Budayawan Dompu, Ir. Nurhaidah |
Dompu, Lensa Pos NTB - Situs klasik Dorobata sungguh mengagumkan. Di atas puncak bukit Dorobata yang terletak di Lingkungan Sambitangga Kelurahan Kandai Satu Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu NTB ini ternyata menyimpan bukti-bukti sejarah tentang peradaban-peradaban masyarakat Dompu sejak masa prasejarah hingga masa Kesultanan Dompu.
"Situs Dorobata ternyata luar biasa mewakili peradaban-peradaban yang pernah berlangsung di Dompu," ungkap budayawan Dompu, Ir. Nurhaidah usai mengikuti paparan dari Tim Balai Arkeologi (Balar) Bali dalam acara Diseminasi Hasil Penelitian Arkeologi Situs Dorobata yang digelar di Hotel Rinjani Dompu, Kamis (4/7).
Dilanjutkan Dae Dau, panggilannya peradaban yang pernah berlangsung di Dompu mulai dari peradaban animisme di zaman prasejarah yang dibuktikan dengan keberadaan sumur tua tempat pemujaan yang ditemukan di Situs Dorobata tersebut.
Selanjutnya adalah peradaban Hindu yang dibuktikan dengan penemuan pecahan-pecahan gerabah dan batu bata berukuran besar tipe Majapahit.
Di Situs Dorobata juga ditemukan pemakaman Islam pada masa Kesultanan Dompu.
Karena itu penulis buku Sekitar Kerajaan Dompu (SKD) ini mengusulkan agar di atas situs tersebut dibangun miniatur peradaban-peradaban Dompu di masa lampau berdasarkan hasil proses ekskavasi (penggalian) yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Bali selama 30 tahun sejak 1989 sampai dengan 2019.
"Jadi sudah sangat lengkap untuk situs (Dorobata) ini dijadikan sebuah miniatur," usulnya.
Situs Dorobata di Kandai Satu Dompu (dok.Tim Balar Bali) |
Miniatur itu, lanjutnya bukan untuk melestarikan budaya yang tidak islami tetapi hanya untuk diketahui oleh masyarakat bahwa peradaban-peradaban tersebut pernah berlangsung di Dompu pada masa itu. Ia mengakui hingga kini pengaruh animisme dan Hindu masih nampak di tengah peradaban masyarakat Dompu yang beragama Islam sebagai bukti bahwa kedua peradaban itu pernah dilakukan oleh masyarakat Dompu pada masa lampau karena peradaban itu kerap dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Sebagai langkah awal, ia mengusulkan agar pemerintah daerah segera mengusulkan terbentuknya Cagar Budaya atau museum budaya agar bisa menjadi wahana edukasi, wahana penelitian dan wisata budaya bagi masyarakat.
Menurutnya pembangunan cagar budaya atau museum akan memberikan efek positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat karena di lokasi tersebut masyarakat dapat menjual souvenir yang dapat dijadikan cenderamata oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara. (AMIN)