Dompu, Lensa Post
NTB - Hari
Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli sesuai dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 44 tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984. Sejatinya
peringatan tersebut merupakan hari yang membahagiakan bagi anak-anak bangsa
ini. Memang faktanya banyak anak-anak yang menikmati kebahagian di hari itu.
Tetapi tidak dapat dipungkiri, tak sedikit di antara mereka yang justru berada
dalam himpitan derita di hari itu. Bukan hari itu saja tetapi setiap saat
mereka berada dalam kubangan kesengsaraan. Mereka tidak mengetahui bagaimana
nasib masa depannya kelak.
Tak
perlu jauh-jauh, salah satu relawan, Bije mengungkapkan di tengah
hingar-bingarnya kegembiraan anak-anak menikmati hari bahagia bersama
keluarganya di Hari Anak Nasional ini, masih sangat banyak anak-anak yang hidup
dalam kemiskinan, penderitaan dan keterbelakangan. Tokoh yang suka bicara
blak-blakan ini mencontohkan kehidupan Zaitun, asal Desa Mangge Asi Kecamatan
Dompu Kabupaten Dompu. Ia hidup di tengah keluarga yang jauh dari kata layak.
Rumah kediamannya gubug reot berdindingkan gedhek lapuk, ibunya sakit-sakitan
dan ayahnya dengan keterbatasan fisik tak mampu bekerja. Kondisi demikian
dirasakan pula oleh Risky, bocah 12 tahun penderita polio sejak lahir yang
tinggal di Dusun Samakai Desa Jala Kecamatan Hu'u. Tak jauh dari gubug kediaman
Risky, ada pula bayi 9 bulan penderita hydrosephalus yang sangat membutuhkan
perawatan segera ke RSUP Sanglah Denpasar Bali agar bayi tersebut tidak
mengalami cacat permanen. (LP.NTB/ EMO
Dompu)