuat kita berpikir untuk mengevaluasi pola didik dan pola asuh generasi ini. Semua ini realita dibutuhkan upaya yang serius untuk menyikapi persoalan ini," ucapnya.
Mantan Kabid Planologi di Dinas Kehutanan Kabupaten Dompu (sebelum diaihkan kr Provinsi) ini menjelaskan kewaspadaan dini perlu diperkokoh dengan pendekatan agama. Pemerintah Desa harus merespon persoalan ini dengan mengambil langkah konkret untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi pada generasi bangsa. Melalui Dana Desa berdayakan para guru ngaji untuk mengajarkan mengaji dan penanaman karakter  kepada generasi muslim di masjid-masjid dan musholla-musholla. Selain itu anak-anak dibiasakan sejak dini untuk melaksanakan sholat dan sekaligus mencintai masjid.
Ia menilai TPA yang dilaksanakan di rumah-rumah kurang efektif karena hanya difokuskan agar anak-anak bisa membaca Al-Qur'an saja. 
"Harusnya di masjid saja selesai sholat Ashar lalu mengaji. Bila ada waktu guru ngaji juga berceramah (memberikan nasehat agama) tentang bagaimana tata cara sholat dan sebagainya," jelasnya.
Dan yang lebih penting lagi ia menekankan pendidikan dalam keluarga. Menanamkan nilai-nilai akhlaq dan moral serta penguatan Wawasan Kebangsaan kepada anak-anak harus dilakukan sejak dini.


Dikemukakannya pula bahwa mengacu pada Permendagri Nomor 2 tahun 2018, maka Badan Kesbangpol Kabupaten Dompu memiliki 3 (tiga) program kerja. Salah satunya tentang Kewaspadaan Dini Pemerintah di Daerah. Untuk iti telah dibentuk Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah dengan melibatkan berbagai elemen. Termasuk tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat, Ormas, dan tokoh pendidik. 
"Kami juga akan melakukan pembinaan di sekolah-sekolah untuk penguatan wawasan kebangsaan ini," pungkasnya. (AMIN).