Sosialisasi Moderasi Beragama dan Penyuluhan Kenakalan Remaja oleh Pengurus FKUB Kabupaten Dompu di SMAN 1 Manggelewa, Jumat (31/10/2025)Dompu, koranlensapos.com - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Dompu kembali melaksanakan sosialisasi tentang moderasi beragama dan penyuluhan kenakalan remaja, Jumat (31/10/2024).
Program bernama "FKUB Go to School" kali ini menyasar SMA Negeri 1 Manggelewa. Seperti biasa, Ketua FKUB Kabupaten Dompu, Muhammad Alimuddin memimpin langsung acara sosialisasi yang diikuti ratusan pelajar didampingi para guru ini.
Ketua FKUB mengawali pemaparannya dengan mengutip kalimat bersejarah yang pernah diucapkan tokoh proklamator, Ir. Soekarno (Presiden pertama RI). Kalimat itu berbunyi "Berikan aku seribu orang tua, maka akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan guncangkan dunia".
Sebuah ungkapan lain berbunyi "bermimpilah setinggi-tingginya, maka engkau akan jatuh di antara bintang-bintang". Ungkapan ini mengandung motivasi kepada kaum muda untuk memiliki cita-cita yang tinggi. Umpama gagal, maka akan berada pada posisi yang lebih baik daripada sebelumnya.
"Ungkapan ini mengandung pesan betapa pemuda itu memiliki fungsi dan peran luar biasa dalam kehidupan, baik kehidupan beragama, berbangsa maupun bernegara," jelasnya.
Karena itu, lanjutnya pemuda harus memberikan nilai manfaat dan nilai guna dalam kehidupannya di tengah masyarakat yang majemuk. Pemuda berperan penting menjaga harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat yang beraneka ragam suku, bahasa, agama maupun budaya dan adat istiadat.
Lebih lanjut dikatakannya, perbedaan dan keanekaragaman yang hidup di tengah masyarakat menjadi sangat indah. Masyarakat hidup rukun dan damai tanpa memandang perbedaan. Hal itu bisa tercipta jika konsep moderasi beragama terlaksana dengan baik. Konsep ini menyatukan perbedaan-perbedaan pandangan tentang kehidupan umat beragama.
Disebutnya ada 3 hal yang harus diterapkan dalam kehidupan untuk mewujudkan konsep moderasi beragama.
Pertama, Tawazun (keseimbangan). Adanya keseimbangan pandangan tentang kehidupan beragama.
"Karena setiap kita antara penganut agama maupun intern umat beragama selalu berbeda dalam menjalankan agama dan lepercayaannya. Lahirnya konsep moderasi beragama ini menyeimbangkan perbedaan-perbedaan pandangan keagamaan yang ada," jelasnya.
Kedua, Tasamuh (toleransi). Yaitu saling menghormati dan menghargai antara satu dengan lainnya, baik antar umat beragama maupun intern umat beragama.
Terkait tasamuh ini, Ketua FKUB menekankan di era digital ini, supaya menggunakan teknologi untuk kemaslahatan. Media sosial hendaknya dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif.
"Oleh karena kita sekarang ini sedang dihadapkan dengan dunia digital, maka gunakanlah dengan sebaik-baiknya, bukan untuk merendahkan orang lain, bukan untuk mencari benar sendiri, akan tetapi dunia digital itu kita pakai untuk membuat harmoni, menjadikan kerukunan antara satu dengan lainnya," pesannya.
Diungkapkannya, tidak jarang postingan-postingan di media sosial yang memicu konflik. Hal ini menunjukkan konsep tasamuh belum terwujud dengan baik.
Ketiga, Musawah (kesetaraan). Maksudnya dalam kehidupan beragama tidak boleh merasa benar sendiri lalu menyalahkan kelompok lain yang berbeda dengannya.
"Kita harus menanamkan prinsip kesetaraan antara satu dengan lainnya," tandasnya.
Selanjutnya Ketua FKUB menguraikan bahaya peredaran narkoba yang saat ini banyak mengincar anak-anak dan remaja.
"Sekarang ini di Dompu maupun di daerah lain, generasi sudah diserang oleh narkoba. Betapa narkoba sudah memasuki semua lini kehidupan, tidak mengenal anak-anak atau orang tua dan dewasa. Ini barang yang sangat berbahaya untuk kelangsungan hidup dan kehidupan kita," urainya.
Dikatakannya, narkoba yang semestinya digunakan dalam penanganan medis untuk pasien yang menjalani operasi dan sebagainya, namun kini telah disalahgunakan. Untuk itu, Ketua FKUB menegaskan kepada generasi muda untuk tidak tergiur dengan bujuk rayuan dan iming-iming dalam bentuk apapun dan oleh siapapun yang mengajak mengonsumsi atau mengedarkan barang terlarang itu.
Dikatakannya, dampak penyalahgunaan narkoba sangat merusak fisik dan mental seseorang. Pemakai narkoba akan menjauhi interaksi dengan orang lain. Pengguna narkoba akan kehilangan masa depan. Hendak mendaftar jadi TNI, POLRI atau ASN pasti tidak akan diterima. Lowongan pekerjaan apapun tertutup bagi pecandu narkoba. Bahkan untuk mendapatkan jodoh pun bakal kesulitan. Sebab tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menikah dengan pemakai narkoba.
Mengakhiri materinya, Ketua FKUB mengingatkan untuk berani menyatakan TIDAK pada narkoba.
Pengurus FKUB Bidang Sosialisasi Produk Hukum, H. Khaeruddin pada momen tersebut memberikan arahan tentang kedisiplinan dalam menggunakan waktu dalam setiap hari. Ada waktu untuk ibadah, belajar, membantu orang tua dan beristirahat.
Pada sesi pemungkas, Bendahara FKUB, Ni Ketut Sukarmi melontarkan beberapa pertanyaan kepada para pelajar itu. Hal-hal yang ditanyakan tentang 4 Pilar Kebangsaan, Sumpah Pemuda, Wawasan Kebangsaan dan lain-lainnya. Para siswa sangat antusias mengikuti sesi ini. Siswa yang bisa menjawab dengan benar mendapatkan hadiah. (emo).

Komentar