10 Tahun Menderita Luka Bakar, Nasuha Harus Dirujuk ke Bali

Kategori Berita

.

10 Tahun Menderita Luka Bakar, Nasuha Harus Dirujuk ke Bali

Koran lensa pos
Kamis, 26 April 2018

Dompu, koranlensapos.com***Sungguh berat penderitaan yang harus dialami oleh Muhammad Nasuha, asal Desa Mangge Asi Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu.
Telah 10 tahun lamanya remaja 16 tahun ini harus menanggung lara akibat luka bakar yang dialaminya pada tahun 2008 silam. Saat itu, ia masih kelas 1 SD bermain dengan teman-temannya di gudang penggilingan padi Putra Indonesia di dekat rumahnya.

Tak disadari oleh bocah belia itu, saat asik berlari-lari kaki kirinya terperosok ke dalam abu pembakaran sekam yang mengakibatkan terjadi luka bakar mulai dari lutut sampai telapak kaki kirinya.
Ayah Nasuha, Ibrahim yang ditemui media ini di rumahnya kemarin mengatakan berbagai upaya telah dilakukan demi pengobatan putra keduanya tersebut, baik pengobatan secara medis maupun pengobatan tradisional. Tetapi luka bakar yang diderita Nasuha tak kunjung kering karena selalu mengeluarkan cairan bernanah.
"Sudah beberapa kali masuk keluar rumah sakit Dompu bahkan sudah pernah di bawa ke RSU Mataram," kata Ibrahim.

Dilanjutkan Ibrahim, perawatan inap beberapa kali di RSU Dompu bisa memakan waktu hingga sebulan lamanya dan keluar dari RSU bukan karena lukanya sudah mengering tetapi karena kehabisan biaya.
Rawat inap yang terakhir kalinya di penghujung tahun 2017 lalu. Untuk menutup luka di bagian betis kiri Nasuha, pihak Dokter bedah RSU Dompu mencangkok (mengambil) daging paha kirinya, namun tak memberikan hasil sesuai yang diharapkan.
"Daging yang dipindahkan itu malah hancur sendiri," kata Nasuha dengan wajah sendu sembari memperlihatkan bagian paha bekas lokasi pencangkokan daging.

Selepas dari rawat inap, hingga kini Nasuha harus melakukan pengontrolan dua hari sekali ke RSU Dompu guna mengganti kain perban yang selalu ditutupkan pada bagian betis yang tak hentinya bernanah itu. Beruntung ada Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari pemerintah, sehingga pengontrolan luka bakarnya dan penggantian perban di RSU tak mengeluarkan biaya.


Saat merujuk ke RSU Mataram tahun 2008 silam, pihak RSU menyarankan untuk merujuk ke RSUP Sanglah-Bali. Namun karena terkendala biaya, sehingga belum bisa diwujudkan sampai kini.
Ibrahim saat itu pernah mencoba meminta bantuan Pemda Dompu guna membantu biaya pengobatan putranya tersebut, bahkan dijanjikan akan diprioritaskan tetapi tidak terealisasi sepeserpun.

Kini, Yayasan We Save Dompu melalui Panti Asuhan Lembo Ade sedang melakukan upaya untuk merujuk siswa kelas 2 SMPN 2 Dompu itu ke RSUP Sanglah di Bali.
Saat ini yayasan tersebut mengetuk hati para dermawan untuk menyisihkan hartanya guna membantu biaya transportasi keberangkatan menuju RSUP Sanglah dan kepulangan dari sana.

"Kami sudah menghubungi yayasan yang ada di Bali. Mereka sanggup membiayai biaya hidup dan kos-kosan selama berada di Bali. Yang dibutuhkan saat ini hanya biaya transportasi pergi dan pulang saja  untuk 3 orang sekitar Rp. 4 juta," kata Ismail Ketua Yayasan Panti Asuhan Lembo Ade.
Ditambahkan Ismail, Nasuha harus segera dioperasi bedah plastik mengingat luka bakar yang dialaminya sudah cukup lama dan selalu mengeluarkan nanah. Bantuan dari kaum dermawan sangat dibutuhkan saat ini.


"Kami sangat mengharapkan bantuan dalam bentuk apapun dari semua pihak sehingga adik M. Nasuha bisa dibawa sesegera mungkin RSUP Sanglah Bali untuk melakukan operasi," imbuhnya dengan penuh harap.
Bagi masyarakat yang mau membantu bisa langsung ke rumahnya di alamat di atas atau bisa langsung melalui rekening Bank Mandiri 1610002889637 A/n Panti Asuhan Lembo Ade atau menghubungi  nomor contact / WA 085338500085 A/N Adhar.
"Bantuan dari anda adalah harapan bagi adik M. NASUHA tidak akan berkurang harta yang kita sedekahkan bersama kita bisa," tulis Yayasan We Save di postingannya di facebook. (Supriyamin)