Bima, Lensa Pos NTB – Secara kasat mata, bantuan ini
mungkin tidak seberapa nilainya, namun dibalik kesengsaraan hidup Siti Asiah
atau biasa dikenal Ina Sei dalam kondisi sakit lumpuh, bantuan yang diberikan Danramil
Woha berupa beras 20 kg, gula pasir, kopi dan kebutuhan lain, merupakan sebuah
rohmat bagi Nenek 80 tahun ini dikala kondisi hidup yang serba kekurangan dan
keterbatasan fisik ini.
Iya, ini adalah bagian rasa empati dari seorang Prajurit
TNI Kodim 1608/ Bima yang saat ini bertugas sebagai Danramil Woha, Beliau mengajak
Anggotanya untuk menjenguk Ina Sei yang hanya bisa berbaring dan duduk di
rumahnya yang sudah rapuh. Ina Sei sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi,
kecuali hanya bisa pasrah dan mengharapkan uluran tangan dari para dermawan. Kita
semua tentu merasa miris dengan kondisi potret kehidupan Ina Sei di Dusun Bente
RT. 07 RW. 05 Desa Ngali Kecamatan Woha Kabupaten Bima NTB. Wajah keriput ini
merasa bahagia sekali menyambut kehadiran Anggota TNI. Ina Sei berterima kasih
atas segala bantuan yang diberikan ini, “balas toipu ba ruma rawi taho mu anae”
artinya “semoga Allah SWT membalas segala kebaikanmu”, itulah kata-kata yang
diucapkan Ina Sei saat menerima bantuan tersebut.
Danramil Woha Kapten Kav. Sukahar menceritakan, bahwa sejak terkena sakit stroke,
hingga saat ini ia tak pernah mendapatkan perawatan secara medis. Ina Sei hanya dirawat oleh anak-anaknya yang sesekali
datang membawa ramuan tradisional. Ia mulai menderita lumpuh saat memasuki usia
tua hingga pendengarannya terganggu. Sejak anak-anaknya sudah menikah, Ina Sei harus hidup sebatang kara di sebuah rumah yang
tak layak huni. Kondisi rumah sang nenek ini sangat memprihatinkan, sebagian
tak berdinding dan hanya ditutup dengan kain. Bahkan, tempat tinggalnya itu
nyaris roboh karena sudah dalam kondisi miring. " Nenek ini menderita
lumpuh dan hidup sebatang kara. Dari cerita cucunya, dia sempat diajak oleh
anak-anaknya untuk pindah dari tempat tinggalnya sekarang karena khawatir rumah
itu roboh. Tapi, beliau enggak mau pindah. Dia tetap ngotot tinggal di rumahnya
walaupun kondisinya sudah tak layak dipakai," ceita Kapten Kav Sukahar. (TIM)