Wali Kota Bima : Budaya dan Mentalitas Jadi Perisai Membangun Karakter

Kategori Berita

.

Wali Kota Bima : Budaya dan Mentalitas Jadi Perisai Membangun Karakter

Koran lensa pos
Selasa, 08 Juni 2021

 

Kota Bima, Lensa Pos Online - Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE menegaskan bahwa Manusia itu punya prinsip hidup, yakni rasa malu, tanggung jawab seperti "Nggusu Waru", adalah 8 karakter yang menyatu sedemikian kuatnya dalam diri kita orang Bima-Dompu, demikian disampaikan HML (Familiar sebutan Walikota Bima) saat membuka Sosialisasi Revitalisasi peran dan fungsi komite sekolah, di Gedung Seni dan Budaya Kota Bima, selasa (8/6/2021).

Menurutnya, Budaya dan mentalitas akan jadi perisai dalam membangun karakter. Memang konsep "maja labo dahu" ini hanya orang tertentu yang dapat menerjemahkan dan mampu membuminisasi, padahal konsep ini sangat kuat dan melekat dalam diri kita untuk kehidupan sehari-hari, pergaulan dan masa depan generasi, karena ini bisa di transformasikan ke anak-anak kita dan ke orang-orang tua kita, terang HML. 


Bahkan Lutfi menceritakan, di awal-awal Dirinya Terpilih sebagai Walikota Bima, saya punya cita-cita bahwa di Kota Bima harus ada Pendidikan Karakter, dan alhamdulillah tahun 2019 pendidikan karakter itu telah ada, dan kita memetakkan Perwali tentang karakter pendidikan "Maja Labo Dahu", urainya.


Walikota juga merespon positif kegiatan Dialog tentang pentingnya revitalisasi peran dan fungsi komite sekolah, disamping pencegahan penyalah gunaan narkoba di satuan pendidikan. Sudah barang pasti kenapa peran dan revitalisasi sangat penting? yang dirasakan selama ini komite sekolah hanya sebagai komite pencari dana saja dari siswa sebagai tambahan sekolah. Saya menginginkan tidak sekedar itu, peran Komite harus bisa bekerjasama dengan sekolah baik hal penggunaan dana, maupun hal-hal lain, ungkap Walikota. 


Walikota juga mengingatkan kepada sekolah dan Komite, jangan terlalu membebani orang tua siswa, bangun kualitas pendidikan yang lebih baik, karena negara ini sudah memberikan anggaran 20 % untuk sektor pendidikan, ungkapnya. 


Lutfi mengingatkan juga bahwa sekarang ini sudah ada pergeseran, fisik sudah tidak dikelola oleh sekolah, karena sudah diambil alih pihak ke tiga, ini untuk menjaga kualitas pembangunan, terang Lutfi. (SUKUR)