Mataram, Lensa Post NTB - Debat terakhir calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang digelar KPU NTB di Hotel Lombok Raya, jumat kemarin (22/6/2018) terlihat 4 pasangan calon memiliki kemampuan penuh dan kaya akan Ide dan Gagasan. Tidak seperti debat sebelumnya, kali ini terlihat adem ayem, tidak disertai tensi
tinggi, mereka lebih kaya ide dan gagasan. Debat tersebut diyakini akan kian memantapkan
pilihan warga Bumi Gora di tengah hasil sejumlah survey yang menyebutkan
tingginya jumlah warga yang belum menentukan pilihan. “Malam ini diyakini akan menentukan sebagian besar pemilih. Menentukan
kemantapan niat, ketetapan hati,” kata Ketua KPU NTB L Aksar Ansori yang
menyampaikan sambutan sebelum debat disiarkan langsung oleh salah satu televisi
nasional. Seperti debat edisi perdana, debat diramaikan oleh para pendukung empat
kandidat Pilgub NTB. Debat pamungkas tersebut digelar sehari sebelum dimulainya
tiga hari masa tenang, kemudian disusul hari pencoblosan. Pantauan langsung di lokasi debat, tampak jelas empat pasangan calon
mempersiapkan diri dengan jauh lebih baik. Tak seperti debat pertama yang
dicibir minim ide dan gagasan, tak menarik, bahkan cenderung debat kusir, debat
kedua disebut jauh lebih semarak. Masing-masing calon terus mempromosikan dirinya. Serangan terhadap lawan juga
dilakukan dengan elegan. Pemaparan data, adu gagasan, penjabaran visi dan misi
juga jauh lebih banyak tersaji.
Pasangan HM Suhaili FT-H Muhammad Amin, pasangan nomor satu memulai dengan
menjawab pertanyaan terkait heterogenitas dan keharmonisan masyarakat NTB. Itu
diklaimnya sudah dipikirkan matang. Terbukti dengan moto bersatu ikhtiar menuju
NTB sejahtera yang mereka gelorakan. “Bersatu artinya memahami perbedaan, bahu-membahu bersama membangun,” tegas
Suhaili, sang calon gubernur. Sedangkan paket TGH Ahyar Abduh-Mori Hanafi yang kebagian pertanyaan pembuka
terkait sektor pertanian mengaitkan hal itu dengan aneka masalah yang ada di
NTB kini. Ia menegaskan ragam masalah yang ada dapat diatasi dengan solusi inti
menyejahterakan petani. Kemiskinan, kesenjangan, kesehatan dan sebagainya dapat
diatasi jika petani yang merupakan salah satu pekerjaan terbanyak di daerah ini
dapat disejahterakan. “Bicara isu pembangunan, solusinya sejahterakan petani,” tegas Ahyar Abduh yang
merupakan kandidat nomor urut dua.
Paket calon nomor urut tiga H Zulkieflimansyah-Hj Sitti Rohmi Djalilah juga tampil prima. Terkait pembangunan infrastruktur, ditegaskan paket tersebut dua pulau utama penyokong NTB harus berimbang pembangunannya. Tidak itu saja, pembangunan infrastruktur non fisik juga harus ditingkatkan. Itu berkaitan dengan pembangunan SDM yang dijanjikannya akan digenjot pemerintah. “Fisik bagus, non fisik harus juga bagus,” tegas H. Zulkieflimansyah. Sementara itu paket H Ali BD-HL Gede Sakti dalam segmen awal mengaitkan pertanyaan mengenai tol laut dengan apa yang sudah dilakukannya. HM Ali BD menegaskan ia sudah memulai dengan membangun pelabuhan di Labuhan Haji dengan biaya APBD. Sementara provinsi tak berbuat apa-apa, Ali mengklaim diri selangkah di depan. “Saya akan lakukan kebijakan luar biasa,” katanya mengacu dua pelabuhan potensial yang akan digarapnya jika terpilih yakni Labuhan Haji dan Labuhan Lalar di Sumbawa.
Tak hanya maksimal mengekspose kelebihan. Serangan juga terjadi dengan sangat
cantik. Zul adalah yang pertama membuka serangan.Ia menyindir kepemimpinan
Suhaili langsung pada segmen awal terkait Bendungan Mujur yang hingga kini tak
kunjung tuntas. Padahal jika itu bisa rampung, sektor pertanian akan
terdongkrak maksimal, karena lahan yang selama ini kesulitan air irigasi tak
lagi mengalaminya. Begitu juga masalah air bersih. Ahyar tak mau ketinggalan menyisipkan serangan secara cantik dari pertanyaan
yang didapatkan. Ketika mendapat soal mengenai anak terlantar, ia memulai
dengan menunjukkan penguasaan data. Wali Kota Mataram dua periode ini kemudian
menohok pemerintah provinsi yang baru bisa membantu mengurus 2.600 anak
terlantar dari jumlah total mencapai 99.000 anak. Sindiran itu langsung menohok pada H Muhammad Amin, pendamping Suhaili yang
kini menjabat wakil gubernur. Termasuk juga pada Zul-Rohmi yang selama ini
terus menyanjung capaian gubernur HM Zainul Majdi. “Kami akan komit, beri pelatihan skil, dan beri bantuan pada semua lembaga dan
yayasan yang mengurusi ini,” tegas Ahyar.
