Rudi Purtomo saat memperlihatkan wadah sampah dari gorong-gorong buatannya |
Dompu, Lensa Pos NTB - Rudi Purtomo, nama tokoh energik yang tak asing lagi di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini. Bahkan berkat inovasi dan kreativitasnya dalam pembuatan closet dan bersama stakeholder terkait mendorong masyarakat agar tidak membuang air besar sembarangan telah mengantarkannya menjadi pembicara di tingkat nasional sebagai Ketua Forum Pengusaha Sanitas (For-PaS) Kabupaten Dompu. Bahkan baru-baru ini mendapatkan undangan khusus untuk menjadi pembicara di salah satu kabupaten di Provinsi NTT. Apalagi kalau bukan untuk urusan tai, closet dan segala tetek-bengek yang berkaitan dengan itu.
Closet dan gorong-gorong buatannya memang laku keras di pasaran lokal dan daerah tetangga di Pulau Sumbawa bahkan sampai ke Kabupaten Lembata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena harganya murah dan kualitas sudah teruji.
TAI is Money, itulah kalimat yang sering ia sebutkan. Sebuah istilah yang ia buat sendiri. Kalimat tersebut bukanlah sekedar hiasan bibir atau pepesan kosong. Tetapi baginya kalimat tersebut benar nyata adanya. TAI atau kotoran manusia memberikan berkah baginya. TAI mendatangkan fulus baginya melalui program paket penyediaan closet plus gorong-gorong hingga pemasangan ke rumah-rumah warga.
"Saya menyediakan semua yang dibutuhkan untuk jamban keluarga hingga pemasangannya," tuturnya.
Ia mengemukakan pemasangan closet tidak boleh asal-asalan tetapi membutuhkan skill khusus agar tidak mudah mampet dan lama pemakaiannya. Untuk itu karyawannya telah mendapatkan pelatihan khusus tentang pemasangan closet secara benar.
"Anak buah saya sangat terampil melakukannya karena mereka sudah mendapatkan pelatihan khusus di Mataram bahkan ke Jakarta," ujarnya.
Untuk memudahkan masyarakat tidak mampu, Mas Pur juga memberi pelayanan kredit jamban yang biayanya bisa diangsur.
Saat ditemui media ini di kediamannya di Desa Lepadi Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu (tepat di depan Lapangan Pacuan Kuda Lembakara Lepadi), di bagian belakang rumah terlihat beberapa karyawan sedang melakukan pembuatan batako, dan penutup gorong-gorong.
Sedangkan di sebelah timur jalan raya di bawah naungan pohon-pohon trembesi ada juga 2 orang karyawan lainnya sedang sibuk membuat gorong-gorong.
Menurutnya meskipun hari libur, karyawan tetap bekerja untuk memenuhi permintaan pasar.
"Kemarin bahkan ada dari Sila (Kabupaten Bima) datang mengambil sendiri gorong-gorong di sini," ujarnya.
Mas Pur mengatakan pembuatan closet tidak di lokasi tersebut tetapi di tempat sang ayah di Rabalaju.
"Kalau closet dibuat di tempat Aji (ayah) saya di Rabalaju," katanya.
Ia mengatakan di tahun 2019 ini ia harus menyelesaikan pengerjaan proyek paket jamban melalui alokasi dana APBD Kabupaten Dompu, Dana Desa, Kementerian Kesehatan dan juga program Baznas Kabupaten Dompu.