Sejarah Panjang Kabupaten Dompu, Ini Ulasan Selengkapnya

Kategori Berita

.

Sejarah Panjang Kabupaten Dompu, Ini Ulasan Selengkapnya

Koran lensa pos
Minggu, 11 April 2021


Dompu, koranlensapost.com - Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki perjalanan sejarah yang panjang. 

Pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke 206 tanggal 11 April 2021 ini, Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Dompu H. Moch. Syaiun, SH., M. Si mendapatkan amanah untuk membacakan sejarah Kabupaten Dompu dari masa ke masa.

Dikemukakannya perjuangan terbentuknya Kabupaten Dompu berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama, mulai dari Sistem Pemerintahan Kerajaan/Kesultanan, Swapraja, Hingga Daerah Swatantra Tingkat Ii. Saat ini, Kabupaten Dompu yang Bermotto Nggahi Rawi Pahu dipimpin Bupati Kader Jaelani dan Wakil Bupati H. Syahrul Parsan, ST., MT.

"Kabupaten Dompu, sebelumnya merupakan Daerah Swapraja Tingkat II dari bagian Provinsi Sunda Kecil. Setelah pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia dan mengalami beberapa kali proses perubahan sistem ketatanegaraan pasca di-Proklamasikan Memerdekaan Republik Indonesia, barulah terbentuk Daerah Swatantra Tingkat II Dompu," urainya.

 Ia melanjutkan kemudian psecara resmi mendapat status sebagai Daerah Swapraja sejak tanggal 12 September 1947 dan selanjutnya diangkat Sultan Dompu terakhir yaitu Sultan Muhammad Tajul Arifin Siradjuddin sebagai Kepala Daerah Swaparaja Dompu. Tahun 1958 Daerah Swapraja Dompu berubah status menjadi Daerah Swatantra Tingkat II Dompu dengan Bupati Kepala Daerah Sultan Dompu Muhammad Tajul Arifin Siradjuddin (1958 – 1960).

Selanjutnya pada tahun 1960 hingga 1966, Dompu berubah status menjadi Daerah Tingkat II Dompu dengan Bupati KH.Abdurrahman Mahmud. Pada tahun 1967 (dalam kurun waktu kurang dari satu tahun) jabatan Bupati kepala Daerah Tingkat II Dompu dijabat oleh pelaksana tugas (pjs) yaitu I Gusti Ngurah.

Tahun 1967 hingga 1979, selama dua periode, Kabupaten Dompu dipimpin oleh seorang Perwira Menengah Tni Angkatan Darat yakni Letkol. TNI. H. Suwarno Atmojo. Selanjutnya pada tahun 1979 hingga 1984, Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu kembali dipimpin oleh Perwira Menengah TNI Angkatan Darat yakni Letkol. TNI. H. Heru Sugiyo.
Sejak tahun 1984, Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu kembali dipimpin oleh seorang putra terbaik daerah yakni Drs. H. Moh. Yakub, MT (1984-1989). Tahun 1989 hingga 1994, Drs. H. Umar yusuf memimpin Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu. Selanjutnya pada tahun 1994 hingga 1999, kepemimpinan di Bumi Nggahi Rawi Pahu Dompu dilanjutkan oleh Drs. H. Hidayat Ali.
Pada tahun 1999, seperti daerah-daerah lain di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, seiring dengan era reformasi, Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu berubah status menjadi daerah otonom hingga sekarang ini. 

Sejak ditinggalkan Drs. H. Hidayat Ali sebagai Bupati kepala Daerah Tingkat II Dompu, jabatan Bupati Dompu saat itu lowong dan diisi oleh pejabat sementara selama satu tahun yakni Drs. H. Lalu Djafar Suryadi (1999-2000). Pejabat sementara Bupati mengemban tugas penting, salah satunya yakni menghantarkan masyarakat Dompu untuk kembali memilih Bupati definitif melalui pemilihan para wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu saat itu.

Bulan Februari tahun 2000, hasil pemilihan kepala daerah Tingkat II Dompu melalui Lembaga Legislatif, akhirnya ditetapkan H. Abubakar Ahmad, SH sebagai Bupati Kabupaten Dompu untuk periode tahun 2000 hingga 2005. 

Waktu terus berjalan seiring perkembangan kehidupan masyarakat di dana Dompu, tanggal 23 bulan Maret tahun 2005, jabatan H. Abubakar Ahmad, SH sebagai Bupati Kabupaten Dompu berakhir. Selanjutnya, sambil menunggu pemilihan langsung Bupati dan wakil Bupati Dompu, jabatan Bupati Dompu saat itu dijabat sementara oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTB Drh. H. Abdul Mutholib. Kurang dari 6 bulan, H. Abdul Mutholib mengendalikan roda pemerintahan di Kabupaten Dompu sekaligus menghantarkan masyarakat Dompu melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung untuk yang pertama kalinya.

