MEMVIRALKAN NILAI PENDIDIKAN PESANTREN

Kategori Berita

.

MEMVIRALKAN NILAI PENDIDIKAN PESANTREN

Koran lensa pos
Kamis, 02 Desember 2021

 

Oleh : Qanita Nur Hafidzah*

                 Gambar Ilustrasi

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam yang ada untuk memahami ilmu - ilmu agama dan yang lainnya. 

Indonesia dikenal bukan hanya negara yang sangat indah, namun juga dikenal dengan negara yang sangat ramah dan bermoral. Namun tawuran pelajar, bullying, kasus korupsi, perampokan, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, pembunuhan, kasus mutilasi, dan lain sebagainya yang terjadi saat ini membuat anggapan itu semuanya sirna seketika. 

Memang tidak dapat dipungkiri dalam suatu kehidupan pasti ada problematika. Namun hal tersebut menandakan masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami gejala degradasi moral. 
Degradasi moral yang terjadi di bangsa ini melanda berbagai lini masyarakat, salah satunya yang sering terjadi pada sektor remaja. Sedangkan menurut Robert J. Havighurst moral yang bersumber dari adanya suatu tata nilai yakni a value is an object estate or affair wich is desired (suatu obyek rohani atas suatu keadaan yang diinginkan). Maka kondisi atau potensi internal kejiwaan seseorang untuk dapat melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan nilai-nilai value yang diinginkan itu (Sholeh, 2005 : 104). 
Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut. 

Mengapa nilai pendidikan karakter di pesantren itu perlu diviralkan ? karena dalam pendidikan moral pesantren itu lebih totalitas. Jadi tidak hanya diberi pembelajaran akan tetapi para santri pun diberi pengalaman oleh para gurunya. Agar para santri dituntut untuk melaksanakan dengan adanya pantauan dari pada ustad atau ustadzah nya. 
Cara untuk memviralkan nilai pesantren itu bagaimana ? pada zaman sekarang ini sosial media sudah sangat canggih karena itu kita bisa memviralkan atau menginformasikan di sosial media itu. 
Keberhasilan pesantren dalam mendidik santrinya tersebut bukan suatu kebetulan, tetapi ada rasa ikhlas untuk mengabdi dan mengajar kepada santri santri. Santri-santri juga diajarkan kinerja individu dan organisasi. o
Krganisasi di kalangan pesantren itu penting karena untuk menambah wawasan baik dari luar pondok pesantren maupun dari dalam. Nilai-nilai adalah pembentuk budaya dan merupakan dasar atau landasan bagi perubahan dalam hidup pribadi atau kelompok orang. 
Sedangkan Andreas A. Danandjaja dalam Talidzuhu Ndraha berpendapat bahwa nilai adalah pengertian-pengertian (conception) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik dan apa yang lebih benar atau kurang benar. 

Berikut nilai-nilai pendidikan pesantren :
a. Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Pesantren
Menurut Rokeach dan Bank dalam Taliziduhu nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dimana santri-santri bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Ini berarti berhubungan dengan pemaknaan atau pemberian arti. Nilai juga dapat diartikan sebagai sebuah pikiran (idea) atau konsep mengenai apa yang dianggap penting bagi seseorang dalam kehidupannya dan yang tidak penting dalam kehidupannya. 
Selain itu, kebenaran juga penting untuk mengetahui mana yang salah dan dikoreksi bersama-sama agar tidak menjadi kesalahfaham an orang lain. Sebagaimana dikutip oleh Somantri menyatakan bahwa nilai merupakan kepercayaan yang dijadikan preferensi manusia dalam tindakannya. Manusia menyeleksi atau memilih aktivitas berdasarkan nilai yang dipercayainya. Oleh karena itu, nilai yang terdapat dalam setiap pilihan atau ketetapan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang baik berkaitan dengan hasil (tujuan) maupun cara untuk mencapainya. Dalam hal ini terkandung pemikiran dan keputusan santri mengenai apa yang dianggap benar, baik atau diperbolehkan.

