Dompu,
Lensa Post NTB - Taman
Nasional Tambora telah berstatus sebagai Geopark Nasional. Kini, sedang
diusulkan untuk menjadi kawasan Geopark Dunia. Bahkan bersama dengan Teluk
Saleh dan Pulau Moyo atau yang dikenal dengan segitiga eksotis SAMOTA sedang
dalam tahap pengusulan menjadi Cagar Bisfer Dunia. Demikian keterangan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) TNGT, Deny Rahadi, S. Hut, M. Si
kepada media ini beberapa waktu lalu.
Dijelaskan
Deny perubahan status bagi taman nasional memberikan dampak yang besar terhadap
laju kunjungan wisatawan. Demikian juga yang akan terjadi pada Taman Nasional
Tambora bila telah berubah status menjadi Geopark Dunia apalagi menjadi Cagar
Biosfer Dunia. Wisatawan dari mancanegara tidak akan ragu lagi untuk
berpetualang melakukan pendakian di gunung yang pernah meletus dengan dahsyat
pada tahun 1815 itu. Guna menghadapi perubahan status itu, kini pihak TNT
tengah melakukan berbagai penataan di jalur-jalur pendakian. Areal-areal
campingground di pos-pos pendakian disiapkan sebagai tempat istrahat melepaskan
lelah bagi para pendaki. "Kami saat ini sedang melakukan penataan
untuk pengembangan paket wisata," ungkap Deny.
Selanjutnya
Deny menerangkan paket wisata dimaksud adalah para wisatawan selain melakukan
pendakian ke puncak Tambora juga selanjutnya dapat menikmati wisata alam di
sekitar lingkar Tambora seperti di Pantai Hodo, di Sarae Nduha, di pemandian
air tawar Oi Pada di desa Kawinda To'i maupun mata air Tampuro. "Bukan
hanya ke Tambora, tetapi wisatawan juga dapat bermandi-mandi di Hodo, Oi Pada,
Oi Tampuro atau mengunjungi situs makam Kesultanan Sanggar dan Pekat,"
tuturnya. Deny menerangkan dalam hal pengembangan paket wisata ini, membutuhkan
intervensi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima di wilayah
masing-masing di luar kawasan TNGT. "Seperti penataan Hodo dan Sarae Nduha
butuh sentuhan dari Pemda Dompu dan penataan wisata Oi Pada dan Oi Tampuro
harus dilakukan oleh Pemda Kabupaten Bima dan juga penataan areal-areal parkir
dan perbaikan jalur transportasi yang masih rusak yang menuju Kawinda
To'i," jelasnya.
Dilanjutkan
Deny, bila saatnya kawasan Tambora meningkat statusnya menjadi geopark dunia
dan SAMOTA menjadi Biosfer Dunia, maka laju kunjungan wisatawan mancanega
diyakini bakal mengalami peningkatan yang sangat signifikan seperti halnya di
Pulau Komodo NTT dan Wakatobi di Sulawesi Tenggara yang telah lama berstatus
sebagai Cagar Biosfer Dunia. "Pengembangan paket wisata itu yang
harus dilakukan penataan segera," imbuhnya. Dikatakannya kunjungan
wisatawan mancanegara dapat memberikan multiplier efect berupa nilai tambah
bagi peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. "Harapan kita
semua adalah laju kujungan wisatawan asing meningkat karena mereka belanjanya
dollar. Karena itu, bargaining position (posisi tawar) nya harus ditingkatkan
supaya menjadi kawasan wisata pendakian kelas dunia bertaraf
internasional," tutupnya. (LP.NTB/
EMO)