Komentar
Dompu, koranlensapost.com - Yayasan Kesultanan Dompu (YKD) meluncurkan sembilan (judul) Buku Pustaka Dompu.
Kegiatan tersebut sedang berlangsung di Gedung Paruga Samakai, Senin (9/8)2021).
Ketua Panitia Yeyen Seprian Rachmat, M.Si menyebutkan kegiatan puncuran buku sekaligus dirangkaikan dengan Bazar Buku.
"Empat dari sembilan buku yang diluncurkan dan dibazarkan itu berjudul; Kesultanan Dompu, Kamus Bahasa Dompu, Kapatu Dompu dan Pengembangan Kawasan Satonda," ungkap Yeyen.
Sedangkan lima buku lainnya menyangkut cerita-cerita rakyat Dompu. Yakni dengan judul; Wadu Poto Fare, Sambamparia, Lalampataha, Senja di Nanga Tumpu, serta La Dome dan Kera Jahat.
"Buku-buku tersebut diterbitkan oleh Penerbit Segi 8 Mataram dan Penerbit Ruas Media Jogjakarta," kata Yeyen.
Menurut Yeyen, peluncuran buku-buku itu untuk memperkuat identitas daerah melalui penerbitan naskah lokal. Harapannya, semua itu dapat diwariskan pada generasi mendatang.
"Disamping itu, sebagai upaya pemajuan dan pelestarian budaya dan sejarah Dompu," papar mantan anggota DPRD Kota Mataram itu.
Yayasan Kesultanan Dompu, lanjut Yeyen, berperan melestarikan, merawat dan menjaga kearifan lokal untuk generasi medatang.
Sedangkan terkait Bazar Buku, jelasnya, para hadirin dan masyarakat umum juga dapat membeli buku-buku tersebut secara langsung.
Kegiatan peluncuran dan bazar buku ini, lanjut Yeyen, didukung oleh Pemkab Dompu, DPD Media Independen Online (MIO) Indonesia Kabupaten Dompu, Majelis Sakaka Dana Dompu (Makka Dana Dompu), L'DIONER dan Pelangimedia DIGITAL PRINTING.
Hadir pada acara tersebut Wakil Bupati Dompu H. Syahrul Parsan, ST., MT, Ketua DPRD Kabupaten Dompu, Andi Bachtiar, A. Md. Par, sejumlah Kabag dan Pimpinan OPD Lingkup Setda Dompu, Budayawan M. Chaidir, Presiden Rai Aina Ngantu (RAN) Ir. Muhammad Ruslan, serta para pegiat budaya dan sejarah Dompu.
Ketua YKD, H. Saiful Islam dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini. Selanjutnya ia menegaskan kepada Pemerintah dan seluruh masyarakat Dompu agar jangan meninggalkan dan melupakan sejarah dan budaya Dompu yang sangat dikenal sejak masa Kerajaan Majapahit.
"Jasmerah jangan kita meninggalkan sejarah dan budaya kita," tandasnya. (emo).