Dompu NTB, koranlensapos.com***Sentral kegiatan puncak FPT 2018 tidak lagi
di pinggir jalan di kawasan Doro Ncanga sebagaimana 3 tahun sebelumnya. Tetapi
bergeser ke arah pantai tepatnya di lokasi wisata baru yakni Sarae Nduha. Di
balik keindahan panorama alam yang disuguhkan Sarae Nduha, ada hal yang sangat
dikeluhkan oleh para pengunjung yang tidak begitu dirasakan pada tahun-tahun
sebelumnya di padang savana Doro Ncanga. Yakni debu-debu yang berhamburan
tak karuan. Tentu saja sangat mengganggu pernapasan para pengunjung. Yang
membawa masker tak henti-hentinya memakai masker agar terlindung dari gangguan
debu. Debu-debu tersebut diakibatkan oleh kepadatan arus kendaraan roda dua
maupun roda empat yang memasuki kawasan tersebut ditambah dengan hempasan
angin.
Hal itu
dapat dimafhumi karena jalur yang dilalui kendaraan tidak ditumbuhi rerumputan
yang dapat berfungsi sebagai penahan debu dan pasir. Apalagi suasana Sarae
Nduha amat panas terik akibat lama tak dituruni hujan. "Ini bukan
lagi Festival Pesona Tambora namanya tetapi menjadi Festival Perusak
Paru-Paru," ungkap salah seorang pengunjung melalui postingannya di
medsos. Selain persoalan debu, masalah klasik yang kembali terulang adalah ketersediaan
water closet (WC) atau toilet dan air yang tak sebanding dengan rasio
pengunjung. "Toilet milik PDAM saja yang ada airnya tetapi antreannya
panjang sekali walaupun bayar 5 ribu atau 10 ribu," keluh seorang warga. Ia
berharap pemerintah daerah memperhatikan betul ketersediaan WC dan air supaya
masyarakat merasa nyaman mendatangi lokasi FPT pada tahun-tahun mendatang. (Amin
Dompu)