Ada empat macam nilai yaitu : nilai instrumental dan nilai terminal, nilai instrinksik dan nilai ekstrinsik; nilai personal dan nilai sosial; dan nilai subyektif dan nilai obyektif. Perilaku santri pada sehari-harinya berdasarkan yang ditentukan untuk didorong atau diarahkan oleh nilai-nilai budayanya. Nilai yang dominan akan memunculkan perilaku yang dominan dalam kehidupan manusia yang membuat manusia itu  berbudaya. Dalam kontek yang lebih mendasar, perilaku individu maupun masyarakat pada hakekatnya dipengaruhi oleh sistem nilai yang diyakininya oleh ke pribadiannya. Sistem nilai tersebut merupakan jawaban yang dianggap benar mengenai berbagai masalah dalam hidup. 
b. Sumber Nilai-nilai Pendidikan Pesantren
Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, pondok pesantren memiliki nilai-nilai dasar yang menjadi landasan untuk dipahami oleh orang orang. Segala kegiatan yang dilakukannya. Nilai-nilai dasar tersebut adalah: Sumber nilai Islam yang berasal dari nilai yang menjadi falsafah hidup yang dianut oleh umat Islam. Sumber nilai agama yang pokok adalah Al- Quran dan As- Sunnah.
Pengertian tentang Al-Quran di atas diperkuat dengan pendapat Allamah Sayyid bahwa Al-Quran terdiri dari serangkaian topik teoritis dan praktis sebagai pedoman hidup untuk umat manusia. Apabila semua ajaran tersebut dilaksanakan, maka kita akan mendapatkan jalan yang baik untuk di tempuh dan kita akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Al-Quran merupakan sumber nilai yang pertama dan utama pada agama Islam ini  yang eksistensinya tidak mengalami perubahan, walaupun interpretasinya mengalami perubahan, sesuai dengan zaman, keadaan, dan tempat.

As-Sunnah merupakan sumber ajaran kedua setelah Al-Quran. As-Sunnah ialah perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW. Menurut Ramayulis sebagaimana dikutip oleh Ahmad Izzan menerangkan bahwa konsepsi dasar pendidikan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut : Disampaikan rahmatan lilalamin, disampaikan secara universal dan menyeluruh, apa yang disampaikan merupakan kebenaran, kehadiran Nabi sebagai pelengkap  atas segala aktivitas pendidikan, dan perilaku Nabi sebagai figur identifikasi uswatun hasanah (contoh yang baik) bagi umatnya.
c. Bentuk Nilai-Nilai Pendidikan Pesantren
Sebagai sebuah sistem kehidupan yang unik, pesantren memiliki pola kehidupan yang berbeda dari pola kehidupan masyarakat pada umumnya. Pola kehidupan di pondok pesantren terbentuk dari kerjasama antara santri, pembelajaran santri dan kegiatan yang lain nya agar pola hidup nya tetap bersemangat. Pengaruh mempengaruhi dengan masyarakat di luarnya. Sebagaimana dapat diperlihatkan dari gambaran lahiriahnya, simbol fisik pesantren yang terdiri atas masjid, kamar santri, makar ustadzah dan rumah pengurus pondok pesantren memperlihatkan pola kehidupan yang khas sebagai komunitas beragama yang di dalam nya ada beberapa anggota seperti para santri,  dengan kiai sebagai pemimpin utamanya. Pondok pesantren mengajarkan banyak ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum lainnya sehingga menambah wawasan.

Saran : Semoga nilai pendidikan dipesantren ini bisa menambah wawasan untuk orang banyak karena pendidikan itu sangat penting bagi semua orang. Dan jangan patah semangat untuk mencai ilmu atau mencari ridho Allah SWT. 
(*Penulis adalah Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam 
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).