Sementara itu Suhaili yang pada sesi debat pertama dulu tampil kalem kini juga
melakukan sejumlah serangan. Salah satunya pada kepemimpinan Ali di Lombok
Timur. Suhaili mengkritisi pelabuhan yang dibangun Ali namun tak mendapat
dukungan pemerintah provinsi dan pusat. Termasuk juga persoalan Sekaroh yang berlarut-larut. Mengaitkannya dengan tema
sinergi pembangunan pusat dan daerah, Suhaili tampak menohok Ali dengan
serangannya. Bahkan tak hanya saat mendapat kesempatan bertanya pada pasangan
calon nomor empat. Serangan juga dilontarkan via calon nomor tiga. “Di Lotim ada bangun pelabuhan,
puluhan tahun tak usai karena beda regulasi daerah dan pusat, bagaimana menurut
bapak,” tanya Suhaili pada Zul untuk menyerang Ali. Sementara Ali juga tak kalah garang melemparkan pertanyaan. Kepada Suhaili,
lagi-lagi pertanyaan terkait utang dilontarkan. Seolah tak puas, pertanyaan
yang sebenarnya sudah dilontarkan pada debat edisi perdana 12 Mei lalu. Lombok
Tengah yang membangun berdasar gelontoran utang dijadikan soal lagi. “Kalau Lotim saya haramkan membangun dengan utang, negara-negara yang banyak
utang itu akhirnya bangkrut,” sindir Ali BD seraya berharap hal itu tak terjadi
di NTB, jika Suhaili ditakdirkan memimpin NTB.
Selain serangan, hal menarik lainnya dalam debat semalam adalah sejumlah ide kreatif yang muncul dari para calon. Ahyar-Mori misalnya, melontarkan ide adendum kontrak kerja sama pengelolaan aset-aset daerah yang selama ini merugikan karena pemasukan yang sangat kecil untuk pendapatan asli daerah. Dia memberi contoh bagaimana aset puluhan hektare milik provinsi, namun kontribusinya terhadap PAD hanya Rp 22 juta setahun. Sementara Zul-Rohmi melontarkan ide pemerintah provinsi mendapat manfaat dalam aksi korporasi perusahaan tambang di NTB yang akan melantai di bursa saham alias go public. Dalam hal ini terkait rencana dengan tambang emas yang akan dijual. Manfaat yang bisa didapat daerah bisa dimanfaatkan untuk peningkatan SDM, semisal mengirim pelajar ke luar negeri. Atau dimanfaatkan untuk menggaji tenaga honorer, tenaga kesehatan dan lainnya. “Sehingga tidak ada alasan ada tenaga honorer digaji Rp 200 ribu tiap bulan,” kata Zulkieflimansyah.
Selain serangan, hal menarik lainnya dalam debat semalam adalah sejumlah ide kreatif yang muncul dari para calon. Ahyar-Mori misalnya, melontarkan ide adendum kontrak kerja sama pengelolaan aset-aset daerah yang selama ini merugikan karena pemasukan yang sangat kecil untuk pendapatan asli daerah. Dia memberi contoh bagaimana aset puluhan hektare milik provinsi, namun kontribusinya terhadap PAD hanya Rp 22 juta setahun. Sementara Zul-Rohmi melontarkan ide pemerintah provinsi mendapat manfaat dalam aksi korporasi perusahaan tambang di NTB yang akan melantai di bursa saham alias go public. Dalam hal ini terkait rencana dengan tambang emas yang akan dijual. Manfaat yang bisa didapat daerah bisa dimanfaatkan untuk peningkatan SDM, semisal mengirim pelajar ke luar negeri. Atau dimanfaatkan untuk menggaji tenaga honorer, tenaga kesehatan dan lainnya. “Sehingga tidak ada alasan ada tenaga honorer digaji Rp 200 ribu tiap bulan,” kata Zulkieflimansyah.
Tak kalah brilian, Ali-Sakti melontarkan gagasan sinergitas pemerintah provinsi
dan kabupaten. Jika terpilih, ia berjanji tak ada tumpang tindih kebijakan,
karena semua program provinsi akan dikonsultasikan dengan kabupaten/kota.
Begitu juga sebaliknya. Suhaili-Amin menjanjikan swasembada bawang 2022. Potensi
hortikultura yang besar dikatakan sangat mungkin membuat NTB swasembada. “2018 ini belum bisa. Tapi 2022 kami buat swasembada bawang merah dan bawang
putih,” ucapnya menebar janji. Sebagai penutup, pasangan nomor satu menegaskan, lima hari lagi pemimpin NTB
akan diketahui dan akan diterima dengan lapang dada. Sementara pasangan nomor
tiga menutup dengan lontaran pujian atas capaian gubernur saat ini. Sekaligus
juga menegaskan diri sebagai pihak yang paling siap melanjutkan menuju NTB
gemilang. Sementara paket nomor empat meminta seluruh masyarakat NTB bersatu padu
mendukungnya. Lain lagi dengan paket nomor dua yang semua bergantung pada
rakyat NTB. Setelah debat usai,
para kandidat pun saling bersalaman dan saling menyapa. Beberapa saat pun saat
jeda, sejumlah kandidat saling menyapa satu sama lain. Mereka terlihat akrab,
tidak terlihat seperti mereka yang sedang berkompetisi. (LP.NTB/BAYU MATARAM)