Liga Champions, Local Champions dan Keberuntungan

Kategori Berita

.

Liga Champions, Local Champions dan Keberuntungan

Koran lensa pos
Kamis, 08 Juni 2023



Oleh: M.Ramadhani*



Bagi seorang penggemar Sepak Bola, Kaum Gibol, menanti partai  final UEFA Champions League, adalah ritual wajib tahunan. Untuk musim 2022-2023 ini, partai final akan mempertemukan klub Manchester City (Inggris) versus Inter Milan (Italy), dan akan digelar pada akhir pekan ini di Stadion Olimpiade Atatürk, Istanbul, Turki.  Lalu siapakah yang akan meraih Trophy UEFA Camphions  League 2023? 

Pasti banyak orang menjagokan Manchester City. Sepertinya tidak ada yang bisa membendung kedigdayaan sosok  Erling Halland (22 Tahun). Ibarat “monster” yang menakutkan  bagi setiap lawannya. Tapi justru sesungguhnya menurut penulis kenapa Manchester City lebih pantas diunggulkan,  karena ada sosok “baby face” yang menjadi simbol “keberuntungan”.  Dia adalah Julian Alvarez. Sosok striker muda, 23 tahun asal Argentina. Meski lebih sering sebagai pemain pengganti, menurut statistik dari berbagai sumber, memiliki catatan epik di setiap debut pertamanya di kompetisi apapun. Sejauh ini, selalu jadi sang champion. Bersama River Plate, Alvarez langsung juara saat pertama kali bermain di ajang Argentinian Cup, Recopa Sudamericana, dan Copa Libertadores.

Lalu, bersama Timnas Argentina, Alvarez langsung memenangi Copa America, Finalissima dan puncaknya adalah Juara World Cup 2022. Bersama klub barunya, Julian Alvarez sudah memenangi Liga Inggris bersama Manchester City, dan terbaru adalah Juara Piala FA dengan mengalahkan dengan klub sekotanya, Manchaster United. 
Jika dibandingkan dengan bintang Portugal, Cristiano Ronaldo, hingga di usianya yang 36 tahun, dengan kesempatan yang berulangkali, belum pernah membawa negaranya menjadi Juara Dunia. Bahkan dengan idolanya sekalipun, Lionel Messi, baru pada World Cup keempatnya baru bisa mempersembahkan Juara Dunia bagi Argentina.  Sungguh “keberuntungan”  bagi tim manapun yang diperkuat oleh diri seorang Alvarez. Tinggal melengkapi dengan Trophy Liga Champions Eropa. Akankah keberuntungan itu berlanjut? Ataukah justru Inter Milan dengan Lautaro Martinez, akan membalikkan prediksi banyak orang dengan perlawanan yang sengit,  seperti tren final final lain yang dramatis di menit menit akhir, atau ditentukan keberuntungan adu pinalti? Sepakbola selalu memberikan pelajaran: Jangan pernah sombong dengan semua data statistik, prediksi, atau bahkan hasil survey, karena “Tangan Tuhan” selalu terlibat dalam setiap hasil akhir kompetisi apapun. 

Keberuntungan dalam sepakbola itu adalah salah satu membuat sepakbola menjadi selalu menarik untuk ditonton. Partai Final World Cup 2022 antara Perancis dan Argentina, menjadi salah stau final terbaik selama World Cup ada. Begitu juga baru baru ini, kemenangan Timnas Indonesia meraih Medali Emas Sea Games, dengan penuh dramatis, juga adalah bukti lain bahwa faktor keberuntungan amat dekat dengan sepakbola. 

***

Local Champions, Sang Inspirator

Akhir pekan ini juga,  hampir bersamaan dengan laga final Liga Champions, Walikota Mataram, H Mohan Roliskana (HMR) kembali “beruntung” menerima sebuah penghargaan. Ini menambah deretan prestasinya sejak memimpin Kota Mataram.  Kali ini, HMR akan menerima Anugerah Penghargaan Satyalancana Wira Karya Bidang Pertanian dari Presiden RI dalam acara Pekan Nasional (Penas) Tani dan Nelayan se Indonesia yang dilaksanakan di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.    

Mungkin banyak yg bertanya kenapa bidang pertanian? Gak salah? Agak  unik memang, penghargaan  justru dari bidang pertanian, sementara dalam  isu-isu perkotaan makin termarginalkan. Di kawasan perkotaan, regulasi yang membatasi alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian dianggap faktor yang akan menghambat investasi. Kenapa bukan Bupati  Bima, Dompu atau Lombok Tengah yang memiliki lahan pertanian sejauh mata memandang dan menjadi lumbung pangan NTB dan Nasional?  Itulah yang menurut penulis meyakini ada faktor keberuntungan yang melekat pada sosok HMR, seperti Alvarez dalam Sepakbola. Tuhan senantiasa menyertai dalam menjemput takdir hidupnya untuk  meraih kemenangan dalam setiap kompetisi yang diikutinya. 
 
