Soekarno, Ende Dan Bima ( Bagian 5 )

Kategori Berita

.

Soekarno, Ende Dan Bima ( Bagian 5 )

Koran lensa pos
Rabu, 06 Mei 2020
Oleh : Alan Malingi*
Foto : Kunjungan Bung Karno Di  Istana Bima (Sumber Foto : Koleksi Museum Samparaja Bima)

Almarhumah Dr. Hj. Siti Maryam Salahuddin punya kenangan dengan Bung Karno. Sebagai puteri sultan Muhammad Salahuddin, Siti Maryam sangat sibuk ketika kunjungan Bung Karno. Apalagi saat itu Bung Karno menginap di salah satu kamar di lantai dua Asi Mbojo. Hingga kini, di Museum Asi Mbojo di lantai dua terdapat ruang pamer koleksi kamar Bung Karno berupa ranjang, kursi, sajadah dan kitab suci Alquran. Insha Allah kamar Bung Karno akan diisi dengan tulisan tulisan dan foto kunjungan Bung Karno di Bima. 

Diceritakan oleh Ibu Siti Maryam, ketika duduk santai di lantai satu Asi Mbojo, Bung Karno memanggil ibu Maryam.

" Ndo (nak )..." Bung Karno memanggil ibu Maryam. Ibu Maryam lari menghadap Bung Karno.
" Sekolah ?" Tanya Bung Karno singkat.

" Sudah gak sekolah lagi. Dulu sekolah di Malang.Tapi dipulangkan karena pecah perang dunia kedua," jawab Ibu Maryam.

" Kamu harus sekolah lagi ya. " Bung Karno memotivasi Ibu Maryam.
"Iya pak " Jawab ibu Maryam.

" Nanti Sore bapak mau pidato. Apa yang harus bapak sampaikan? "
Sejenak Ibu Maryam terdiam.

" Bilang aja pak, Orang Bima jangan pingit anak perenpuannya.Suruh sekolah."

" Hebat. Anak hebat." Bung Karno memegang kepala Ibu Maryam. 

Sore hari, Bung Karno berpidato di hadapan masyarakat Bima. Berikut beberapa penggalan kalimat dalam pidato Bung Karno di depan Istana Bima. 

" Saya menghargai tekad  dan semangat masyarakat Bima  untuk tetap setia di belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka untuk mengisi kemerdakaan ini harus dengan ilmu dan pendidikan. Orang Bima harus masuk sekolah.Jangan pingit anak perempuan.Mereka harus sekolah.Laki perempuan sama saja. Gantungkanlah cita citamu setinggi langit. Gantungkanlah mimpimu.Jika Engkau jatuh, maka engkau akan jatuh di antara bintang bintang. "

Menurut Ibu Maryam, kalimat motivasi " gantungkanlah cita citamu setinggi langit berawal dari pidato Bung Karno di Bima dan kemudian menjadi viral  ke seantero Indonesia. 

Keterangan lain tentang pidato Bung Karno sebagaimana dikutip Anwar H.M Ali dalam buku Bung Karno Merambah Jalan Di Pengasingan Ende-Flores halaman 45.

" Bahwa sewaktu saya berada di Pengasingan Ende, ada salah seorang Tuan Guru yang bernama TGH.Husen, beliau berasal dari Bima. Beliau adalah sahabat dan guru saya. Sewaktu sama-sama ada di Ende, saya ada janji dengan beliau yang harus saya sampaikan kepada keturunan beliau, dan apabila saya tidak menyampaikannya saya akan mendapat dosa dunia akhirat. Oleh karena itu barangkali di antara yang hadir ada keturunan(anak) dari Tuan Guru Husen?. ...tolong angkat tangan. Dan bagi hadirin yang tahu keturunan TGH. Husen tolong laporkan kepada saya,"

Sebenarnya di antara yang hadir saat itu ada keluarga dari TGH. Husen. Mereka mau mengangkat tangan.Tetapi ada juga sebagian yang melarang dengan alasan tidak ingin sok dekat atau mendekatkan diri dengan orang-orang besar seperti Bung Karno. Padahal janji Bung Karno sewaktu bepisah dengan TGH. Husen adalah mengangkat puteranya yang bernama Muhammad. Namun karena tidak ada yang mengaku sebagai keturunan TGH. Husen maka niat Bung Karno tidak dapat diwujudkan. 

Masih banyak isi pidato Bung Karno yang belum dimuat dalam tulisan ini. Tentunya perlu proses penggalian data lebih lanjut untuk semakin melengkapi dokumen sejarah. Semoga ke depan ada dokumen dan keterangan baru yang ditemukan.

Kunjungan Bung Karno memberikan pesan dan kesan yang tak terlupakan. Bagaimana kelanjutan hubungan Hubungan Bung Karno dengan Bima ,terutama dengan Sultan Muhammad Salahuddin ?

bersambung........