Tanggal 9 agustus 2005, H. Abubakar Ahmad, SH kembali memimpin Kabupaten Dompu untuk periode kedua berpasangan dengan H. Syaifurrahman Salman, SE. 

H. Abubakar Ahmad, SH dan H. Syaifurrahman Salman, merupakan pasangan Bupati dan wakil Bupati Dompu pertama yang dipilih secara langsung oleh masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu. Waktu terus berjalan, lembaran demi lembaran sejarah terus menoreh seiring perjalanan kehidupan masyarakat Kabupaten Dompu. Bulan Juli tahun 2007, Bupati Dompu H. Abubakar Ahmad, SH meletakkan jabatannya sebagai Bupati Dompu, selanjutnya pada tanggal 31 juli tahun 2007, Wakil Bupati Dompu H. Syaifurrahman Salman, SE dilantik sebagai Bupati Dompu menggantikan H. Abubakar Ahmad, SH, hingga masa akhir jabatannya pada bulan Agustus Tahun 2010. 

Dalam menghadapi Pemilukada langsung yang ke-II, Kabupaten Dompu dipimpin oleh H. Nasibun sebagai penjabat sementara yaitu tanggal 9 Agustus 2010 sampai dengan pengambilan sumpah jabatan Drs. H. Bambang M.Yasin dan Ir. H. Syamsuddin.MM, sebagai Bupati Dompu dan wakil Bupati Dompu untuk periode 2010 – 2015 pada tanggal 18 oktober 2010.
Pemilukada serentak pada Rabu, 9 Desember 2015 Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati H. Bambang M. Yasin dan Arifuddin SH meraih suara terbanyak, dan pada 17 Februari 2016 dilantik secara resmi oleh Gubernur Provinsi NTB sebagai Bupati dan Wakil Bupati Dompu Periode 2016 – 2021. Selanjutnya pada Pemilukada Serentak 9 Desember 2020, Pasangan Kader Jaelani dan H. Syahrul.Parsan, ST., MT mengantongi suara kemenangan dan akhirnya dilantik sebagai Bupati.dan Wabup Dompu pada 26 Februari 2021 untuk masa bhakti 2021-2026.


Lebih lanjut Sekda mengemukakan pada masa pemerintahan Bupati Dompu Drs. H. Umar yusuf, pembahasan mengenai penetapan hari jadi Dompu mulai digulirkan. Pada masa pemerintahan Bupati Dompu H. Abubakar Ahmad, SH (periode pertama), penelusuran tentang hari jadi Dompu kembali dibahas oleh tim dan DPRD Kabupaten Dompu. Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang serta bantuan dari salah seorang pakar sejarah nasional kelahiran Dompu yakni Prof. Dr. Helyus Syamsuddin, Phd guru besar sejarah pada IKIP Bandung, akhirnya hari jadi Dompu dapat disepakati dan ditetapkan melalui keputusan DPRD Kabupaten Dompu yang selanjutnya dituangkan melalui peraturan daerah (perda) Kabupaten Dompu nomor : 18 tanggal 19 bulan Juni Tahun 2004 menetapkan hari jadi Dompu jatuh pada hari Selasa tanggal 11 April tahun 1815 atau bertepatan dengan tahun Islam 1 Jumadil awal tahun 1230 H.

Penetapan hari jadi Dompu yang jatuh pada tanggal 11 April 1815, dilatarbelakangi oleh fenomena alam yakni peristiwa meletusnya gunung tertinggi di pulau Sumbawa yaitu gunung Tambora pada tahun 1815. Sejarah mencatat, ketika gunung Tambora meletus dengan dahsyatnya pada tanggal 11 April 1815, 3 (tiga) kerajaan di sekitar Gunung Tambora yakni Kerajaan Pekat, Sanggar dan Tambora musnah akibat letusan gunung Tambora. Setelah sekian tahun berlalu, bekas Kerajaan Pekat dan Tambora akhirnya bergabung menjadi satu dengan Kesultanan Dompu. Sementara Kerajaan Sanggar bergabung dengan wilayah kesultanan Bima.
Sejak ditetapkannya tanggal 11 April sebagai hari jadi Dompu, maka selanjutnya setiap tanggal 11 April, pemerintah dan seluruh masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu melaksanakan upacara peringatan hari jadi Dompu.

"Melalui Moment Hari Jadi Dompu ke 206 ini mari kita wujudkan Dompu yang MASHUR (Makmur, Sejahtera, Unggul dan Religius) dengan program JARA PASAKA," pungkas Sekda. (AMIN).