Nurhaidah Sebut Tujuh Unsur Budaya Dimiliki Masyarakat Dompu Sejak Masa Prasejarah

Kategori Berita

.

Nurhaidah Sebut Tujuh Unsur Budaya Dimiliki Masyarakat Dompu Sejak Masa Prasejarah

Koran lensa pos
Senin, 13 September 2021

 

      Budayawan Ir. Nurhaidah saat memaparkan tentang sejarah Dompu di Aula Laberka Dompu, Kamis (9/9/2021)

Dompu, koranlensapost.com - Budayawan Dompu, Ir. Nurhaidah menyebutkan bahwa Dompu sejak zaman prasejarah telah memiliki kebudayaan tersendiri yang memenuhi 7 (tujuh) unsur budaya secara universal, yakni bahasa, adat istiadat, sistem tehnologi dan peralatan, sistem kesenian, sistem mata pencaharian, sistem religi dan sistem pengetahuan.


"Tujuh unsur budaya ini dimiliki masyarakat Dompu sejak masa prasejarah, masa kerajaan, masa kesultanan dan ini berdasarkan hasil riset Balai Arkeologi yang dilakukan di banyak situs. Misalnya Situs Doromanto di Hu'u masa prasejarah pada 2.500 SM," ungkap Nurhaidah saat menjadi pembicara pada acara Promosi dan Diseminasi Kekayaan Intelektual Komunal yang digelar oleh Kanwil Kemenkumham NTB di Aula Laberka Dompu pada Kamis (9/9/2021) lalu.

Dikemukakan Nurhaidah peninggalan pada masa prasejarah di Situs Doromanto Hu'u terdapat tradisi megalitik (zaman batu besar) yang bisa terlihat berupa batu besar yang dipahat berbentuk tahta atau singgasana. Tahta batu ini berfungsi sebagai tempat penobatan Ncuhi, media pemujaan leluhur, dan juga tempat mengawasi aktifitas keseharian, pertanian,
serta kegiatan pemerintahan di Doromanto.

"Temuan keramik di situs Doromanto-Hu'u menunjukkan bahwa dou 'Dompu (orang Dompu) masa lalu telah mengenal dan menggunakan produk
impor, yang berarti telah menjalin hubungan dengan dunia luar, seperti Cina, Vietnam, Thailand dan Eropa. Selain itu kepemilikan keramik berkaitan dengan status sosial dan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Dompu kemudian mengalami masa sejarah klasik yang juga disebut era kerajaan nusantara yang bercorak Hindu-Budha. Berita mengenai Dompu didapatkan pada masa ini ditemukan di
kitab Pararaton yang menyebut PaDompo dan kitab Negarakertagama
dari jaman Majapahit tahun 1365 yang memuat tentang Sumpah Palapa Gajah Mada dan Ekspedisi PaDompu yaitu catatan tentang penyerangan Majapahit ke Dompo (Dompu).

"Salah satu kerajaan yang ingin ditaklukkan oleh Gajah Mada dalam Sumpah Palapa-nya adalah Dompo. Ini menunjukkan bahwa Dompo sudah diperhitungkan saat itu," jelasnya.

Dikemukakannya peninggalan masa klasik Dompu dapat dilihat di situs Doro Bata Kelurahan Kandai Satu Dompu.
 
Hasil penelitian di situs Doro Bata terdapat struktur fondasi dari batu bata
Sebuah uang kepeng Cina dari Dinasti Qing abad 18-19, Fragmen keramik Cina Dinasti Song abad ke-12-13 M, dinasti Ming abad 14-15, dinasti Qing abad 18-19, keramik Thailand dari dinasti Sawankhalok abad 14-16, keramik Vietnam abad 14-16.
Struktur bata diduga sezaman dengan Majapahit, karena tehnik melekatkan batanya dengan tehnik gosok tanpa menggunakan semen. Penggalian di puncak teras Doro Bata menemukan berbagai struktur pondasi bangunan terbuat dari batu bata yang setipe dengan batu bata Maja Pahit.

"Ini hasil riset atau ekskavasi yang dilakukan oleh Balar (Balai Arkeologi) bukan hasil tulisan," tandasnya.


Selanjutnya Dompu memasuki Masa Islam yang ditandai dengan bergantinya bentuk kerajaan menjadi kesultanan, dengan Sultan pertamanya Sultan Syamsuddin. (emo/bersambung).