Mengenal Sultan Pertama Dompu, Sultan Syamsuddin (Menjawab tanggal, hari, bulan dan tahun berdirinya Kesultanan Dompu)

Kategori Berita

.

Mengenal Sultan Pertama Dompu, Sultan Syamsuddin (Menjawab tanggal, hari, bulan dan tahun berdirinya Kesultanan Dompu)

Koran lensa pos
Sabtu, 20 April 2019
Makam Sultan Syamsuddin di puncak bukit Dorompana Kelurahan Kandai I Dompu
Dompu, Lensa Pos NTB - Sultan Syamsuddin bernama asli La Bata Na’e. Ia adalah putera Bumi Luma Na’e, raja Dompu ke-7 yang bergelar Dewa Mawa’a Taho. Ia masuk Islam setelah Kerajaan Dompu tersentuh oleh dakwah Syaikh Nurdin (Leluhur "Ami Di" Bin Syaikh Mahdali atau "Syekh Boe") seorang da’i asal Baghdad (literatur lain dari Magrabi) pada masa pemerintahan ayahnya. Ayahnya menyambut baik tamu asing dari Arab ini, bahkan Syaikh Nurdin dinikahkan dengan seorang puteri. Tidak ada keterangan yang jelas apakah puteri tersebut anak dari Dewa Mawa’a taho dan saudara La Bata Na’e atau bukan. Namun gadis istana itu akhirnya berganti nama menjadi Khadijah. Dari pernikahannya dengan Syaikh Nurdin, Puteri Khadijah melahirkan tiga orang anak yang salah satu bernama Joharmani dan kelak dipersunting oleh La Bata Na’e.

La Bata Na’e sangat serius untuk mendalami agama Islam, kepada ulama-ulama Sumatera, Sulawesi sampai ke Pulau Jawa. Setelah merasa cukup dengan ilmu agama yang ia miliki, ia kembali ke Dompu. Mengutip dari Sekitar Kerajaan Dompu (SKD) oleh Ir. Nurhaidah Saraila/Israil M. Saleh dari Bo Kesultanan Dompu bahwa pada hari Jum'at tanggal 8 bulan Rajab 952 H, atau tanggal 24 September tahun 1545 M, La Bata Na’e naik tahta untuk menggantikan ayahnya. Ia menjadikan Islam sebagai agama resmi Negara dan merubah bentuk pemerintahan menjadi sebuah kesultanan. Ia berganti nama menjadi “Syamsuddin” yang berarti “mentari dalam Islam.” Berakhirlah era Kerajaan Hindu Dompu dan dimulailah era Kesultanan Islam. (Dicuplik dari tulisan Muhammad Faisal S.Pd, Pemerhati Sejarah dan budaya Dompu pemilik akun FB Seo Mawaa Taho). (AMIN)