Memajukan Pendidikan Melalui Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kategori Berita

.

Memajukan Pendidikan Melalui Kepemimpinan Kepala Sekolah

Koran lensa pos
Kamis, 20 Januari 2022

 Oleh : Amiruddin*

                   Amiruddin


Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang maju dan mumpuni tentu dapat tercipta melalui lembaga pendidikan seperti sekolah dan universitas. 

Ironisnya, terkadang kita masih dapat melihat banyak permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan kita, baik pada SDM, sistem, anggaran, hingga aplikasi perangkat pendukung. Masih banyak sekolah-sekolah yang jauh dari kata layak. 

Meski dengan keterbatasan itu, sebenarnya bukan menjadi alasan untuk tidak bisa lebih baik dalam menata dunia pendidikan yang maju. Dalam menata pendidikan di sekolah, salah satunya dengan menata kepemimpinan kepala sekolahnya melalui proses seleksi atau rekrutmen yang baik.

Informasinya saat ini, di Kabupaten Dompu tengah dilaksanakan seleksi terbuka calon kepala sekolah. Menurut saya, ada beberapa aspek yang perlu dipersiapkan oleh calon kepala sekolah. Di antaranya pertama, Kepala sekolah harus mampu membuat konsep pendidikan yang inovatif, kreatif dan tidak keluar dari capaian yang ditargetkan oleh kurikulum nasional.

Kedua, kepala sekolah harus mampu menggerakan SDM di bawah kepemimpinannya dan mampu memanfaatkan seefektif mungkin segala fasilitas yang tersedia supaya pencapaian visi dan misi sekolah bisa terlaksana dengan baik dan dapat memberikan dampak secara langsung untuk warga belajar.

Ketiga, kepala sekolah harus mampu mengontrol pelaksanaan tugas para jajaran dan koleganya agar sistem kepemimpinan dapat terlaksana dengan baik tanpa ada permasalahan.

Keempat, kepala sekolah harus mampu mengevaluasi secara rutin hal-hal yang menjadi kendala dan berpotensi menjadi rintangan yang dihadapi oleh jajaran dan koleganya. Kemampuan evaluasi kinerja dari kepala sekolah sangat penting sebagai bahan pelajaran bagi sekolah untuk dapat menata dunia pendidikan kedepan.

Kelima, kepala sekolah harus memiliki jiwa pengayom dan memahami segala kondisi yang dihadapi oleh seluruh jajaran dan koleganya. 

Di Malayasia-berdasarkan yang saya amati selama menempuh studi magister di sana, para calon kepala sekolah diwajibkan harus memiliki sertifikat pelatihan.

Para calon kepala sekolah di-training secara akademis oleh pihak swasta yang sudah diuji kredibilitasnya. Setelah semua tahapan pelatihan sudah dilewati, calon kepala sekolah akan menjalani serangkaian fit and proper test. 

Tes uji kelayakan meliputi pembuatan proposal kerja, selanjutnya diminta untuk mempresentasikan apa saja isi dari proposal itu. Segala ide, pandangan, langkah dan visi misi calon kepala sekolah dapat dinilai dan diuji dalam rangkaian tes tersebut. Apabila semua syarat kelayakan sudah terpenuhi, mereka dinyatakan layak untuk memimpin suatu sekolah. 

Perekrutan dibuka untuk semua kalangan yang sudah layak secara dokumen dan pengalamannya, dan secara terbuka tidak ada nepotisme apalagi intervensi politik. 

Menurut saya mekanisme seperti ini merupakan suatu pemikiran dan cara rekrutmen yang sangat maju dan dapat diimplementasikan di Dompu untuk tercapainya mekanisme pemilihan kepala sekolah yang selektif, efektif dan transparan. 

Terakhir, berharap kepada pihak penyelanggara penjaringan calon kepala sekolah, terutama kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dompu agar melakukan seleksi yang transparan dan tidak ada indikasi politik sehingga mencederai proses penjaringan

Dengan proses yang transparan itu mudah-mudahan bisa mendapatkan dan menempatkan kepala sekolah yang sesuai dengan kapsitas dan integritas yang sesuai dengan bidang keahliannya. 
“Put the right man to the right place”.

(*Penulis adalah Mahasiswa S2 Jurusan Master Of Education Leadhership di Kampus Sultan Zainal Abidin Malaysia).