Beberapa Tekhnik Alternatif Budidaya Ayam Buras

Kategori Berita

.

Beberapa Tekhnik Alternatif Budidaya Ayam Buras

Koran lensa pos
Sabtu, 05 Oktober 2019

Ayam Buras
Ayam buras yang juga dikenal dengan nama ayam kampung telah lama dibudidayakan turun temurun di perdesaan. 
Umumnya bududaya ayam buras secara tradisional dan mempunyai daya adaptasi yang sangat tinggi. Ayam buras mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan iklim yang ada di sekitarnya.
Selama ini tujuan budidaya ayam buras tidak jelas. Ayam buras oleh petani masih dibudidayakan secara sampingan dan hanya diperhitungkan bila petani membutuhkan dana keuangan yang mendesak.
Secara logika dengan cara pola budidaya yang sangat sederhana saja ayam buras betina sudah menghasilkan telur, dapat mengerami telur dan menghasilkan anak ayam buras. Ayam buras jantan akan dijual sebagai ayam pejantan. Artinya tanpa adanya sentuhan teknologi dengan pemeliharaan ayam buras yang dilepas bebas saja sudah dapat menghasilkan nilai rupiah bagi petani ternak ayam buras. 

Selera konsumen beralih menikmati kuliner aneka olahan ayam buras tentunya dapat menjadi peluang bagi petani ternak ayam buras. Tawaran peluang kebutuhan ayam buras tentunya harus diimbangi dengan  pola budidaya ayam buras yang sesuai teknologi anjuran. Artinya petani ternak ayam buras harus mau dan mampu melakukan perubahan pola budidaya ayam buras yang seuai tujuan usahatani ayam buras. Ada beberapa tawaran budidaya ayam buras yang dapat menjadi pilihan alternatif penghasil rupiah.
Pertama, budidaya ayam buras untuk pedaging (ayam buras potong).
Budidaya ayam potong dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu 
(a) budidaya ayam buras dari hasil penetasan telur yang dikenal dengan nama kutuk ayam atau kuri (kutuk sehari) yaitu anak ayam yang baru ditetaskan. Kuri dibesarkan menjadi ayam muda berumur 3 – 4 bulan dengan berat tertentu sesuai permintaan  konsumen yang dijual sebagai ayam potong.
(b) membudidayakan ayam buras hasil afkir seleksi ayam petelur. Hasil seleksi ayam afkir didapatkan dari hasil seleksi ayam buras muda yang tidak memenuhi persyaratan sebagai ayam petelur atau ayam buras sudah tua dan tidak lagi mampu menghasilkan produksi telur. Kedua hasil seleksi ayam buras tersebut dapat dibudidayakan sebagai ayam buras siap potong. 

Kedua, budidaya ayam buras penghasil telur

Kegiatan usahatani ayam buras penghasil telur dapat dipilih dari  ayam buras penghasil telur konsumsi atau peghasil telur tetas.

Masing-masing pengelolaan usahatani ayam buras akan berbeda dalam penerapan tenologinya.
Sebagai penghasil telur konsumsi, tidak diperlukan adanya ayam buras jantan. Pada ayam buras penghasil telur konsumsi dapat dibudidayakan dengan model system kandang batterai atau budidaya umbaran dalam kandang terbatas artinya ayam buras hidup dalam kandang yang tersedia halaman tempat bermain ayam buras dan dilengkapi dengan pagar keliling.

Sedangkan sebagai penghasil telur tetas, persyaratan yang harus dipenuhi adalah tersedianya ayam buras jantan dalam jumlah yang cukup agar dapat menghasilkan telur tetas yang berkualitas. Perbandingan ayam buras yang  dibudidayakan harus 1 : 5 – 9, artinya 1 ekor ayam buras jantan untuk 5-9 ekor ayam buras betina. Teknologi kandang menggunakan kandang umbaran yang terbatas. 

Ketiga, Budidaya pembibitan ayam buras.

Beragam jenis kegiatan pembibitan ayam buras dapat dilakukan sebagai usahatani ayam buras yang dapat menghasilkan rupiah.
Sebagai penghasil ayam buras dara penghasil telur
Kegiatan usahatanui ayam buras yang membudidayakan ayam buras dara disiapkan sebagai calon ayam buras petelur. Ayam buras dara sabagai penghasil telur yang baik mempunyai ciri – ciri khas, bangun dada lebar dan dalam, punggung datar dan lebar, jengger tebal dan besar, kaki agak pendek, pial bulat licin, bersifat lincah penuh gairah. Kemampuan ayam buras menghasilkan telur pertama kali sangat beragam. Umumnya ayam buras dara petelur pertama kali bertelur pada umur kurang lebih 180 hari. Artinya batas waktu penjualan ayam buras dara siap telur pada saat ayam buras berumur 6 ulan.  
Sebagai penghasil anak ayam atau kutuk/kuri
Merupakan kegiatan usahatani ayam buras yang terkait dengan penetasan telur, penetasan ayam buras dapat dilakukan cara alami dan mesin tetas. Penetasan alami menggunakan induk ayam atau itik yang akan mengeram telurnya. Proses penetasan telur alami atau dengan mesin tetas membutuhkan waktu 21 hari. Penetasan secara alami perlu disiapkan sarang pengeraman yang memberikan kenyamanan bagi induk ayam dengan menyiapkan sarang pengeraman beralakan jerami atau rumput kering yang bersih dan lunak, suasana disekitar sarang pengeraman harus tenang dan agak gelap.
Sebagai penghasil induk ayam buras dan ayam buras pejantan
Kegiatan usahatani ayam buras penghasil bibit induk ayam buras dan atau ayam buras pejantan. Ciri-ciri ayam buras induk yang baik tidak cacat, tidak terlalu gemuk, perut lunak bulu halus, pial jatuh dan berwarna merh menyala, gerakannya gesit dn lincah, nafsu makan tinggi, mata cerah dan tajam. Sedangka ayam buras pejantan yang baok mempunyai ciri-ciri berikut: postur tubuh ideal, tidak cacat, dada membusung, pial tegakdanberwarna merah menyala, kaki kokoh dan kuat, gerakan aktif, agresif, sorot mata tajam, bulu tumbuh teratur mengkilap, umur yang ideal sebagai pejantan sebaiknya lebih 28 minggu. 
Sumber:
B. Sarwono Beternak Ayam Buras Penebar Swadaya Cetakan ke VI 1992
Teknologi Budidaya Ayam Buras. Seri Buku Inovasi Nak/10/2008. Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Tekologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2008.(Penulis : Kaharudin / Penyuluh Pertanian BPTP NTB).