Dandim 1614/Dompu, Letkol Kav Riyan Oktiya Virajati, S.T., M.M, Kapolres diwakili Kanit Intelkam Aipda Harmono dan Kadis LH Jufri, S.T., M. Si mengikuti video conference bersama Aster Kasad Mayjen TNI Joko Hadi Susilo terkait pemanasan global yang terjadi saat ini, Senin (22/1/2024)
Dompu, koranlensapos.com - Bertempat di ruang di Aula Makodim 1614/Dompu, Senin (22/1/2024) berlangsung komunikasi sosial dengan aparat Pemerintah Daerah.
Kegiatan itu berupa video conference bersama Aster Kasad Mayjen TNI Joko Hadi Susilo S.I.P "dengan tema "TNI AD bersama Rakyat Siap Hadapi Dampak Perubahan Iklim Global" dipimpin oleh Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Harfendi S.I.P, M.Sc.
Hadir dalam kegiatan itu
Dandim 1614 /Dompu Letkol Kav Riyan Oktiya Virajati S.T.,M.M, Pasiter Kapten Inf M.Yamin, Kadis Lingkungan Hidup Jufri S.T.,M.Si, Kapolres Dompu diwakili Kanit Intelkam Aipda Harmono.
Aster Kasad Mayjen TNI Joko Hadi Susilo S.I.P mengemukakan sinergi antara TNI AD, pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dalam situasi dan kondisi saat ini. Bukan hanya dalam mengawal ketertiban dan keamanan negara tetapi juga mengatasi perubahan iklim global.
"Kita harus bekerja sama dalam mengatasi perubahan iklim global yang melanda wilayah Negara Indonesia," ucapnya.
Dikemukakan Aster Kasad,
semua kompenen bangsa harus berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan yang ada, baik swasembada pangan, kesehatan maupun keamanan negara.
Kegiatan ini dilatarbelakangi persoalan yang kini pemanasan global menjadi isu utama di dunia. Hal ini merupakan
tantangan yang harus dihadapi. Salah satu dampak yaitu terjadinya kenaikan suhu di
bumi, yang mengakibatkan hilangnya keseimbangan dalam siklus bumi. Kenaikan
suhu permukaan per tahun diperkirakan berkisar 2-3 °C. Hal itu mengakibatkan terjadi pencairan es di hampir
seluruh wilayah Greenland dan Antartika Barat. Wilayah tersebut memiliki lapisan es terbesar sedunia sehingga kenaikan permukaan air laut mencapai 3,2 mm/tahun serta perubahan musim yang tidak dapat diprediksi (Sumber :
Laporan Riset Climate Change 2023, IPCC).
Perubahan iklim berdampak pada terjadinya bencana alam dimana-mana mulai dari badai topan, badai siklon tropis, banjir, endemic, kekeringan, el nino,
kelaparan, tsunami dan berbagai bencana lainnya yang mengakibatkan hilangnya
fungsi ekosistem yang berdampak pada terjadinya bencana ekologis.
Bencana terjadi akibat adanya faktor-faktor ancaman (hazard) berupa fenomena alam akibat
pemanasan global dan adanya kerentanan (vulnerability) di dalam suatu masyarakat
dalam menerima risiko bencana.
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Tenggara,
memiliki keragaman alam yang luar biasa. Namun, perubahan iklim global telah
menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti kenaikan suhu udara, perubahan pola
curah hujan, peningkatan intensitas bencana alam, dan naiknya permukaan air laut.
Semua ini berpotensi menyebabkan kerugian besar terhadap ekosistem, keberlanjutan
sumber daya alam, dan kesejahteraan masyarakat. Gangguan ini dapat mengancam keberlanjutan kehidupan satwa liar dan tumbuhan endemik.
Pola hujan yang tidak
teratur dan cuaca ekstrem dapat menghambat produksi pertanian, mengakibatkan
gagal panen, penurunan produktivitas, dan kenaikan harga pangan. Selain itu,
perubahan iklim juga mempengaruhi ketersediaan air bersih untuk konsumsi dan
kebutuhan industri.
Untuk itu, TNI Angkatan Darat (TNI AD) bersama Kementerian dan lembaga memiliki
peran yang sangat penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. TNI
AD tidak hanya bertugas untuk menjaga keamanan negara dari ancaman militer, tetapi
juga memiliki tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam upaya perlindungan
lingkungan dan keberlanjutan, dengan keberadaan TNI AD dan komponen bangsa
bersinergi menjaga keamanan nasional serta pemeliharaan lingkungan. (emo).