![]() |
Dedi Arsyik, Lurah Kandai Satu Dompu bersama dengan Muhammad Iradat, Ketua Makkadana Dompu |
Dedi mengemukakan pada penelitian sebelumnya (tahap I), Tim telah berhasil membuka kotak yaitu Kotak U23T4, U22T23 dan TS120. Temuan yang didapat berupa fragmen gerabah, keramik, fragmen tungku, sepatu dan batu pipisan, yang menunjukan adanya aktivitas manusia di Situs Dorompana. Gerabah digunakan untuk keperluan sehari hari rumah tangga. Temuan fragmen gerabah dan porselen membuktikan bahwa Dorompana pernah menjadi sebuah pemukiman sekaligus menjadi tempat penguburan. Pemukiman yang sekaligus menjadi tempat penguburan merupakan budaya yang masih berlanjut hingga saat ini. Salah satunya bisa dilihat di Pulau Sumba. Lingkungan sekitar Dorompana juga mendukung sebagai pemukiman dengan adanya beberapa titik mata air. Saat ini kondisinya ada yang mengering akibat adanya aktivitas warga sekitar yang menanam pohon jati.
Dilanjutkan Wakil Ketua Makkadana Dompu ini, temuan keramik di Situs Dorompana berasal dari Dinasti Song sekitar Abad X-VIV Masehi, Dinasti Ming abad XV-XVI Masehi dan Dinasti Qing abad ke XVII-XIX Masehi. "Menunjukan adanya hubungan antara Dompu dengan dunia luar," jelasnya. Dikatakannya sejarah Asia menunjukan bahwa antara abad ke X-XIII Masehi telah berlangsung perkembangan pesat di bidang perniagaan global yang melibatkan banyak negeri di Asia Tenggara dengan Kerajaan di masa Dinasti Song. Antara lain Nusantara, Semenanjung Melayu, Brunei, Filiphina, Cina, Vietnam dan Thailand. Temuan rangka dan gigi manusia hasil ekskavasi di Situs Dorompana maupun hasil survey sebelumnya mengarah kepada asumsi pola penguburan bukan islam atau pra islam. Hal ini juga didukung dengan temuan rangka manusia lengkap dengan gelang perunggu yang ditemukan warga di kaki bukit Dorompana saat pembangunan drainase. "Ini asumsi sementara masih memerlukan bukti-bukti lain yang mendukungnya," paparnya.
Disebutnya Pemerintah Kabupeten Dompu melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu dan Pemerintah Kelurahan Kandai Satu sangat mendukung penelitian dan ekskavasi ini, sehingga ke depannya dapat dijadikan sebagai objek wisata budaya dan sejarah di wilayah setempat. Bahkan yang tidak kalah pentingnya hasil penelitian dan ekskavasi ini juga dapat dapat bermanfaat untuk kepentingan akademik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (TIM LENSA POS)