Kota Bima,
Lensa Post NTB
- Sikap Rektor kampus STIE Bima, Firdaus ST.MM yang mengeluarkan lima mahasiswa
termasuk Ketua BEM STIE Bima diskorsing selama dua tahun Soalihin dari kampus
mendapat banyak kecaman dari mahasiswa diberbagai Perguruan Tinggi yang ada di
Kota dan Kabupaten Bima. Aksi yang berakhir ricuh tersebut, menyebabkan lima
orang massa aksi yang tergabung di BEM SI diamankan Polres Bima Kota, kelima
mahasiswa tersebut diduga merusak pintu gerbang dan pelemparan kaca kampus STIE
Bma. Aksi itu dilakukan untuk meminta Rektor STIE Bima segera diproses secara
hukum. Dalam orasinya, Ketua BEM STIE Bima Soalihin mengatakan. “Kita tidak
habis pikir, karena searogan itukah Rektor STIE Bima mengambil keputusan untuk
melakukan droup out (DO) kepada kelima mahasiswa termasuk Ketua BEM” tutur
soalihin. Kamis, (22/11/2018).
“Ini
Rektor apa diktaktor?” kata Ketua BEM STIE Bima, dalam Orasinya didepan Kampus
STIE Bima. Mas’ud juga mengatakan, permasalahan yang dihadapi Soalihin CS
tersebut bukan permasalahan kecil dan persoalan DO. Tapi, lebih kepada
permasalahan nilai-nilai demokrasi yang ditanam di dalam kampus. “Pada
pascareformasi, kita kan sudah dijamin untuk menyampaikan pendapat, tapi di era
saat ini masih ada jiwa-jiwa atau mental-mental orde baru,” kata Presiden
Mahasiswa BEM STIH Muhammadiyah bima, Mas’ud.
Mas’ud
juga sesalkan pengeluaran Soalihin CS yang terjadi pada hari Rabu (21/11/2018)
kemarin, Mas’ud mengaku sangat kaget lantaran perilaku tersebut bukan dari ranah
politik, melainkan dari ranah akademik. “Di DO-nya saudara Soalihin ini adalah
pukulan telak untuk teman-teman mahasiswa yang ada di Kota dan Kabupaten bima,
termasuk BEM SI,” katanya. Dalam permasalahan ini, Soalihin dituduh telah
memecahkan kaca pada saat Aksi minggu lalu, dan tindak penghasutan. Soalihin menyayangkan
sikap Rektor STIE Bima atas pencabutan haknya sebagai mahasiswa STIE Bima
tersebut. Pasalnya, Soalihin mengaku telah menjalankan semua kewajibannya
sebagai mahasiswa STIE Bima. “Saya akan berupaya untuk mendapatkan kembali hak
saya sebagai mahasiswa aktif,” kata Soalihin. (Usman – Biro Kota Bima)