Koranlensapos.com - Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, bukan semata tanggung jawab institusi kesehatan seperti Puskesmas atau Rumah sakit, melainkan tanggung jawab bersama secara kolektif.
Hal itulah yang menjadi landasan pelaksanaan Mini Loka Karya Lintas Sektor yang berlangsung di Aula Kantor Desa Tembalae, Jumat (15/11/2024) lalu.
Kegiatan itu dihadiri Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Dompu Abdullah, S. Sos, Kepala Desa Temba Lae Ahmadun Rifaid, Kepala UPTD Puskesmas Ranggo diwakili Dedi Suhermawan, SKM, Ketua TP. PKK Desa Temba Lae Suryanti, Bidan Desa, dan Kader Posyandu.
Minilok karya lintas sektor Puskesmas adalah salah satu ruang membangun komitmen menyatukan misi di tingkatan pemangku kepentingan. Antara lain Camat sebagai Pemerintah Kecamatan, Kepala Desa sebagai representasi masyarakat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan Puskesmas sebagai Instansi kesehatan untuk sama-sama bersinergi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kepala Desa Temba Lae Ahmadun Rifaid, SE, dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap UPTD Puskesmas Ranggo karena sudah melaksanakan kegiatan Minilok lintasan sektoral untuk mengevaluasi program lintas sektoral terutama stunting.
Selain itu, Kepala Desa juga menekankan untuk mendorong partisipasi kehadiran dan pelayanan Posyandu.
"Saya minta pada seluruh masyarakat Desa Temba Lae untuk mempertahankan STBM yang sudah dilaksanakan serta peduli terhadap masalah kesehatan karena masalah kesehatan bukan hanya tanggung jawab Puskesmas, tetapi juga tanggungjawab jawab kita semua," ucap Kades.
Sekdis Abdullah, S. Sos, menyampaikan peran UPTD Puskesmas sangat menentukan keberhasilan program dalam mendorong dan pro aktif mengikuti program kesehatan.
Ia mengarahkan masyarakat untuk meningkatkan kehadiran masyarakat saat Posyandu.
"Penanganan stunting adalah program strategis nasional yang mau tidak mau harus kita kerjakan. Untuk itu kepada kader Posyandu bekerja secara ikhlas, karena hasil kerja para kader Posyandu akan dirasakan masyarakat Temba Lae 10 sampai 15 tahun yang akan datang," harap Papi Dole.
Disebutnya Desa Temba Lae Tahun 2023 kasus stunting 36, dan di tahun 2024 turun menjadi 32.
"Luar biasa semoga bisa dipertahankan dan ke depannya Temba Lae bisa zero stunting," ucapnya.
Kepala UPTD Puskesmas Ranggo diwakili oleh Dedi Suhermawan, SKM, dalam sambutannya mengatakan pelaksanaan minilok karya Puskesmas ini sebagai implementasi terhadap amanah Permenkes tentang manajemen Puskesmas serta sebagai bentuk dukungan kepada Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara layanan kesehatan di wilayah nya.
Loka karya mini sektoral merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dengan sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama Tim memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas itu sendiri.
"Dengan loka karya lintas sektor ini diharapkan mendapat dukungan dan masukan dari Lintas sektoral dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat," pungkasnya. (D.Fan).