Bima, Lensa Post NTB - Pelayanan PT. Bank Negara Indonesia (BNI) 46 Cabang Bima dinilai sangat tidak profesional, sebagai salah satu Bank Negara terbesar di Indonesia seharusnya pelayanan lebih cepat dan profesional dan tidak terkesan berbelit-belit, pernyataan ini dikeluhkan oleh beberapa Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Kota Bima yang menerima dana pencairan tahap Pertama dan Kedua melalui Bank BNI 46 Cabang Bima,
Salah satu Bendahara KSM di Kota Bima membeberkan pada saat pencairan Tahap Pertama dibulan Juni 2018, terkesan sangat berbelit-belit, mereka telah mengantri sejak pagi ternyata giliran pencairan masih ada saja kekurangan administrasi lain, sehingga harus mengurus kembali kekurangan tersebut, bahkan mereka mengaku sudah mendapatkan rekomendasi dari Dinas PUPR Kota Bima untuk mencairkan dana tersebut, justru uang itu belum masuk di rekening KSM dengan alasan uang tersebut masih menunggu kliring dari Bank NTB, "kalau memang uang tersebut ada di Bank NTB, kenapa tidak sekalian di Bank NTB saja kita cairkan?" Ungkap pengurus KSM dengan nada kesal.
Ternyata kekecewaan tersebut juga kembali terjadi pada proses pencairan tahap kedua, hanya karena ada kasus kehilangan stempel KSM dan telah dibuat ulang stempel baru, karena hurufnya tidak sama yang tertera di stempel tersebut, pihak Bank BNI menolak untuk dicairkan, dan disarankan untuk bikin ulang stempel, padahal mereka telah mengantri sejak pagi di Bank tersebut, pengurus KSM menganggap pihak Bank BNI terlalu kaku dan kurang profesional melayani masyarakat, "masa gara-gara stempel gak sama besar huruf saja ditolak? Namanya yang buat stempel juga manusia bisa saja keliru besar kecil hurufnya, kecuali yang mencairkan ini orang lain wajarlah, tapi ini orang yang sama dan rekening yang sama, ujar salah satu pengurus KSM dengan nada ketus. (LP.NTB/AS-01)
Salah satu Bendahara KSM di Kota Bima membeberkan pada saat pencairan Tahap Pertama dibulan Juni 2018, terkesan sangat berbelit-belit, mereka telah mengantri sejak pagi ternyata giliran pencairan masih ada saja kekurangan administrasi lain, sehingga harus mengurus kembali kekurangan tersebut, bahkan mereka mengaku sudah mendapatkan rekomendasi dari Dinas PUPR Kota Bima untuk mencairkan dana tersebut, justru uang itu belum masuk di rekening KSM dengan alasan uang tersebut masih menunggu kliring dari Bank NTB, "kalau memang uang tersebut ada di Bank NTB, kenapa tidak sekalian di Bank NTB saja kita cairkan?" Ungkap pengurus KSM dengan nada kesal.
Ternyata kekecewaan tersebut juga kembali terjadi pada proses pencairan tahap kedua, hanya karena ada kasus kehilangan stempel KSM dan telah dibuat ulang stempel baru, karena hurufnya tidak sama yang tertera di stempel tersebut, pihak Bank BNI menolak untuk dicairkan, dan disarankan untuk bikin ulang stempel, padahal mereka telah mengantri sejak pagi di Bank tersebut, pengurus KSM menganggap pihak Bank BNI terlalu kaku dan kurang profesional melayani masyarakat, "masa gara-gara stempel gak sama besar huruf saja ditolak? Namanya yang buat stempel juga manusia bisa saja keliru besar kecil hurufnya, kecuali yang mencairkan ini orang lain wajarlah, tapi ini orang yang sama dan rekening yang sama, ujar salah satu pengurus KSM dengan nada ketus. (LP.NTB/AS-01)