Penghargaaan  di Bidang Pertanian ini menarik karena lahir ditengah fenomena krisis dan keterbatasan lahan pertanian di Kota Mataram. Sesuai keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang./ Kepala BPN, data  eksisting luas lahan pertanian 1.414,39 ha, sementara dalam perda RTRW Kota Mataram ditetapkan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) hanya seluas 509,83 ha.  Sementara di sisi lain, dinamika pembangunan yang sangat cepat yg membutuhkan ruang (space), sehingga lahan pertanian menjadi terancam. Tapi justru disitulah lahir ide, gagasan dan semangat kolaborasi untuk mendorong peningkatan lahan lahan nganggur (idle land) dengan menumbuhkan Urban Farming. Dengan lahan yang terbatas, produktivitas yang trendnya menurun, sehingga akhirnya, terpaksa lahan pekarangan pun menjadi kunci dan solusi. Dari pekarangan, dalam skala terbatas, tanaman hortikultura ini setidaknya mengurangi dampak dari mahalnya harga harga komoditas pangan. Dari pekarangan secuil, gizi keluarga terjamin dan inflasi bisa dikendalikan.

Sederhana, tapi inovasi ini dampaknya kemana-mana. Memang bukan HMR sendiri. Di balik HMR ada keterlibatan banyak local champions lahir di sekitar HR yang secara genuine untuk mengatasi keterbatasan ini. Di samping HMR sendiri layak disebut sebagai Local Champions, sebagai tokoh pemimpin daerah yang berprestasi, HMR banyak didukung oleh banyak Local Champions lain yang mencetuskan dan mentransfer ide-ide berupa inovasi teknologi yang inovatif dan kreatif spesifik lingkungan kepada para pegiat, yang selanjutnya diadopsi dan menjadi suatu sistem baru dalam menjalankan kegiatan budidaya tanaman pangan sayuran di lahan pekarangan rumah. Inovasi kreatif yang diadopsi tersebut terbukti meningkatkan produktifitas kegiatan budidaya tanaman pangan di lahan pekarangan rumah yang dilakukan sehingga menimbulkan kemandirian para pegiat serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta solidaritas antar sesama pegiat budidaya tanaman pangan. Ada sosok penyuluh yang tekun, ada petani milenial yang memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan pemasaran hasil hasil pertanian, Ada ibu-ibu kader PKK dengan Kelompok Wanita Tani nya.
Local champions lahir dari kepedulian dan rasa memiliki (sense of belonging). Kelebihan seorang HMR adalah tidak hanya sekedar membangun rasa memiliki,  tapi  bahkan mampu menyamaikan benih  rasa cinta warga kotanya kepada kota, tempatnya tinggal dan bermain serta mencari nafkah. Terus Memberi ruang yang luas untuk terbangunnya kesadaran kolektif. Sehingga secara mandiri berpartisipasi untuk menyelesaikan keterbatasan dan masalah yang ada di tengah tengah masyarakat.  

Memang sebuah prestasi kadang lahir  justru dari sebuah keterbatasan. Keterbatasan memaksa untuk lahirnya ide dan gagasan baru. inovasi hadir. Semangat kebersamaan dan kolaborasi muncul. Dan sekali lagi,  jangan abaikan faktor keberuntungan dalam perjalanan takdir nasib seseorang. Hal ini diakui oleh salah seorang kerabat dekat HMR dengan kalimat yang menyentuh, “…selama ini, HMR (beruntung) sampai pada titik ini tidak terlepas dari tangan tangan hebat yang menggandeng beliau beriringan bersama-sama menapak perjalanan menjemput takdir beliau, terimakasih para sahabat,  together we are greath

***

Menjadi orang yang beruntung

Belajar dan mengambil hikmah dari dua momentum di atas. Untuk menjadi sang juara (champions) di samping perlu ikhtiar maksimal dan kolaborasi, kerja sama yang kuat, juga memberikan pesan perlu unsur keberuntungan.  Keberuntungan adalah representasi bahwa adanya campur tangan Tuhan yang bekerja (invisible hand) . Disitulah doa dan kesadaran bahwa manusia tidak ada daya apapun, semata mata hanya pertolongan dan kuasa serta  kekuatan dari Tuhan yang Maha Kuasa. Keyakinan ini terasa indah ketika hal itu terjadi dan kita alami sendiri dan  makin indah ketika itu terjadi berulang dan berulang kembali. Sebuah pengalaman yang semakin memperkaya batin dan spriritual kita.

Tidak heran ada seorang motivator mengatakan: Orang bodoh kalah dengan orang pintar, tapi orang pintar kalah dengan orang cerdas, orang cerdas kalah dengan orang cerdik, orang cerdik kalah dengan orang beruntung.  Keberuntungan itu menandakan bahwa Tuhan itu dekat dan sayang kepada HambaNya tersebut dan sekaligus mengajarkan untuk tidak sombong dengan kepintaran dan kehebatan sendiri.

Tak salah, putra pertama Penulis yang bernama Daffa Aulia Faza Adhima, adalah salah satu bentuk doa agar menjadi orang yang beruntung. Daffa adalah akronim dari nama pasangan orang tuanya. Aulia bermakna kekasih dan Faza Adhima adalah Keberutungan yang besar. Nama adalah doa. Semoga kami menjadi pasangan  yang selalu beruntung, begitu juga  anak-anak ku semoga tumbuh dan besar menjadi anak yang selalu dalam keberuntungan…Amiiin Ya Rabbal alamin…


*Penulis adalah Penggemar Sepak Bola, Warga Kota Mataram