Wakil Ketua DPRD Sebut Kerusakan Hutan Dompu Capai 70 %

Kategori Berita

.

Wakil Ketua DPRD Sebut Kerusakan Hutan Dompu Capai 70 %

Koran lensa pos
Jumat, 22 November 2019
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Dompu, Jamaluddin, S. Sos
Dompu, Lensa Pos NTB - Kerusakan hutan di Kabupaten Dompu saat ini telah mencapai sekitar 70 % dari keseluruhan wilayah hutan. 

Hal iti disampaikan Wakil Ketua DRD Kabupaten Dompu, Jamaluddin, S. Sos kepada awak media di ruang kerjanya beberapa hari lalu.

'Diperkirakan sekitar 30 persen saja hutan kita yang masih ada. Ditebang habis sekitar 70 persen," ungkap Politisi dari Partai Geeindra ini prihatin.
Untuk itu, Jamal berharap semua pihak pemerintah, aparat, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh, pemuda, tokoh adat, LSM, media mengambil peran masing-masing untuk menyelamatkan hutan yang masih tersisa demi kelangsungan kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang. Apalagi hutan ini merupakan titipan untuk diwariskan kepada anak cucu selanjutnya.

"Apa yang diwariskan kepada anak cucu kalau kondisi hutan kita seperti ini ?," ujarnya mempertanyakan.

Ia mengemukakan program jagung memang memberikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat. Akan tetapi janganlah terus ingin meningkatkan produktivitas dengan memperluas areal hingga merambah kawasan hutan tutupan negara.

"Walaupun memang benar kenyataan hasil jagung di Dompu luar biasa sehingga untuk memperluas lahan dengan perladangan liar tapi jangan kelewat batas kita harus ada step by step. Jangan dihabisin semua hutan kita," tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan salah satu solusi untuk menangani kerusakan hutan yang sudah parah ini adalah melakukan reboisasi. 

"Bagi yang terlanjur dibabat mari kita cari solusi menanam ulang dengan pohon-pohon kemiri dan pohon lain yang bisa melindungi hutan," jelasnya.

Penanaman kembali ini dimaksudkan untuk melindungi lapisan tanah guna mencegah terjadinya erosi akibat gerusan air hujan. Ia mengatakan masyarakat perlu diberi contoh tentang kegiatan reboisasi ini. 

"Saya sudah siapkan lahan contoh 5 hektare di wilayah Tanju. Saya mengajak KPH untuk bagaimana sama-sama memberikan contoh dulu kepada masyarakat," ujarnya.

Di lahan 5 ha miliknya yang berlokasi di pinggir Bendungan Mila itu Jamal ingin  menjadikan itu sebagai lahan percontohan dengan menanami segala macam tanaman buah-buahan, seperti rambutan, sawo, mangga, kemiri, kopi dan kelapa. 

"Saya sudah sampaikan pada KPH mungkin kita memberikan contoh dulu pada rakyat," ucapnya.

Jamal mengemukakan menanami lahan dengan kopi juga sangat baik. Selain untuk merehabilitasi hutan dan lahan, biji kopi juga dapat dipanen setelah berumur 4-5 tahun. Ia mengaku telah menanami lahan di wilayahnya setahun lalu dengan tanaman kopi seluas 17 Ha.  

"Tidak usahlah jagung semua. Tanamlah kopi nanti 4-5 tahun kita bisa panen. Nanti habis tanahnya tinggal batu-batu doang. Datang hujan tanah mengalami erosi tinggal tulang-belulang saja," pungkasnya sembari berharap insan media untuk bersama memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui tulisannya agar menjaga hutan demi anak cucu di masa mendatang. (AMIN).