![]() |
Kepala Desa Mangge Na'e, Ikraman |
Dompu,
Lensa Post NTB - Mangge
Na'e merupakan desa paling timur di Kabupaten Dompu yang berbatasan langsung
dengan Desa Rora Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Menurut bahasa daerah
Bima-Dompu, "mangge na'e" berarti "(pohon) asam besar". Bagaimanakah
sejarahnya sehingga desa atau wilayah tersebut dinamai "Mangge Na'e"
? Kepala Desa Mangge Na'e, Ikraman kepada media ini menuturkan asal-muasal
masyarakat Mangge Na'e adalah dari Donggo-Bima. "Menurut kabar dari orang
tua, hijrah ke Dompu sekitar tahun 60-an," katanya mengawali ceritanya
Mulanya
warga pindahan dari Donggo tersebut tinggal di Lamedu (sekarang So Lamedu
terletak di sebelah selatan wilayah Desa Mangge Na'e). Setelah itu berpindah
tempat di sebelah barat sungai. Konon tempat kedua tersebut akhirnya diberi
nama Mudu yang berarti kebakaran. Karena saat itu terjadi bencana kebakaran
yang mengakibatkan rumah-rumah warga terbakar semuanya. "Akhirnya
masyarakat berpindah tempat lagi di sebelah timur sungai sampai sekarang,"
tuturnya.
Terkait
penamaan Mangge Na'e itu, Ikraman mengemukakan ada 2 (dua) versi. "Di
dekat sungai itu ada seorang kakek tinggal dan dia memiliki kandang kerbau di
bawah pohon asam yang sangat besar. Untuk memudahkan diingat akhirnya diberi
nama Mangge Na'e," kisahnya. Sedangkan versi kedua, Ikraman menyebutkan
karena tempat asal warga adalah dari Mangge Na'e di Donggo Bima. "Karena
berasal dari Mangge Na'e Donggo sehingga di sini diberi nama Mangge Na'e pula,"
jelasnya mengakhiri. (AMIN - TIM LENSA
POST NTB)