Dompu, koranlensapos.com - Dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 77 tahun 2022, berbagai kegiatan positif digelar di Kabupaten Dompu NTB. Mulai tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
Selama beberapa hari lalu telah diselenggarakan Lomba Gerak Jalan Indah bagi para pelajar SD, SMP dan SMA sederajat mulai dari seleksi di tingkat kecamatan dan terakhir di tingkat kabupaten.
Pada Senin, 15 Agustus 2022) kemarin, Pemkab Dompu melalui Dinas Dikpora kembali menggelar Lomba Gerak Jalan Tepat Waktu 5 Kilometer khusus bagi ibu - ibu. Peserta membludhak hingga mencapai lebih dari 500 regu.
"Jumlah peserta 540 regu dikalikan 11 orang per regu," ungkap Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Dompu, Drs. H. Rifaid, M. Pd yang ditemui media ini di garis start depan kantornya, Senin (15/8/2022) pukul 08.30 Wita.
Antusiasme emak - emak yang menjadi peserta gerak jalan tepat waktu 5 km dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 77 di Kabupaten Dompu ini patut diacungi jempol. Latihan setiap hari tiada kenal lelah baik pagi, siang, sore bahkan malam hari agar bisa tampil maksimal dalam event tersebut. Belum lagi kostum mulai dari atas sampai bawah dipersiapkan matang - matang jauh - jauh hari dengan tujuan agar bisa berpartisipasi di dalam menyambut dan memeriahkan hari paling bersejarah bagi rakyat Indonesia itu.
SEMANGAT 45, itulah kalimat yang kerap digaungkan untuk menggambarkan antusiasme kaum ibu di daerah bermotto Nggahi Rawi Pahu itu. Bagi mereka juara bukan yang utama asalkan bisa berpartisipasi dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 77 tahun 2022 ini.
Pembatasan kegiatan perayaan selama 2 tahun dilanda Pandemi Covid -19 juga boleh jadi menjadi penambah hasrat mereka di dalam merayakan HUT RI ke 77 ini karena sudah tidak ada pembatasan lagi meski masih ada imbauan untuk menjalankan protokol kesehatan.
Tentu saja berbagai aktivitas rumah tangga baik melayani suami, mengurusi anak - anak sampai urusan dapur serta mencuci dan menyetrika pakaian dan seabreg pekerjaan lainnya rela ditinggalkan beberapa hari oleh para ibu ini agar bisa melaksanakan kegiatan gerak jalan itu. Panas terik matahari tidak melunturkan semangat mereka. Apalagi alunan irama musik dangdut hingar bingar dari kendaraan pengiring menambah kesemangatan para peserta gerak jalan.
Yang tidak kalah penting juga adalah support dari masyarakat umum yang menyaksikan langsung di pinggir - pinggir jalan mulai dari Kecamatan Dompu hingga Kecamatan Woja.
Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah. Dalam sebuah kegiatan pasti ada kekurangan yang perlu dievaluasi. Sejumlah kalangan menyoroti keterlibatan kaum waria dalam kegiatan ini. Pasalnya mereka berjenis kelamin pria, namun ikut serta dalam perlombaan yang melibatkan kaum wanita. Apalagi dengan berpakaian seronok bahkan terlihat anggota badan seperti bagian perut dan memakai rok mini. Hal itu dinilai tidak beretika, melanggar aturan agama dan norma kesusilaan karena tidak layak untuk dipertontonkan di hadapan umum.
Kritikan juga terkait dengan tidak terdengarnya Lagu - Lagu Perjuangan dalam momen tersebut. Lagu - Lagu Perjuangan seperti Indonesia Raya, Hari Merdeka, Sorak - Sorak Bergembira, Halo-Halo Bandung, Garuda Pancasila, Berkibarlah Benderaku dan lainnya dinilai lebih tepat karena dalam momen perayaan HUT Kemerdekaan RI untuk menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme. (emo).