Nasaruddin, SH |
Dompu, Lensa Pos NTB - Nasaruddin, SH Ketua DPC Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Dompu menyatakan siap untuk bertarung dalam kancah pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Dompu pada 2020 mendatang.
Hal itu diungkapkan Bang Nas, panggilan politisi muda ini ketika dikonfirmasi media ini di kantornya kemarin.
"Saya siap tampil di Pilkada 2020 nanti," ujarnya singkat.
Lebih lanjut Alumni Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang ini mengatakan hal yang mendorong dirinya untuk menjadi Bupati Dompu adalah ingin membangun Bumi Nggahi Rawi Pahu ini menjadi lebih baik lagi. Indikator utama keberhasilan pembangunan di daerah ini adalah masyarakat hidup makmur dan sejahtera. Karena masyarakat Dompu mayoritas bergelut di sektor pertanian, maka ia menginginkan para petani bisa hidup lebih sejahtera dan mandiri dengan konsep pertanian berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
"Konsep saya bila akhirnya ditakdirkan menjadi Bupati Dompu adalah Mewujudkan Industrialisasi Pertanian," paparnya.
Melalui program industrialisasi pertanian tersebut, para petani diedukasi untuk mengolah lahan pertanian secara intensifikasi dan diintervensi dengan inovasi-inovasi sejak masa tanam hingga masa panen untuk menekan biaya dan agar mendapatkan hasil (produktivitas) yang lebih meningkat dari segi kuantitas dan lebih baik dari segi kualitas.
Bukan itu saja, dengan pemanfaatan teknologi tepat guna, ia ingin mewujudkan sentra-sentra industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pengolahan hasil pasca panen sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Di sisi lain, bila sentra-sentra industri UMKM itu berjalan dengan baik, maka akan dapat mengurangi angka pengangguran secara signifikan.
"Industrialisasi pertanian itu jangan dibayangkan akan dibangun pabrik-pabrik besar, tetapi konsep saya adalah dengan menghidupkan UMKM," jelasnya.
Ditegaskan Nasaruddin, industrialisasi pertanian juga bukan berarti mengabaikan persoalan lain.
"Industrialisasi pertanian itu bersifat umum mencakup semuanya. Termasuk peternakan, perikanan, lingkungan, perkebunan, kehutanan ada di dalamnya," tandasnya.
Secara khusus ia menyebutkan persoalan kehutanan tidak bisa dipisahkan dari pertanian. Hutan adalah penyimpan sumber mata air. Bila hutan terus dirusak, maka pertanian akan mengalami kegagalan. Karena itu konsep industrialisasi pertanian tidak boleh mengabaikan persoalan kehutanan.
"Masyarakat harus diedukasi diberikan pemahaman agar tidak merusak kawasan hutan apalagi hutan konservasi," pungkasnya. (AMIN)