Lebih Dekat dengan Carlos Ferrandiz (1)

Kategori Berita

.

Lebih Dekat dengan Carlos Ferrandiz (1)

Koran lensa pos
Selasa, 09 Juni 2020
Pria Asal Barcelona Spanyol ini Jatuh Hati pada Indonesia
Carlos Ferrandiz mengajarkan pendidikan ekstrakurikuler Bahasa Inggris, Komputer, Matematika, dan Geografi pada anak-anak di Hu'u 

Carlos Ferrandiz sangat familiar di kalangan masyarakat Kecamatan Hu'u khususnya di Desa Hu'u Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu NTB.
Bagi para pejabat di lingkungan Pemda Dompu juga tidak asing dengan nama sosok berpostur jangkung berhidung mancung yang tinggal di Dusun Ncangga Desa Hu'u ini. Karena ia aktif dalam kegiatan sosial khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Ia membina anak-anak di tempat ia tinggal dengan berbagai kegiatan ekstra kurikuler di luar jam sekolah. Ia juga dikenal karena banyak membantu anak-anak yang mengalami sakit dengan membawanya ke rumah sakit bahkan ada juga yang dirujuk untuk dioperasi ke Denpasar Bali karena penyakit tumor, bibir sumbing, dan lainnya.
Baru-baru ini Carlos juga menyumbangkan Alat Pelindung Diri (APD) ke Pemda Dompu untuk kebutuhan tim medis dalam penanganan Covid -19.

Siapakah Carlos Ferrandiz ?
Dari namanya saja nampaknya bukan nama orang Dompu atau orang NTB bahkan orang Indonesia pada umumnya.
Benar. Pria yang biasa disapa Carlos ini memang bukan orang Indonesia. Tetapi ia adalah warga negara Spanyol. Tepatnya di Kota Barcelona. Tempat club bola kenamaan Barcelona FC (Barca) berada.

Kecintaannya terhadap Indonesia telah membuatnya betah tinggal di negeri ini dan rela meninggalkan negara dan keluarganya di Spanyol. Bukan hanya itu, Master Degree ESADE (S2 Hukum) lulusan Law University di Universitas Autonoma Barcelona (UAB) Barcelona ini rela meninggalkan begitu saja profesinya sebagai seorang advokat (pengacara) demi hidup bersama dengan anak-anak di Hu'u.
Padahal profesi mapan itu diraihnya dengan kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh. Ia tinggalkan kemewahan yang dimilikinya di Kota Katalunya Barcelona Spanyol untuk hidup susah dalam kesendirian yang hanya ditemani deburan ombak dan angin laut lepas Hu'u yang kencang.

Apa yang membuatnya jatuh cinta terhadap Indonesia ? 
"Saya mencintai Indonesia karena Indonesia itu sangat indah. Bukan hanya karena lingkungannya tetapi masyarakat Indonesia adalah orang paling baik di dunia yang pernah saya jumpai," ucapnya dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Carlos menyebut masyarakat Indonesia sangat toleran dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Bangsa Indonesia bisa hidup berdampingan satu sama lain tanpa dibatasi oleh perbedaan-perbedaan.
"Nggak perduli orang suku mana agamanya apa bisa bersama-sama. Bendera merah putih menyatukan masyarakat Indonesia," ucapnya mantap.

Carlos mengaku telah 10 tahun lamanya tinggal di Hu'u. Ia bermukim di dusun terpencil di dekat Pantai Lakey itu sejak bulan Februari tahun 2010.
Carlos Ferrandiz

"Sejak kecil saya sering mendengar nama Indonesia. Tahun 2005 saya pertama kali datang ke Indonesia yaitu di Bali untuk berlibur. Kebetulan saya hobbi main sepak bola dan berselancar. Tapi karena di Bali sudah terlalu ramai banyak bule di sana akhirnya saya datang ke sini (Hu'u Dompu) atas informasi dari seorang teman," tuturnya.

Pada bulan Agustus tahun 2005 itu Carlos berada di Hu'u selama 2 minggu. Ia terkesan sekaligus prihatin dengan kehidupan anak-anak di Hu'u. Setelah kembali ke Spanyol, Carlos berpikir keras untuk kembali ke Hu'u agar bisa mengajarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat di kecamatan paling selatan dari wilayah Kabupaten Dompu itu.

Pendidikan sosial yang ditanamkan oleh orang tuanya sejak kecil telah terpatri kuat dalam jiwanya. Ia mengingat sejak usianya 6 tahun orang tuanya sering mengajaknya ke panti asuhan di Spanyol tempat pengasuhan bagi anak-anak yatim piatu untuk menyumbangkan sesuatu yang dibutuhkan. Sering pula orang tuanya mengajaknya ke tempat anak-anak penderita kanker.

Pendidikan yang diberikan orang tuanya telah menempa jiwanya untuk hidup berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Dorongan batinnya untuk menolong anak-anak Hu'u semakin menguatkan hasratnya untuk segera datang dan hidup berdampingan bersama anak-anak tersebut untuk berbagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Ia mengatakan kedua orang tuanya senantiasa menanamkan prinsip hidup agar selalu berbuat baik kepada orang lain. Manfaatkan masa hidup untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Pendidikan sosial dari kedua orang tuanya telah terpateri dalam jiwa Carlos. Sehingga ia ingin hidupnya bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
"Itu pendidikan yang saya terima dari orang tua saya. Bantu orang-orang yang membutuhkan.
Prinsip saya kehidupan ini sementara saja. Kita tidak punya banyak waktu. Manfaatkan waktu untuk melakukan yang baik supaya di mata Tuhan kita jadi orang baik supaya bisa masuk surga," ucapnya.
Carlos Ferrandiz bersama anak-anak di Desa Hu'u

Singkat cerita, setiap tahun mulai tahun 2006 sampai 2009 ia selalu datang mengisi liburan di Pantai Lakey selama 2 bulan setiap tahunnya. Ia berjumpa dengan anak-anak Hu'u sembari mengurus surat-surat izin untuk tinggal di Hu'u.
Akhirnya sejak Februari 2010 ia mulai tinggal di Hu'u. 2 yayasan membantunya untuk bisa melakukan kegiatan sosial bagi anak-anak Hu'u yaitu satu yayasan di Spanyol dan Yayasan Harapan Project Indonesia di Jakarta.
Bagaimanakah respon orang tua Carlos atas pilihannya meninggalkan negeri kelahirannya untuk tinggal di Indonesia ? Ikuti kisah selanjutnya !
(Bersambung...)