Alumni PGAN Bima tahun 1992 saat Reuni beberapa waktu lalu di MAN 2 Kota Bima |
Kota Bima NTB, koranlensapos.com *** Banyak cerita, canda tawa dan senda
gurau, selama 25 tahun silam tepatnya tahun 1992, kembali terlukiskan hari ini,
meski hanya lewat group whatsapp PGA’92, kenangan lama terasa seperti baru
kemarin. Masa-masa
sekolah melahirkan cerita yang tidak mudah terlupakan diingatan para alumninya.
Baik suka maupun duka, momen masa lalu telah terekam menjadi kenangan yang terus membekas
sepanjang masa. Tidak sedikit dari alumni yang merasa rindu, akhirnya ingin kembali
untuk sekedar mengenang dan mengingat momen-momen indah setelah sekian lama
meninggalkan sekolah tercinta.
Seperti yang dirasakan oleh alumni Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN)
Bima angkatan 1992. Demi ingin merasakan kembali nuansa lama sembari menguatkan
tali persaudaraan, baru-baru ini mereka menggelar acara temu kangen bertajuk
“Reuni Akbar PGAN Bima”. Setelah 25 tahun berlalu, akhirnya mereka dapat
berkumpul kembali, ditempat yang bersejarah, tempat mereka mengenyam pendidikan
selama 3 tahun, yakni PGAN Bima atau sekarang MAN 2 Kota Bima, sekedar untuk
bernostalgia dan mengenang cerita lama yang masih melekat di ingatan mereka hingga
saat ini.
Inspirasi
terkuak, seorang Alumni PGAN Bima angkatan’92, Muslih Parado, yang saat ini
berada di Kalimantan Tengah sejak tahun 2000, telah membuat group whatsapp PGA’92.
Ini sebagai langkah strategis untuk menyatukan kembali sahabat-sahabat lama
yang telah jauh dan telah lama berpisah. Group ini juga sebagai ajang
silaturrahmi dan meningkatkan tali persaudaraan antara para Alumni, bagi para
Alumni PGAN Bima tahun 1992 yang belum masuk di group ini mohon untuk bisa
bergabung. Satukan warna seindah pelangi dalam ikatan alumni. Banyak
yang datang silih berganti tapi persahabatan kita tetap di hati.
Setiap kita, yakin bahwa hal-hal baik itu tidak akan pernah berubah,
menyambung kuat tali silaturahmi, mengukuhkan bahwa setiap persaudaraan itu
tidak akan pernah hilang walau ditelan waktu. Sadar atau tidak zaman
sudah berubah, hari terus berganti. Masing-masing kita pasti punya cerita
sendiri terhadap perjalanan hidup. Mungkin ada yang masih single, namun tak
sedikit pula yang sudah membangun rumah tangga, hidup bahagia dengan
pasangannya, dengan anak-anaknya, bersyukurlah..., dan kenyataannya
memang, tak semua teman satu angkatan menjadi orang sukses dalam berbagai
bidang, malah mungkin banyak juga setelah lulus kembali kedesanya memegang
pacul dan sangkur, atau mungkin sisanya ada yang jadi TKW, buruh pabrik dll.
Disinilah kedewasaan kita diuji “How to be sensitive to other people’s
feelings”. (Sukur Bima)