Jagung Pendobrak Kemiskinan Oleh : Abdul Farid, SE (Kasie Statistik Sosial BPS Dompu)

Kategori Berita

.

Jagung Pendobrak Kemiskinan Oleh : Abdul Farid, SE (Kasie Statistik Sosial BPS Dompu)

Koran lensa pos
Kamis, 31 Januari 2019

OPINI - Dalam beberapa tahun terakhir, kesejahteraan masyarakat dompu terlihat semakin meningkat baik yang di daerah perkotaan maupun pedesaan yang dibuktikan oleh penurunan angka kemiskinan Kabupaten Dompu.  Angka kemikisnan kabupaten dompu mengalami penurunan yang cukup signifikan sebagaimana ditunjukkan oleh data BPS yakni, tahun 2015 sebesar 15,11 %, tahun 2016 sebesar 14,38 % dan tahun 2017 menurun sekitar 0,98 poin sehingga sampai dengan saat ini (2018) menjadi 13,24 %. Pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun juga mengalami pertumbuhan positif, terbukti tahun 2015 adalah sebesar 6,15 porsen, tahun 2016 mengalami sedikit penurunan sekitar 5,19 porsen dan pada tahun 2017 meningkat lagi menjadi 6,82 porsen atau sekitar 1,63 poin atau secara rata-rata pertumbuhan ekonomi adalah 6.05 porsen pertahun.

Penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Dompu merupakan bukti keberhasilan program pengentasan kemikiskinan yang terus digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Dompu khsusunya program PIJAR ( Sapi, Jagung dan Rumput laut) yang kemudian diubah menjadi TERPIJAR (Tebu Rakyat, Sapi, Jagung dan Rumput laut). Program pengentasan kemikiskinan ini mampu mendongkrak atau meningkatkan kesejahteraan penduduk dengan meningkatkan daya beli masyarakat. Program pengentasan kemikiskinan ini tentunya harus di galakkan agar tetap terjaga dan menjadikan masyarakat Dompu yang madani tanpa menggantungkan diri pada imbalan atau bantuan dari pemerintah. Akan tetapi sampai kapan program terpijar ini akan menjadi pilar pengurangan kemikiskinan di Kabupaten Dompu?

Perlu di ingat bahwa arah kebijakan mengacu pada visi dan misi,yakni pembangunan yang inklusif yang diartikan sebagai pembangunan yang mengikutsertakan dan sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat. Partispasi menjadi kata kunci dari seluruh pelaksanaan pembangunan. Fakta menunjukkan bahwa kemiskinan hanya dapat berkurang dalam suatu pertumbuhan ekonomi yang tumbuh secara dinamis. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang stagnan hampir bisa dipastikan berujung pada peningkatan angka kemiskinan.

Sebagai gambaran kondisi ekonomi di Kabupaten Dompu adalah penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Dari total penduduk yang bekerja di Kabupaten Dompu pada tahun 2017 yaitu sebanyak 205.672 jiwa, 20.31 persen diserap oleh sector pertanian, 9.52  persen di sector jasa kemasyarakatan, social dan perorangan, 8.70  persen di sector perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi, 4.40 persen di sector konstruksi, 3.56  persen di sector industry, 0.63 persen di sector lembaga keuangan, Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan, terdapat dua sector yang sumbangsihnya paling kecil yakni sector listrik, gas dan air minum sebanyak  0.22 persen dan sector pertambangan dan penggalian sebanyak 0.08 persen.

Gambaran tersebut merupakan share dari sisi ketenagakerjaan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa sector pertanianlah yang paling banyak memberikan sumbangsih terbesar untuk menurunkan angka kemikiskinan. Potensi Jagung cukup membanggakan dalam beberapa tahun terakhir, terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan. Tanaman jagung saat ini mampu dan telah meluas dengan luas panen 87.651 dari 29.813 Hektar (Ha) pada tahun 2015. Produksi jagungpun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan produksi dari 218.855 ton menjadi 611.616 ton. Hal ini patut di apresiasikan oleh seluruh masyarakat terutama masyarakat pedesaan yang berhadapan langsung dengan hutan sebagai impian yang berbasis kesejahteraan.

Salah satu program terpijar merupakan pengembangan palawija jagung yang merupakan tanaman andalan sebagai bagian pendobrak dalam rangka meningkat pertumbuhan ekonomi rakyat, akan tetapi sisi lain hutan/alam kurang diperhatikan atau dengan kata lain alam tidak bersahabat dengan kita artinya kelestarian alam harus terjaga pula. Dari data yang ada patutlah dihargai adanya peningkatan kinerja pemerintah daerah yang sangat konsisten dengan visi dan misinya sehingga dapat membanggakan dan dijadikan row model bagi para calon pemimpin masa yang akan dating.

Dengan suatu program embrio akan keberhasilan pemimpin dalam mengemban amanah dan merupakan tanggung jawab moral pada visi-misi 5 tahunan segai bagian untuk mewujudkan dan mensejahterakan masyarkat pada umumnya, namun yang harus diperhatikan pula dampak lingkungan yang diakibatkan oleh masyarakat yang terus menerus mengeruk hutan. Oleh karena itu diperlukan upaya yang berkelanjutan dalam menurunkan angka kemiskinan. Penanganan kemiskinan yang berkelanjutan sangant penting dalam upaya terus mengentaskan lemiskinan hingga ke kerak miskin. 

Salah satu upaya adalah meningkatkan alternative mata pencaharian, sehingga tidak semata-mata hutan menjadi tolak ukur dan harus diingat bahwa reboisasi pun haruslah dilaksanakan walaupun satu pohon. Prestasi penurunan kemiskinan ini merupakan prestasi pemerintah daerah berkolaborasi dengan berbagai pihak, upaya penerunan ini harus terus didukung dengan tetap mengedapankan efek dari sisi ekonomi dan lingkungan. (*)