Bima, Lensa
Post NTB - Program
Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kabupaten Bima tahun 2018 kembali
melakukan terobosan dengan melakukan pengiriman perdana 5 kontainer produk
garam rakyat kualitas premium ke PT. Susanti Megah Surabaya yang berasal dari
lahan di lima Desa sentra produksi. Kegiatan panen raya garam dan launching
pengiriman tersebut berlangsung Selasa (16/10) dan dipusatkan di BBIP Lambu
Desa Sumi Kecamatan Lambu. Kegiatan panen perdana dan launching pengiriman
barang premium ini dilakukan oleh Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri dan
turut dihadiri oleh Direktur Pengelolaan
Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Dr.Ir. Abduh Nurhidayat M.Si dan Direktur PT.Susanti Megah Toni
Winarko.
Pada
panen perdana yang juga dihadiri Komandan Kodim 1608/ Bima, Letkol Inf. Bambang
Kurnia Eka Putra, para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD),
Camat dan mitra kerja pemerintah daerah tersebut, Bupati Bima dalam sambutannya mengatakan
Kabupaten Bima merupakan salah satu sentra garam nasional untuk mendukung
swasembada garam karena memiliki potensi lahan tambak garam yang sangat luas,
namun dalam pelaksanaannya masih menerapkan sistem konvensional (tradisional) dan masih bergantung pada tengkulak. Sejalan dengan implementasi Perpres
Nomor 8 Tahun 2008 tentang kebijakan industri nasional untuk mendorong
peningkatan kemampuan produksi garam nasional, swasembada ini ditujukan bagi
pemenuhan kebutuhan garam dan meningkatkan daya saing produk". terang
Bupati.
Dikatakan
Bupati, untuk mendukung swasembada garam
tersebut, pada tahun 2018 kebijakan
program PUGAR diarahkan pada peningkatan produktivitas dan kualitas garam
rakyat dengan menerapkan teknologi yang mudah diterima masyarakat melalui penerapan
plastik geoisolator". Dihadapan para kepala organisasi perangkat daerah
(OPD), Camat dan para petani
tambak, Direktur Pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Dr.Ir. Abduh Nurhidayat M.Si dalam sambutannya sesaat sebelum
pelepasan truk pengangkut garam mengatakan pentingnya memenuhi pasokan garam
nasional. "Sejalan dengan pertumbuhan industri, maka kebutuhan nasional
juga terus mengalami peningkatan karena hampir semua industri memerlukan
garam". Terangnya. Dijelaskan Abduh, "dengan luasan lahan
secara nasional yang hanya 30 ribu hektar,
rata-rata produksi garam mencapai 60-80 ton per ha serta menghasilkan
sekitar 3 juta ton. "Artinya, untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri masih perlu
impor terutama untuk garam industri".
Oleh karena itu Kementerian Koordinator
kemaritiman sedang mengusahakan penambahan areal tambak di wilayah timur
antara lain di NTT seluas 20 ribu ha".
Urainya
Sementara
itu ditempat yang sama, Dandim 1608/ Bima, Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka
Putra, mengharapkan dengan adanya panen raya ini dapat memacu semangat dari
para petani garam untuk dapat meningkatkan kualitas dari hasil produksi
garamnya. Dandim juga mengungkapkan bahwa Satgas TMMD 103 Kodim 1608/Bima
bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Bima, akan memberikan
sosialisasi dan penyuluhan tentang garam serta rumput laut. Harapannya dengan
adanya sosialisasi nantinya akan lebih meningkatkan produksi garam serta rumput
laut diwilayah Kecamatan Lambu, tutup Dandim. (LP.NTB/ Tim)