Dompu, Lensa Pos NTB - Joki anak atau joki cilik memang menarik untuk diperbincangkan.
Di arena pacuan kuda, para bocah yang boleh dikata masih ingusan ini begitu lihainya menunggang seekor kuda beringas yang ukuran berat dan besar badannya beberapa kali lipat dari tubuh para joki ini.
Di usia antara 7 - 10 tahun mereka demikian tangkasnya melajukan kuda sehingga melesat laksana kilat.
Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi) Kabupaten Dompu, Muhammad Amin, S. Sos mengungkapkan joki adalah profesi turun - temurun. Mereka sejak dulu memang dikenal sebagai keluarga joki. "Yang menjadi joki ini ayahnya dan kakeknya dulu juga jadi joki," ungkapnya.
Dikatakannya kehidupan mereka sudah menyatu dengan kuda sejak kecil. Orang tuanya memang telah memperkenalkan dan membentuk fisik dan mental anaknya agar berani menunggang kuda. Bila sudah terbiasa menunggang kuda selanjutnya mulai diperkenalkan dengan arena pacuan kuda dan seterusnya menjadi suatu profesi untuk mencari nafkah.
"Para joki itu dibayar oleh pemilik kuda apalagi kalau menang dapat bonus lagi," ujarnya tanpa menyebutkan besarnya insentif yang diberikan kepada para joki ini.
Diakuinya memang saat ada event pacuan kuda anak-anak yang menjadi joki itu meminta izin di sekolah masing-masing untuk tidak mengikuti pelajaran.
"Karena moment seperti ini anak-anak ini bisa mendapatkan uang untuk membantu keluarganya sehingga terpaksa meminta izin di sekolah," tuturnya.
Disebutnya memang pernah ada program belajar di malam hari bagi anak-anak yang menjadi joki ini saat ada event pacuan kuda di Stadion Lembakara Desa Lepadi Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. Tetapi program itu sekarang tidak berjalan lagi.
"Ke depan kita upayakan ada kegiatan belajar bagi anak-anak ini supaya tidak ketinggalan pelajaran," pungkasnya. (AMIN)