Hari Jadi Dompu Tak Perlu Digugat

Kategori Berita

.

Hari Jadi Dompu Tak Perlu Digugat

Koran lensa pos
Jumat, 19 April 2024
                    Suherman

Oleh : Suherman

Melalui proses diskusi bahkan perdebatan dan proses kajian yang panjang. Akhirnya, di masa kepemimpinan Bupati H. Abubakar Ahmad hari jadi Dompu ditetapkan. Penetapan itu mengacu pada meletusnya gunung Tambora pada 11 April 1815. Sejak saat itu hingga kini, itulah yang dirayakan dan diperingati. 

Sayangnya, setiap kali peringatan dan perayaan hari jadi Dompu, ada sebagian kelompok masyarakat dari pegiat budaya dan sejarah yang menggugat hari jadi tersebut. Memunculkan kembali percakapan bahwa sesungguhnya hari lahir Dompu jauh sebelum meletusnya Gunung Tambora dan untuk meyakinkan itu, disajikanlah data dan fakta-fakta sejarah. 

Menurut saya, penetapan hari jadi Dompu pada 11 April tidak perlu digugat atau direvisi lagi. Pertama, karena penetapan tersebut sudah melalui proses kajian panjang yang telah menghabiskan energi, waktu dan biaya yang tidak sedikit. 

Kedua, sudah tidak relevan untuk diubah atau direvisi. Jika, ada temuan data atau fakta sejarah yang menjelaskan bahwa peradaban Dompu jauh lebih tua. Maka biarlah itu menjadi data dan fakta sejarah yang tercatat dalam literatur sejarah Dompu yang akan menjadi pengetahuan bagi generasi ke depannya. 

Pada sisi lain, temuan data dan fakta sejarah sifatnya dinamis, akan dimungkinkan terjadi perubahan setiap waktu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan bidang kajian dan penelitian. 

Bisa jadi yang sekarang kita katakan data dan fakta sejarah lahirnya Dompu, tapi kemudian itu dibantah oleh temuan data dan fakta setelahnya. Ketika setiap data dan fakta sejarah itu ditemukan, lalu hari jadi Dompu berubah dan diubah. Maka, kita tidak akan pernah punya hari jadi yang permanen. 

Ketiga, jika dibaca ke belakang, ada banyak momentum sejarah yang bisa dijadikan acuan untuk menetapkan hari jadi Dompu. Tapi, itu sangat persepsional dan bahkan akan dapat memunculkan perdebatan baru. 

Misalnya, sebagaimana yang ditulis Adiansyah Dompu dalam Bukunya "Dou Dompoe", ada beberapa momentum sejarah di antaranya momentum Sang Kula bersaudara terdampar di sebuah daratan yang setelahnya dikenal dengan Riwo (Dompu). 

Ada juga momentum sejarah saat DOMPO pertama kali disebut oleh Patih Gajah Mada dalam ekpedisi Padompo-nya. Ada juga momentum sejarah di mana La Bata Na'e dilantik sebagai Sultan Dompu yang pertama. 

Yang lainnya ada juga momentum saat masa peralihan dari Swapraja ke Pemerintahan Daerah tingkat dua. Dan masih banyak lagi momentum sejarah yang bisa dijadikan rujukan menjadi hari lahir Dompu. 

Pertanyaannya, mau pilih momentum sejarah yang mana?. Ketika pertanyaan ini dilemparkan. Maka, akan banyak muncul banyak versi, perdebatan, keinginan bahkan kepentingan. Maka, menurut saya, 11 April itu sesungguhnya bisa menjadi jalan tengah dari semua momentum sejarah itu. 

Apalagi, jika ditelisik dari sekian momentum sejarah peradaban Dompu. Meletusnya Gunung Tambora adalah momentum sejarah yang paling dahsyat bukan saja untuk diketahui dan rasakan oleh kita di Dompu dan Indonesia tetapi juga oleh Dunia. 

Dalam sejarahnya, pasukan perang Napoleon Bonaparte yang dikenal sebagai singa daratan Eropa kalah perang akibat letusan Gunung Tambora. 

Ke depan yang relevan dan urgen dikerjakan oleh masyarakat Dompu atau lebih khusus bagi pegiat sejarah dan budaya.

Pertama, mengembangkan literasi tentang sejarah dan budaya melalui tulisan (buku) dan dokumentasi diperbanyak agar masyarakat bisa mengetahui serta memahami sejarah peradabannya; 

Kedua, mendorong terbangunnya Museum ASI sebagai tempat melestarikan, menjaga dan menyimpan warisan-warisan budaya Dompu agar tidak punah;

Ketiga, mendorong pemerintah agar dalam kurikulum pendidikan di daerah menyisipkan pelajaran muatan lokal yang mempelajari sejarah dan budaya lokal. 

Dengan demikian, itu jauh lebih bermakna daripada menggugat hari jadi Dompu setiap tahunnya yang tentu saja tidak efektif dan efisien dan sudah tidak relevan. Selamat Hari Jadi Dompu ke 209!! 

Penulis adalah orang biasa.