Miftahul Arzak, S.Ikom - Direktur MY Institute |
Sumbawa, Lensa Post - Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi NTB yang ke – 60 tahun 2018, Lembaga Penelitian
dan Survei Lokal yang berlokasi di Sumbawa, MY Institute melakukan survei Kinerja Gubernur dan
Wakil Gubernur NTB Periode 2018 - 2023. Survei tersebut bertajuk “Menuju
100 Hari Bang Zul dan Ummi Rohmi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB
Periode 2018 - 2023. Survei ini dilakukan sejak tanggal 20 November – 3 Desember 2018.
Masa kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB
Periode 2018 - 2023 memang masih terhitung singkat sejak dilantik
tanggal 19 September 2018 lalu, namun di akhir Desember 2018 ini, masa
kepemimpinan Dr. Zulkieflimansyah, M.Sc dan Dr. Siti Rohmi Djalilah akan masuk
pada gerbang 100 hari masa kerja. Sejak
beberapa hari pasca dilantiknya Bang Zul dan Ummi Rohmi, mereka melakukan
berbagai gebrakan dan program yang berbeda dari masa pemerintahan
sebelum-sebelumnya. Misalnya mengirim 1000 anak muda NTB untuk melanjutkan
pendidikan ke luar negeri atau kegiatan setiap hari jum’at
yang bertajuk “Jumpa Bang Zul dan Ummi Rohmi”. Belum lagi beberapa bulan sebelum dilantiknya Bang Zul dan Ummi
Rohmi, NTB mendapat musibah Gempa, sehingga mendorong mereka berdua untuk
merumuskan program-program percepatan penanggulangan korban pasca gempa. Dari
sinilah MY Institute menilai bahwa walaupun baru akan berjalan 100 hari masa
kepemimpinannya, namun beberapa program dan gebrakan yang dilakukan perlu
mendapat perhatian khusus bagi masyarakat. Selain itu, Pemerintah Provinsi NTB
sangat perlu untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap berbagai
program-programnya, agar hadir komunikasi dua arah antara pemerintah dengan
masyarakatnya.
Menurut Miftahul Arzak, S.Ikom., MA selaku Direktur MY
Institute, survei bertajuk “Menuju 100 Hari Bang Zul dan Ummi
Rohmi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Periode 2018-2023” ini menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan Margin of
Error 4,4%, dengan tingkat kepercayaan 95%. Dari Margin of Error dan Tingkat
kepercayaan tersebut didapatkan 500 responden yang tersebar di seluruh
Kabupaten se-Nusa Tenggara Barat. Adapun isu-isu yang Fokus Mifta dan Timnya
survei adalah terkait : Efektivitas turun lapangan (blusukan) yang
dilakukan Bang Zul dan Ummi Rohmi sejak sebelum dan pasca dilantiknya sebagai
Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Periode 2018-2023.
Efektivitas ini dapat dilihat dari popularitas atau
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap Bang Zul dan Ummi Rohmi sebagai
Gubernur dan Wakil Gubernur. Selanjutnya, MY Institute melihat penilaian
masyarakat Korban Gempa NTB terhadap berbagai program yang sudah dirumuskan
untuk melakukan perbaikan pasca gempa. Tidak hanya perbaikan bagi yang
mengalami korban jiwa atau rumah saja, namun Mifta dan Timnya juga melihat
bagaimana Pemerintah Provinsi NTB sigap menangani dampak Gempa NTB terhadap
Pariwisata sebagai salah satu nilai jual Provinsi NTB.
Selain ketiga isu tersebut, MY Institute juga melihat
tingkat pengetahuan dan penilaian masyarakat terhadap dua program yang berbeda
dari masa pemerintahan sebelum-sebelumnya, yaitu “Mengirim
1000 Anak Muda NTB untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri” dan “Jumpa Bang Zul dan Ummi Rohmi” setiap hari jum’at. Pada isu yang terakhir,
Lembaga Survei Lokal yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa ini melakukan survei
terkait Kepuasan dan tingkat optimisme masyarakat NTB terhadap masa
pemerintahan Dr. Zulkieflimansyah, M.Sc dan Dr. Siti Rohmi Djalilah.
Dari survei tersebut didapatkan 66,4% masyarakat NTB
sudah mengetahui siapa Gubernur dan wakil Gubernurnya. Sebelum dan pasca
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Juni 2018 lalu, memang Bang Zul dan
Ummi Rohmi memiliki intensitas turun lapangan yang cukup tinggi. Berdasarkan
Survei yang dilakukan oleh Mifta dan Timnya melalui lembaga survei lokal
lainnya di NTB sepanjang awal tahun 2018 (Februari-Juni 2018), pengetahuan
masyarakat terkait Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB serta informasi
terkait para calon masih 50% diketahui oleh masyarakat NTB, namun sebelum 100
hari masa kerjanya ini, Bang Zul dan Ummi Rohmi sudah dikenal hingga meningkat
10% dari data sebelumnya. Tentunya ini akan berdampak positif terhadap
program-program yang akan mereka jalankan nanti, terutama pada kedekatan serta
komunikasi yang intersif antara rakyat dengan pemimpinnya.
Isu selanjutnya terkait Korban Gempa NTB. Dari 500
responden, MY Institute mendapatkan 21,2% responden yang menjadi Korban Gempa
NTB serta mengalami kerusakan parah (Rumah Rusak dan Keluarganya yang meninggal
dunia akibat gempa). Masyarakat korban gempa menilai bahwa hingga kini masih
ada masalah komunikasi atau kurang meratanya informasi dari Pemerintah Pusat,
Provinsi hingga Kabupaten kepada para korban, terutama terkait bantuan-bantuan.
