Growth Mindset, Pesan H. Ibnu Saat Menjadi Pembina Upacara di SMAN 1 Woha

Kategori Berita

.

Growth Mindset, Pesan H. Ibnu Saat Menjadi Pembina Upacara di SMAN 1 Woha

Koran lensa pos
Rabu, 14 Agustus 2024
Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si saat menjadi pembina upacara di SMAN 1 Woha, Kabupaten Bima, Senin (12/08/2024). 


Koranlensapos.com - STKIP Taman Siswa Bima memiliki tradisi penguatan literasi dan memberikan motivasi diri pada siswa SMA di 3 kabupaten kota ujung timur pulau Sumbawa: Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu. 

Semangat itu juga yang mengantar Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., menjadi pembina upacara di SMAN 1 Woha, Kabupaten Bima, pada Senin (12/08/2024). 

Saat menyampaikan amanah upacara, anak pertama pendiri kampus itu menekankan tentang Growth Mindset.
Pada kesempatan tersebut H. Ibnu (sapaan) mengaku bahwa pihaknya memiliki komitmen untuk mengajak masyarakat, dosen, guru, mahasiswa, dan siswa untuk membangun agenda bersama cara berpikir tumbuh cepat: Growth Mindset. 
“Membangun Growth Mindset, itu sangat penting di era yang serba tidak pasti seperti saat ini. Karena ada banyak masyarakat kita yang belum membangun perubahan cara berpikir. Sementara dunia telah berubah. Dulu kita tidak pernah menduga akan adanya covid, sehingga ketidaksiapan tersebut yang membuat kita berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan,” ujar pria yang mulai diakrabi dengan sapaan Aji Ibnu itu. 
Menurutnya, dengan mengubah dan meng-upgrade paradigma umum ke growth mindset menjadikan seseorang mampu memetakan masa depan. Dijelaskannya, bahwa growth mindset merupakan pola pikir yang percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangkan dengan kerja keras, pengalaman, dan pembelajaran. 
“Kenapa growth mindset menjadi penting diterapkan sekarang, karena dengan cara pikir tumbuh cepat ini kita dapat membaca masa depan. Melalui literasi yang kuat, kita bisa merancang masa depan,” tekannya.
Masyarakat Bima Dompu, sambungnya, mempunyai etos kerja dan daya tahan yang tinggi. Akan tetapi butuh diperkuat dengan cara berpikir yang relavan dengan kondisi peradaban sekarang. Terutama untuk penataan masa depan. “Ada banyak siswa yang tidak memiliki rancangan masa depan sehingga hanya mengikuti arus waktu tanpa tujuan yang jelas. Kondisi ini tidak hanya menjadi bumerang untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang orang yang menjadi tanggungjawabnya,” terang H. Ibnu.
Mengubah cara berpikir, dari penumpang menjadi pengemudi juga menjadi hal berikut yang ditekankannya. Kajiannya, banyak negara yang mengalami penurunan populasi penduduk. Sehingga akan menyasar banyak negara dengan populasi tinggi untuk memenuhi kebutuhan tenaga profesionalnya. 
“Jadi, bagi yang banyak mengeluh, dapat dipastikan akan mudah menyerah. Sehingga dibutuhkan daya tahan fisik dan pikiran yang maju dan terbuka untuk menghadapi era ketidakpastian ini. Lanjut studi, itu penting. Terutama, perempuan yang akan menjadi madrasah pertama untuk anak anaknya. Kita harus mampu berpikir global, tetapi bertindak lokal. Di era perkembangan teknologi 4.0 ke 5.0, kita bisa bersaing bahkan sampai dunia internasional dengan menggunakan teknologi dalam genggaman kita. Smartphone,” urainya. 
Sebagai pemungkas, jebolan UGM dan UI itu berbagi motivasi berkaitan dengan angka 17.  “Memasuki bulan kemerdekaan, 17 merupakan angka sakti. Yaitu, 17 rakaat shalat wajib, 17 ramadhan yang merupakan hari turunnya Alquran, dan 17 Agustus sebagai spirit pejuang untuk mengambil alih kedaulatan negara,” tutupnya.
Sebagai informasi, STKIP Taman Siswa Bima memiliki program Tamsis goes to school yang membidik siswa SMA di Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu. Program tersebut selain bertujuan untuk memperkenalkan kampus, juga digunakan untuk membangun memotivasi siswa. Model pelaksanaan program yang dilakukan adalah dengan diseminasi karya mahasiswa ke SMA tujuan, dialog InspiraTALKS untuk berbagi inspirasi dari kepala sekolah, penguatan literasi digital bersama perpustakaan, penandatanganan komitmen bersama dengan pihak SMA sasaran, dan menjadi pembina upacara. (tim)