Opa Sahabat Saya, Wartawan Tanpa Media

Kategori Berita

.

Opa Sahabat Saya, Wartawan Tanpa Media

Koran lensa pos
Sabtu, 04 Maret 2023

 

Opa Tito


Peran media sebagai alat penyebaran informasi sungguh tidak boleh dinafikan. Apalagi untuk memberitakan even-even yang cukup ditunggu-tunggu oleh masyarakat misalnya, seperti pada Porprov lalu. 

Banyaknya atlet yang terlibat, yaitu dari 10 Kabupaten Kota di NTB dengan 32 cabang mata lomba. Yang berati banyak pula keluarga, teman, dan sahabat yang adrenalinnya terpacu untuk melihat dan mengetahui prestasi yang diraih oleh para atlet. Pers (cetak maupun visual) merupakan rujukan resmi bagi masyarakat tentang perolehan medali setiap kabupaten. 

Saya sendiri, mengupdate perolehan medali setiap harinya dari media-media online. Dari media ini saya memperoleh informasi tentang perolehan medali antara juara 1 yang diraih oleh kabupaten kota. Misalnya  kota Mataram yang keluar sebagai juara umum dengan mengumpulkan medali  sebanyak 151 medali emas, sementara Dompu sebagai runner-up memperoleh medali emas sebanyak 42, dan disusul oleh Lombok Timur  41 medali. 

Begitu juga dengan beberapa WhatsApp grup di mana saya bergabung sebagai anggota cukup menambah informasi-informasi penting baik yang terjadi di depan layar maupun di belakang layar. 

Tidak terkecuali di medsos khususnya Facebook pun banyak pewarta-pewarta yang hadir dan menyampaikan informasi secara live.  Sebut saja salah satu teman saya ini. Opa Tito! 

Setiap ada perhelatan olahraga, terutama volly dia selalu hadir dengan tongsis dan pakaian yang menarik. Tema-tema yang  diangkat selalu trendi. Keberadaannya sebagai pemain maupun sebagai cheers leaders selalu ditunggu. Pola, tingkah, dan candaannya mampu mewarnai atmosfer penggiat olah raga di dalam atau di pinggir lapangan. Kehadirannya menjadi semacam Masako ketika makan rujak. Gurih-gurih segar! Terlarang, namun membuat ketagihan! 

Ketika jaman "streaming dan live" menjadi salah satu cara untuk berinteraksi dan bersosialisasi di masyarakat terutama dalam komunitas yang memiliki insting untuk selalu ada di tengah banyak orang, suka berbagi cerita baik diri maupun orang lain maka opa menjadi  salah satunya. 

Kontennya bermacam-macam. Mulai dari okspose persahabatannya, kuliner, jualan,  laundry,  tentunya saja live volinya. Olah raga favoritnya! 

Terakhir yang paling ditunggu adalah ketika perhelatan Poprov ke 11 di Mataram pekan lalu. Streamingnya selalu ditunggu. Penontonnya hampir mendekati 1000  viuwer! Bahkan untuk tayang ulang live 10 ribu jumlah yang fantastis untuk sebuah live streaming yang hanya bermodalkan tongsis dan nekat! 

Bagaimana tidak? 
Dengan pengetahuan dan teknik photography yang rendah peralatan yang seadanya, dia bergerak dari venue ke venue untuk terus menyiarkan cabang-cabang olah raga yang menjadi andalan bagi Kabupaten Dompu. Walhasil, di hari terakhir ketika olah raga favoritnya masuk final, suaranya menghilang! 

Meski dia adalah bagian kecil  dari sebuah subsistem besar dari kemenangan Kabupaten Dompu untuk menjadi Runner Up dalam perhelatan Porprov yang dilaksanakan 4 tahun sekali ini, di mana kabupaten Dompu berhasil naik satu peringkat dari Porprov  tahun 2018 yang menempatkan Dompu di peringkat 3. Saya  yakin bahwa lewat live  dan streaming OPA yang tanpa media itu telah mampu menjaring dan mengumpulkan Doa masyarakat Dompu untuk merajai langit agar team-team yang berlaga di arena,  yang berjuang mengharumkan nama Dompu diberi  kekuatan dan kemenangan.  

Opa menjadi boster ketika terjadi stagnasi. Dan terakhir menjadi obat ketika team olahraga kalah dalam permainan! 

Jangan tanya bagaimana dia bisa survive! Penonton setianya sahabat-sahabatnya mensuportnya dengan pulsa agar kualitas siaran langsungnya tetap bagus. Mungkin juga beberapa Kepala Dinas yang diklaim turut menduduki kursi kerajaannya yang belakangan dikabarkan hilang karena tertinggal di GOR Turide; tentu saja mensuportnya dengan air minum dan durian Montong ! 

Menurutnya, tidak banyak, namun membuatnya tetap happy dan berlapang dada untuk menjalankan tugasnya sebagai wartawan tanpa media, apalagi SK KONI di Porprov lalu. Sampai terakhir ketika konvoi arak-arakan kepulangan atlet yang disambut masyarakat di sepanjang jalan. Livenya menjadi patokan bagi peserta penyambutan tentang posisi para atlet! 

Ah, memang. Spontanitas dan keikhlasan selalu menyisakan sebuah cerita indah. Tidak bagi seluruh orang, tapi pasti buat diri sendiri. 

Be positive opa! Sahabat putih biru yang selalu setia berbagi pisang goreng dari kantin SMPN 1 Dompu yang selalu tumpah ruah ketika jam istirahat.

*Penulis Rukyatil Hilaliyah, Sahabat kecil Opa Tito