Kota Bima, Lensa
Pos NTB – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII) Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menggelar Seminar Ekonomi Syariah di
Kota Bima. kegiatan ini bertujuan antara
lain memberi pengetahuan dan wawasan tentang berbagai hal perekonomianyang
terjadi dan berkembang dikalangan masyarakat muslim saat ini sebagai bekal agar
dapat menjadi problem solver (pemecah masalah) perekonomian dalam mengatasi
berbagai masalah perekonomian muslim Indonesia khususnya di Nusa Tenggara
Barat.
Dalam
seminar yang rencananya akan digelar pada tanggal 27 Juli 2019 di Kota Bima,
DPW LDII Provinsi NTB akan menggandeng Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kota
dan Kabupaten Bima, Bank NTB Syariah dan beberapa Bank Syariah lainnya. Seminar
yang dilaksanakan selama 1 hari ini direncanakan akan dibuka resmi Gubernur
Nusa Tenggara Barat dan dihadiri Ketua umum DPP LDII, Ketua dan Pengurus DPW
LDII NTB, Ketua-ketua DPD LDII se Provinsi NTB, dengan jumlah Peserta sebanyak 150 orang utusan dari 10
Kabupaten/ Kota di Provinsi NTB.
Tema yang diusung dalam Seminar yang rencananya akan
dilaksanakan di Hotel Lambitu Kota Bima, yakni “Gerakan Ekonomi Syariah
Menggapai Hidup Berkah Tanpa Riba”, dengan Nara Sumber : Gubernur NTB sekaligus
membuka acara, Walikota Bima, Bupati Bima, Ketua Umum MUI NTB, dan Branch
Manager PT. Bank NTB Syariah. Juga akan diundang Para Pimpinan Organisasi
Islam, seperti : Ketua dan Sekretaris MUI NTB, Ketua DPD NU Kota Bima, Ketua
DPD Muhammadiyah Kota Bima, Ketua Muslimat NU Kota Bima, Pimpinan Dewan Mesjid
Indonesia (DMI) Kota Bima, dan beberapa Imam Mesjid di Kota Bima.
Ketua Panitia Penyelenggara, H. Muhammad Saleh, ST, MT
menyampaikan, bahwa kegiatan Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW LDII NTB yang
dirangkai dengan Seminar Ekonomi Syariah ini mengacu pada keputusan Ketua DPW
LDII NTB Nomor : KEP-01/P/V/2019 tentang Pembentukan Panitia Seminar Ekonomi Syariah
DPW LDII NTB tahun 2019. Anggaran untuk pelaksanaan ini bersumber dari Kas
Organisasi dan sumbangan yang tidak mengikat.
H. Muhammad Saleh juga menjelaskan bahwa Dewasa ini
kehidupan ekonomi telah menjadi standar kehidupan individu dan kolektif suatu
negara dan bangsa. Keunggulan suatu negara diukur berdasarkan tingkat kemajuan
ekonominya. Ukuran derajat keberhasilan menjadi sangat materialistik, oleh
karena itu ilmu ekonomi menjadi amat penting bagi kehidupan suatu bangsa.
Berdasarkan jumlah populasi penduduk yang beragama islam
di Indonesia sebesar 87,2 porsen sangat mendukung untuk pelaksanaan program
ekonomi syariah, khusus wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) jumlah
populasi penduduk beragama islam mencapai 96,78 persen merupakan mayoritas. Untuk
itu salah satu Program Pemerintah Provinsi NTB menjadikan Bank NTB Konvensional
menjadi Bank NTB Syariah, ungkapnya.
H. Saleh juga mengurai bahwa Tidak semua rencana yang
baik akan memberikan hasil yang baik, namun hasil yang baik selalu diawali
dengan rencana yang baik. Merupakan cita-cita dan harapan seluruh jajaran
Panitia Pelaksanaan Seminar Ekonomi Syariah dengan harapan menghasilkan pemahaman
baru tentang ekonomi syariahyang handal. Semoga pada akhirnya akan diperoleh
hasil yang baik tentang ekonomi dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
manusia di NTB, pungkasnya. (TIM)