Alumni PGAN Bima’92, Sahabat Tak Tergantikan

Kategori Berita

.

Alumni PGAN Bima’92, Sahabat Tak Tergantikan

Koran lensa pos
Kamis, 19 Oktober 2017
Alumni PGAN Bima tahun 1992 saat Reuni beberapa waktu lalu di MAN 2 Kota Bima 

Kota Bima NTB, koranlensapos.com *** Banyak cerita, canda tawa dan senda gurau, selama 25 tahun silam tepatnya tahun 1992, kembali terlukiskan hari ini, meski hanya lewat group whatsapp PGA’92, kenangan lama terasa seperti baru kemarin. Masa-masa sekolah melahirkan cerita yang tidak mudah terlupakan diingatan para alumninya. Baik suka maupun duka, momen masa lalu telah terekam menjadi kenangan yang terus membekas sepanjang masa. Tidak sedikit dari alumni yang merasa rindu, akhirnya ingin kembali untuk sekedar mengenang dan mengingat momen-momen indah setelah sekian lama meninggalkan sekolah tercinta.

Seperti yang dirasakan oleh alumni Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Bima angkatan 1992. Demi ingin merasakan kembali nuansa lama sembari menguatkan tali persaudaraan, baru-baru ini mereka menggelar acara temu kangen bertajuk “Reuni Akbar PGAN Bima”. Setelah 25 tahun berlalu, akhirnya mereka dapat berkumpul kembali, ditempat yang bersejarah, tempat mereka mengenyam pendidikan selama 3 tahun, yakni PGAN Bima atau sekarang MAN 2 Kota Bima, sekedar untuk bernostalgia dan mengenang cerita lama yang masih melekat di ingatan mereka hingga saat ini.

Inspirasi terkuak, seorang Alumni PGAN Bima angkatan’92, Muslih Parado, yang saat ini berada di Kalimantan Tengah sejak tahun 2000, telah membuat group whatsapp PGA’92. Ini sebagai langkah strategis untuk menyatukan kembali sahabat-sahabat lama yang telah jauh dan telah lama berpisah. Group ini juga sebagai ajang silaturrahmi dan meningkatkan tali persaudaraan antara para Alumni, bagi para Alumni PGAN Bima tahun 1992 yang belum masuk di group ini mohon untuk bisa bergabung. Satukan warna seindah pelangi dalam ikatan alumni. Banyak yang datang silih berganti tapi persahabatan kita tetap di hati.


Setiap kita, yakin bahwa hal-hal baik itu tidak akan pernah berubah, menyambung kuat tali silaturahmi, mengukuhkan bahwa setiap persaudaraan itu tidak akan pernah hilang walau ditelan waktu. Sadar atau tidak zaman sudah berubah, hari terus berganti. Masing-masing kita pasti punya cerita sendiri terhadap perjalanan hidup. Mungkin ada yang masih single, namun tak sedikit pula yang sudah membangun rumah tangga, hidup bahagia dengan pasangannya, dengan anak-anaknya, bersyukurlah..., dan kenyataannya memang, tak semua teman satu angkatan menjadi orang sukses dalam berbagai bidang, malah mungkin banyak juga setelah lulus kembali kedesanya memegang pacul dan sangkur, atau mungkin sisanya ada yang jadi TKW, buruh pabrik dll. Disinilah kedewasaan kita diuji “How to be sensitive to other people’s feelings”. (Sukur Bima)