Cara Pembuatan Silase Untuk Pakan Ternak

Kategori Berita

.

Cara Pembuatan Silase Untuk Pakan Ternak

Koran lensa pos
Kamis, 09 Juli 2020

Dompu, Lensa Pos NTB - Permasalahan utama dari penyediaan pakan ternak ruminansia adalah tidak terpenuhinya jumlah dan kecukupan nilai nutrisi yang disebabkan antara lain
ketersediaaan pakan yang tidak terus menerus (kontinyu) sepanjang tahun. Pada musim penghujan
produksi pakan terutama hijauan sangat melimpah
dan terjadi kekurangan pada musim kemarau.
Apalagi di Kabupaten Dompu produktivitas jagung melimpah, dengan sendirinya limbah jagung juga melimpah yang dapat pula dijadikan sebagai campuran dalam pembuatan pakan ternak yang dapat disimpan dalam waktu beberapa bulan.

Ashfaraini, S. Pt dari LSM Gapuramas saat menjadi narasumber dalam acara Pelatihan Pembuatan Konsentrat, Molase dan Silase di Kawasan Agropolitan Jago Kala (Manggelewa dan Kilo) Kabupaten Dompu menjelaskan pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut adalah dengan teknologi pengawetan bahan pakan. Teknologi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : cara kering,
yaitu pembuatan hijauan kering dan jerami kering dan cara basah, yakni melakukan fermentasi hijauan segar (silase). 
Silase adalah pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan dalam kantong plastik yang kedap udara atau silo dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara (anaerob), selama tiga
minggu (21 hari).

"Syarat hijauan yang dibuat silase adalah segala jenis tumbuhan atau hijauan serta bijian yang disukai oleh ternak, terutama yang mengandung banyak karbohidrat dengan kadar air 40%," jelasnya.

Dijelaskannya pembuatan silase bertujuan sebagai cadangan dan persiapan pakan pada musim
kemarau panjang; untuk menampung kelebihan produksi pakan pada musim hujan;
Memanfaatkan pakan pada saat kondisi dengan nilaii
nutrisi terbaik; dan Memberdayakan sisa pakan dari limbah pertanian atau
hasil agro industri pertanian seperti dedak, ampas tahu, maupun
tumpi jagung.

Pembuatan silase memiliki kelebihan yaitu:
Hijauan tidak mudah rusak oleh hujan pada waktu dipanen; Tidak banyak daun yang terbuang; Silase lebih mudah dicerna dibandingkan hay dan amoniasi; dan Karoten dalam hijauan lebih terjaga dibanding hay
dan amoniasi.
Sedangkan kelemahan pembuatan silase adalah perlunya ongkos panen, perlunya mengisi silo dan
biaya pembuatan silo sebagai tempat penyimpanan.


Bahan untuk pembuatan silase adalah hijauan atau rumput, Tetes tebu/molasses ( 1 %), Dedak halus (3%), EM4 (0,04%)
Sedangkan alat yang digunakan yaitu
Kantung plastic, Chopper atau sabit, Sekop, dan Ember

Adapun proses Pembuatannya sebagai berikut :
Hijauan atau rumput dilayukan/dikeringkan dengan
kadar air 60-70%, dipotong-potong (5-10) cm,
Tambahkan karbohidrat sebagai substrat bakteri
(misal tetes tebu/molases, tepung jagung, dedak halus,
EM4, kurang lebih 3%% dicampur rata,
Selanjutnya bahan yang sudah dicampur rata tersbut dimasukkan
kedalam silo/kantong plastik (tempat penyimpanan),
dipadatkan dan ditutup rapat dan setelah 3 minggu, silo dapat dibuka dan siap diberikan kepada ternak.
Apabila silo baik dan benar dalam pembuatannya maka dapat bertahan 2-3 tahun selama tetap berada dalam keadaan kedap udara.
Silo adalah sebuah wadah yang bisa ditutup dan kedap udara, artinya udara tidak bisa masuk
maupun keluar dari dan ke dalam wadah tersebut.
Wadah tersebut juga harus kedap rembesan cairan.
Jika ingin membuat dalam jumlah yang banyak, maka cara yang termurah adalah dengan
menggali tanah. Ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian menggunakan kantong plastik sehingga penutupannya bisa dilakukan agak rapat.

Dijelaskannya silase dengan kualitas yang baik akan menampilkan ciri-ciri khasnya yaitu 
Baunya agak wangi,
Rasanya manis dan sedikit asam,
Warnanya hijau kekuning-kuningan,
tidak berjamur, Waktu dibuka suhu tidak panas (kurang 30°C),
Bila dipegang kering dan teksturnya lembut, Tidak menggumpal,
pH berkisar antara 4 - 4,5 dan
Nilai nutrisi yang ada dalam silase meningkat.

Cara Pemberian Pada Ternak
Pemberian silase pada ternak harus dilakukan dengan
memperhatikan respon ternak. Silase mempunyai aroma dan rasa
yang khas, maka tidak semua ternak langsung mempunyai respon yang baik. Pengambilan silase harus dilakukan secara hati-hati, silo harus cepat -cepat ditutup agar udara tidak masuk. Silase paling baik
disimpan dalam silo yang berukuran sesuai dengan kebutuhan, sekali ambil isi silo habis. Misalnya setiap hari dibutuhkan 100 kg silase, maka kapasitas silo juga 100 kg.
2. Sebelum diberikan pada ternak silase diangin-anginkan terlebih
dahulu, Jangan diberikan langsung pada ternak.
Untuk ternak yang belum terbiasa makan silase, pemberian
dilakukan sedikit-sedikit dicampur dengan hijauan segar yang
dikurangi secara bertahap. Jika sudah terbiasa silase dapat
diberikan sesuai dengan kebutuhan ternak setiap hari.

Ashfaraini mengemukakan Molase atau yang biasa disebut dengan tetes tebu merupakan produk hasil pengolahan gula tebu dan
asamorganik. Bentuk dari molase berupa cairan kental
dengan warna gelap dan mengandung sukrosa
• Pada industri perikanan dan peternakan digunakan
sebagai campuran pakanyang dapat membuat pakan
menjadi lebih lunak dan mudah dicerna
Sedangkan pada industi pertanian, molase dapat
digunakan sebagai bahan pembantu proses
fermentasi dalam pembuatan pupuk kompos
Molase dapat dibeli ditoko-toko pertanian dan peternakan dengan mudah, namun untuk menekan
biaya operasional dapat dibuat sendiri dengan cara
sederhana yaitu dengan merebus 1 kg gula merah atau gula pasir di dalam 1 (satu) liter air. 
Cara pembuatannya didihkan air
lalu asukan gula putih/merah ke dalam air yang sudah
mendidik lalu diaduk hingga tercampur rata dan kental. Kemudian diangkat dan dinginkan.
Molase buatan ini dapat digunakan untuk membuat silase dengan jumlah hijauan 100 kg. (AMIN).