Masih ada 66,1% masyarakat menilai bahwa informasi terkait bantuan seperti
persyaratan untuk mendapatkan bantuan, bahan-bahan yang harus disiapkan serta
cara mengklaim bantuan yang belum mereka ketahui. Selain itu, 64,5% korban yang
terkena dampak Gempa NTB menilai bahwa bantuan yang diberikan pemerintah belum
sesuai harapan. Masyarakat berharap agar pemerintah segera membantu pembangunan
maupun renovasi rumah yang telah rusak. Para korban pun menginginkan bantuan
dana segera cair sebagaimana yang telah dijanjikan pemerintah pusat, atau
minimal mereka mendapat bantuan bahan bangunan untuk membangun rumah kembali
secara pribadi.
Selain memakan korban jiwa dan berdampak pada psikis
korban, ternyata Gempa NTB juga berdampak bagi aktivitas Pariwisata di NTB.
Terlebih salah satu nilai jual Provinsi NTB banyak disumbangkan melalui
Pariwisata. Dari 100% data yang masuk, terdapat 33,6% masyarakat menilai terdapat
potensi pariwisata di sekitarnya dan 43,5% dari masyarakat tersebut menilai
Gempa NTB berdampak pada aktivitas Pariwisata. Namun penilaian positif bagi
Pemerintah Provinsi NTB, karena 53,5% masyarakat yang menjawab ada Pariwisata
di sekitarnya menilai bahwa Bang Zul dan Ummi Rohmi cukup sigap dalam perbaikan
Pariwisata NTB. Tidak hanya fisik, namun juga promosi kepada seluruh wisatawan
dan calon wisatawan segera disampaikan, sehingga aktivitas pariwisata kini
pelan-pelan sudah berjalan seperti semula. Selain melihat dampak Gempa, Mifta
juga menjelaskan bahwa MY Insitute melihat bagaimana masyarakat dilibatkan
dalam penjagaan serta pengelolaan Pariwisata di sekitarnya. Berbanding lurus
dengan berita-berita yang diinfokan oleh beberapa media saat ini, bahwa hanya
43,5% saja masyarakat dilibatkan. Misalnya dalam penjagaan kebersihan, keamanan
serta diperbolehkannya mereka untuk berjualan disepanjang lokasi pariwisata
tersebut.
Diantara beberapa program yang dilakukan oleh Bang Zul
dan Ummi Rohmi, ada beberapa program yang cukup menarik untuk dinilai. Mifta
menjelaskan program ini menarik karena belum pernah dilakukan dan jarang pula
dilakukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur di beberapa daerah, yaitu mengirim
1000 anak muda di daearahnya untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Program Pemerintah Provinsi NTB tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat.
91,1% masyarakat menilai program tersebut positif bagi mereka maupun masyarakat
sekitar sebagai salah satu langkah mengembangkan SDM di NTB. Namun, ada 8,9%
menganggap masih kurang berdampak. Mereka menilai bahwa program tersebut hanya
untuk lulusan S1 atau SMA saja, sedangkan peningkatan skill untuk lulusan SD,
SMP juga perlu ada dan diperhatikan. Selain itu syarat untuk mengikuti program
beasiswa tersebut juga masih dianggap berat. Di balik segala penilaian
tersebut, informasi beasiswa itu hanya diketahui 20,2% masyarakat NTB saja
yaitu meliputi masyarakat dengan tingkat pendidikan S2=50%, D1-D3=37,5%,
S1=31,25% dan SMA=22,2%.
Sedangkan pekerjaan yang banyak mengetahui informasi
beasiswa ini meliputi Guru/Dosen, Karyawan Swasta dan Pensiunan yang mencari
beasiswa untuk anak maupun cucunya
Sedangkan program unik lainnya yang berjudul “Jumpa
Bang Zul dan Ummi Rohmi” yang dilaksanakan setiap hari
Jum’at hanya diketahui oleh 10,4% masyarakat saja.
Namun, seluruh yang mengetahui program tersebut atau 100% menganggap program
ini sangat positif untuk mendengar aspirasi masyarakat, selain itu program ini
sangat jarang dilakukan oleh kepala-kepala daerah pada tingkat Kabupaten di
NTB. Beberapa daerah yang masih kurang mengetahui program ini ada di Kota Bima,
Lombok Tengah dan Masyarakat Lombok Timur yang rata-rata di bawah 10% saja yang
mengetahuinya.
Dari seluruh penilaian tersebut, MY Insitute juga
menilai tingkat kepuasan dan optimisme masyarakat terhadap Dr.
Zulkieflimansyah, M.Sc dan Dr. Siti Rohmi Djalilah sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur NTB Periode 2018-2023. Walaupun baru akan berjalan 100 hari masa
kerjanya, namun masyarakat NTB sudah cukup puas dengan berbagai gebrakan dan
program yang sudah dijalankan. Terutama penilaian tersebut dilihat dari
tingginya intensitas keduanya untuk turun lapangan, sehingga dapat mendengar
keluh kesah masyarakat NTB secara langsung. Terdapat 55,6% masyarakat yang puas
dengan Kinerja Bang Zul dan Ummi Rohmi. Selain itu, masyarakat NTB juga menaruh
kepercayaan dan harapan yang besar terhadap keduanya. 87% masyarakat NTB
optimis NTB akan lebih baik dan Gemilang seperti Visi dan Misi yang diusung
oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Periode 2018-2023 ini. Tentunya harapan
tersebut juga bersamaan dengan beberapa program yang menyentuh seluruh elemen
masyarakat. (Tim)