UKW, Antara Tenang dan Tegang

Kategori Berita

.

UKW, Antara Tenang dan Tegang

Koran lensa pos
Senin, 22 Januari 2024
Keseriusan para peserta mengerjakan modul (materi) dalam kegiatan UKW yang digelar PWI NTB bekerja sama dengan Bank Mandiri dan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk di Hotel Prime Park Lombok, 18 - 19 Januari 2024


Tiada hari tanpa menulis. Begitulah saban waktu dilakoni jurnalis. Bahan yang ditulis seolah-olah tidak pernah habis, seiring dengan kehidupan manusia yang selalu dinamis.

Namun demikian untuk menjadi wartawan yang berkompeten tidaklah mudah. Seorang jurnalis harus menjalani UKW alias Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar oleh lembaga uji bersertifikat dari Dewan Pers.

Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 18 dan 19 Januari 2024, PWI NTB yang disponsori oleh BUMN (PT. Semen Indonesia dan Bank Mandiri) telah menyelenggarakan UKW perdana di awal tahun ini. UKW tersebut merupakan yang ke 780 dari seluruh UKW PWI secara nasional terhitung sejak pertama kali dilaksanakan.

Sebanyak 46 peserta mengikuti UKW tersebut. Terdiri dari 35 peserta jenjang muda, 5 peserta jenjang madya dan 4 peserta jenjang utama.

Bagi peserta jenjang madya dan utama, mengikuti UKW ini terlihat biasa-biasa saja. Karena sudah berpengalaman mengikuti UKW jenjang di bawahnya beberapa tahun sebelumnya. Namun berbeda halnya dengan peserta jenjang muda. Mengikuti UKW ini membuat jantung deg-degan. Antara tenang dan tegang. Atau berusaha tenang di balik tegang.

Kendati di antara peserta itu ada yang sudah menjadi jurnalis kawakan bahkan ada yang menyebutnya karatan, namun mengikuti UKW ini membuat pikiran tegang. Bahkan ada yang mengaku tidak bisa tidur. Takut tidak lolos (tidak kompeten).

Apalagi dua hari sebelum itu, panitia men-share di grup WA hasil UKW di Palangkaraya Kalimantan Tengah. Dari 24 peserta, terdapat 5 orang yang dinyatakan belum kompeten. Fakta itu menunjukkan bahwa proses UKW benar-benar selektif dan objektif untuk mencetak jurnalis berkompeten. Untuk meraih predikat kompeten bukan perkara mudah dan tidak bisa dianggap sepele.

Rupanya ketegangan yang berusaha ditutup-tutupi dengan sikap ketenangan dari peserta dapat dibaca oleh Ketua Bidang Multimedia dan Teknologi Informasi PWI Pusat, Eko Ardianto. Pada acara pembukaan, Eko mengingatkan peserta untuk bersikap santai dan tenang.

"Tidak usah terlalu tegang. Santai saja," kata Eko.

Menurutnya materi uji kompetensi hanya seputar kerja jurnalistik yang biasa dilakoni setiap saat. Artinya wartawan seeungguhnya akan mampu melewati 10 modul (materi) yang diujikan dengan baik.

Koordinator UKW, Ainur Rohim menginformasikan bahwa bagi peserta harus menyelesaikan 10 modul, mulai dari 1.1 sampai 1.10.
Nilai paling rendah untuk setiap modul adalah 70. Apabila mendapat nilai 65 untuk satu modul saja, maka dinyatakan belum kompeten meski pada modul-modul lainnya mendapatkan nilai 80 bahkan 90.

Modul-modul itu antara lain teknik wawancara, jumpa pers, door stop, menulis berita, menyunting berita, membangun jejaring, UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik, rencana liputan, dan menyusun rubrikasi. 

Saat uji kompetensi pun tiba. Panitia mengumumkan nama-nama peserta dalam setiap kelas berikut pengujinya. Setelah menduduki tempat yang disiapkan untuk masing-masing kelas, penguji membagikan modul satu per satu untuk diselesaikan. Sebelum mengerjakan isi modul, penguji memberikan gambaran singkat mengenai tata cara pengerjaan soal untuk setiap modul yang dibagikan. 

Waktu yang dibatasi hanya sekitar 15 atau 20 menit per modul, membuat peserta harus mengerjakannya sesegera mungkin. Peserta betul-betul harus konsentrasi penuh agar bisa mengerjakan soal-soal secara cepat dan tepat. Hasil pengerjaan tiap modul kemudian diserahkan kepada sejumlah mahasiswi bagian komputer untuk mem-print-nya. Usai itu baru disetorkan kepada penguji yang digandengkan dengan lembaran modul untuk diperiksa.

Khusus materi membangun jejaring, peserta diminta untuk menyetorkan 20 nomor kontak pejabat/tokoh. Penguji menunjuk beberapa nomor untuk dihubungi oleh peserta. Hal itu dilakukan penguji untuk memastikan bahwa peserta dikenal dengan baik oleh pejabat/tokoh dimaksud dan sudah sering berkomunikasi untuk konfirmasi berita.

Walhasil UKW selama 2 hari itu, terdapat 43 peserta dinyatakan kompeten dan 3 lainnya belum kompeten. (emo).