PERTANIAN DI TANGAN GENERASI MILENIAL BISA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN

Kategori Berita

.

PERTANIAN DI TANGAN GENERASI MILENIAL BISA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN

Koran lensa pos
Senin, 23 Maret 2020

Ir. Kaharudin, Penyuluh Pertanian
BPTP Balitbangtan NTB

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri atas 17.000 pulau dan dengan wilayah daratan seluas 1,9 juta km2. Tidak diragukan lagi bahwa Indonesia memiliki potensi lahan yang sangat besar untuk aktifitas pertanian yang terhampar luas dari Sabang sampai Merauke. Negara Indonesia dikenal dengan negara agraris yang subur tanahnya dan kaya akan sumber daya alamnya. Tanah Indonesia ibarat tanah surga, seperti lirik lagu yang dilantunkan oleh penyanyi Koes Plus. Karena kesuburan tanah tersebut, tentunya Indonesia menjadi ranah yang menggiurkan bagi Industri pertanian.
Perlu adanya terobosan terbaru dalam bidang pertanian, salah satunya dengan moderensasi pertanian. Yang mencakup semua aspek dalam pertanian, baik lahan pertanian, pelaku pertanian (petani), maupun bibit. Salah satu inovasi terbaru yang dapat dilakukan di bidang Pertanian yaitu cara berkebun modern di era Revolusi Industri 4.0, yang sasaran utamanya adalah kaum millenial. Karena kaum millenial lah yang kelak menjadi penerus pelaku pertanian, untuk itu kita harus membuat generasi milenial tertarik dan berminat untuk berkecimpung dalam dunia pertanian.

Peran Generasi Milenial

Di “Zaman Now “ peran generasi millenial sangatlah diharapkan, untuk menjadi agen perubahan ( Agent of Change ). Mengingat ide idenya yang selalu segar, pemikirannya yang kreatif dan inovatif yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan.
Generasi millenial ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan, seperti : email, SMS, media sosial ( Facebook, twetter dll ). Atau dengan kata lain bahwa generasi Y adalah generasi yang tumbuh pada era internet booming.
Mereka sangat mahir dalam teknologi dan insfrastruktur yang ada serta memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan, dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, mampu dan berusaha menjadi bijak terutama dalam menggunakan media sosial.
“Pertanian 4.0 bercirikan pertanian yang aktifitas dan atau proses bisnisnya harus melibatkan teknologi informasi dan jaringan internet yang menghubungkan semua unit operasinya dengan berbagai instrumen (sensor, satelit, drone) dan peralatan (robot dan mesin) yang memungkinkan itu semua bekerja secara sinergis, cepat, akurat dan cerdas berdasarkan data dan informasi relevan terkini. SDM yang kita miliki harus paham akan hal tersebut, sehingga peran dari generasi muda atau generasi milenial ini yang menjadi penggerak pertanian 4.0.

Pertanian Maju Mandiri dan Modern

Maju, Mandiri dan Modern. Tiga kata kunci yang harus dijadikan pedoman seluruh jajaran Kementerian Pertanian dalam bekerja untuk menggapai kesuksesan.
Maju bermakna bahwa dalam melaksanakan pekerjaan, semua jajaran Kementerian Pertanian harus berupaya keras untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian. Semua harus berpikir dan berupaya keras untuk maju. Maju dalam segala aspek. semua harus berusaha untuk maju. Tidak boleh stop atau malah mundur.
Mandiri diartikan sebagai upaya dan tekad yang kuat untuk memaksimalkan potensi sumberdaya pertanian sehingga ketergantungan kepada pihak luar secara bertahap dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Dalam konteks penyediaan pangan, mandiri dimaknai sebagai tercapainya kondisi swasembada. Impor bahan pangan, hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa setelah semua upaya dilaksanakan. Karena itu semua komponen bangsa harus berpartisipasi secara penuh dalam membangun sektor pertanian. 
Modern harus menjadi pendorong loncatan pertumbuhan sektor pertanian. Tanpa penerapan teknologi modern, sektor pertanian tidak akan maju dan tumbuh. Perkembangan teknologi harus didorong dan dipacu. Karena pertumbuhan populasi penduduk Indonesia per tahun hampir mencapai 2 persen, maka harus diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi agar kesejahteraan masyarakat meningkat. Pertumbuhan hanya dapat dicapai melalui pengembangan dan penerapan teknologi. 
Bertani menggunakan gadget (telephon gengam), yang dapat dilakukan di mana saja, tanpa harus datang langsung ke lahan pertanian. Inovasi pertanian dengan gadget ini dapat diwujudkan dengan aplikasi bertani "FarmBase". Aplikasi tersebut dapat difungsikan sebagai pengontrol jarak jauh, sehingga bertani dapat dilakukan di rumah sekalipun. Cara kerja dari aplikasi tersebut adalah, kita dapat meng-connect atau mengendalikan benda-benda dalam pertanian di sekitar kita seperti mesin pembajak, sensor dan drone, alat analisis, robot pemanen dll, dengan internet melalui smarthphone maupun gadget.
Mentan menyampaikan bahwa rumus kehidupan agar tetap tumbuh, artinya kondisi hari ini harus lebih baik dibandingkan hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Untuk itu, teknologi modern harus dikembangkan dan diterapkan. Konsep efek pengganda (multiplier effect) harus selalu menjadi pedoman dalam bekerja.
(Dari Berbagai Sumber)