Fatherless dan Optimalisasi Peran Ayah Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Kategori Berita

.

Fatherless dan Optimalisasi Peran Ayah Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Koran lensa pos
Senin, 18 November 2024
HM. Amin (Ketua FUI Dompu)

Oleh: M. AMIN

Pemerintah dan Rakyat indonesia menaruh harapan kepada Gen Z, generasi yg lahir di era tahun 2000 an menjadi generasi Emas yg berperan untuk mewujudkan Indonesai Emas pada tahun 2045 mendatang. Prediksinya Sekitar dua puluh tahun lagi Bangsa ini akan di huni oleh rakyat dg  Sumber daya manusia yg ber kwalitas tinggi, kreatif, inovatif, mandiri, sejahtera lahir batin.

Kita semua harus optimis, tanpa mengenyamping realitas sosial yg ada di hadapan kita, serta kabut maslah  yg menyelimuti  kehidupan anak dan remaja, yg di pengaruhi oleh lemah nya peran orang tua, terutama peran ayah dalam mendidik anak, teman sebaya yg Toxic, lingkungan sosial  yg buruk  kurang mendukung tumbuh kembang krakater anak secara positif.

Definisi dan Fenomena Fatherless

 Fatherless Menurut Ahli ( Wardah Roudhotina SPsi MPsi) Psikolog Bara Duta, yaitu Minimnya Peran  ayah dalam proses pengasuhan anak  atau bahkan tidak ada, baik secara fisik maupun psikologis.

Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara fatherless atau father hunger terbanyak di dunia. Fenomena ini muncul sebagai akibat dari hilangnya peran ayah dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak (The Asianparent.com, 2021)

Faktor utama penyebab fenomena father less di indonesia adalah alasan ekonomi, menjadi pekerja migran,  sosial, budaya. Terutama Budaya patriarki, di mana ayah di anggap memiliki peran hanya untuk mencari Nafkah, sedangkan peran pengasuhan di serahkan kepada ibu, atau keluarga dekat lainnya, bahkan di serahkan kepada asisten Rumah tangga.

 Selain itu, angka perceraian di Indonesia yang masih tinggi juga berdampak pada meningkatnya jumlah anak yang kehilangan sosok ayah. Menurut laporan Statistik Indonesia, kasus perceraian mencapai 516.334 pada 2022, dengan penyebab utama perselisihan dan pertengkaran sebanyak 284.169 kasus atau 63,41%.

Dampak Fatherless pada Anak

Kehilangan sosok ayah dapat berdampak jangka panjang pada anak, terutama secara psikologis. Beberapa dampaknya antara lain:

•Rendahnya self-esteem, yakni pandangan subjektif seseorang tentang diri sendiri.
•Perasaan marah dan minder
•Kecemasan dan ketidakbahagiaan
•Ketidakamanan fisik dan emosional
•Kemampuan akademik yang buruk
•Hubungan rumit dengan pasangan
•Masalah perilaku hingga gangguan kejiwaan
•Potensi melakukan kejahatan atau kenakalan remaja, konsumsi narkoba, miras, kekerasan secara fisik dan Verbal.

Peran Penting Ayah dalam Keluarga Menurut islam

Figur  Ayah  yg suskses  dalam mendidik  anak  di abadikan  oleh  Allah  dalam  Alquran seprti :  Nabi  Ibrahim,  Nabi  Ismail,  Nabi, Yakub,  Nabi  Muhammad  saw.  Selain  Nabi kita  kenal  jg  sosok manusia  mulia  seperti Lukmanul  Hakim  yg. Terkenal  dg  konsep tauhid  dalam  pendidikan  anak, sehingga dapat melahir generasi unggul sebagai pewaris tahta islam dalam sejarah perjalanan  kehidupan yg gemilang dan bergelombang.

 Ayah dalam islam Berperan  Sebagai pemimpin, pendidik, Pelindung, pangayom dan penanggug jawab keluarga, menjaga fitrah anak anaknya agar tidak tercemar oleh budaya dan nilai nilai kehidupan Bangsa almagdub dan Addolin (Yahudi dan Nasrani)

Ada  satu   kesamaan  pola pendidikan  yg mereka  terapkan  kepada anak  anak mereka   di  awal  kehidupan  sejak  anak  lahir  sampai  dewasa yakni  di tanamkan  kalimat  Tauhid,  agar  mereka  mengenal  dan menyembah Rabb  nya  yg Esa, menanamkan adab dan akhlak agar dapat mengembangkan pergaulan yg positif dg sesama manusia untuk mencapai kesuksesan dunia akhirat.

Peran ayah yg lain dalam keluarga. Ayah yang aktif berperan akan menghasilkan anak-anak yang hebat. Peran ayah dibagi menjadi tiga komponen: paternal engagement (kedekatan hubungan interaksi dg Ayah) aksesibilitas, dan tanggung jawab. Menurut survei dari Association of Child Psychotherapy, ayah memberikan kontribusi vital bagi perkembangan emosional anak dibandingkan ibu, dengan cara interaksi yang lebih komunikatif, hangat dan bersahabat.

•Mengajarkan anak memecahkan masalah dengan solusi yang tepat
•Menanamkan nilai-nilai penting sebagai bekal masa depan
•Menjadi teman bermain bagi anak
•Membimbing anak membedakan perilaku benar dan salah serta memahami konsekuensinya
•Mengajarkan tanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan keluarga
•Menanamkan moral dan tata krama agar anak bertindak bijak
. Mendorong partisipasi anak dalam kegiatan sosial dan keagamaan
. Menjadi teladan positif  dalam kebaikan

Dengan memahami dan melibatkan diri lebih dalam dg peran peran tersebut,  ayah dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan anak, baik secara emosional, sosial, agama, adab , maupun intelektual. Dengan demikian  mimpi indonesia emas 2045, insya Allah optimis tercapai.