Realisasi Tanam Jagung di Dompu 47.092 Ha, Tidak Termasuk di Kawasan Hutan

Kategori Berita

.

Realisasi Tanam Jagung di Dompu 47.092 Ha, Tidak Termasuk di Kawasan Hutan

Koran lensa pos
Selasa, 06 Februari 2024
Tanaman jagung di Desa Serakapi Kecamatan Woja Kabupaten Dompu

Dompu, koranlensapos.com - 
Realisasi penanaman jagung di Kabupaten Dompu periode Oktober 2023 - Maret 2024 sebanyak 47.092 Hektare (Ha).

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni kepada koranlenspos.com, Senin (5/2/2024).

Syahroni menyebutkan jumlah tersebut berdasarkan data yang dihimpun sampai dengan tanggal 5 Februari 2024.

Selanjutnya Kadis merinci 
per kecamatan. Areal penanaman jagung terluas di Kecamatan Manggelewa yakni 10.311 Ha. Disusul Kecamatan Pekat seluas 8.993 Ha. Urutan ketiga di Kecamatan Woja sebanyak 8.478 Ha. Sedangkan di Kecamatan Kilo 6.848 Ha. Di Kecamatan Pajo 4.716 Ha. Adapun di Kecamatan Hu'u  3.871 Ha, Kecamatan Dompu seluas 3.855 Ha, dan Kecamatan Kempo = 3.113 Ha.

Lebih lanjut Dae Roni menegaskan kembali bahwa data jumlah realisasi penanaman jagung yang tersebut di atas adalah berada pada lahan pertanian. Dengan kata lain,  Distanbun Kabupaten Dompu tidak mendata areal penanaman jagung di dalam kawasan hutan karena itu di luar kewenangan.

"Data tersebut di atas tidak termasuk dalam kawasan hutan," sebutnya.

Kadis mengaku pengembangan jagung di musim hujan di lahan-lahan tadah hujan sangat bergantung pada curah hujan. Sedangkan curah hujan pada tahun ini mengalami keterlambatan sehingga berdampak pada musim tanam mundur satu sampai dua bulan. 

"Sebagai pembanding dengan tahun kemarin (2023) kekeringan kita terjadi pada bulan Januari tapi Februari hujannya sudah lebat kembali," jelas Kadis.

Selain mengalami keterlambatan, Kadis juga mengatakan intensitas curah hujan relatif minim yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu. Akibatnya nyaris terjadi ancaman kekeringan di hampir semua wilayah kecamatan di Kabupaten Dompu. Namun guyuran hujan beberapa hari belakangan ini membuat tanaman jagung yang sempat layu bisa pulih dan menghijau kembali.

"Ancaman hampir pada semua kecamatan, seperti mingu kemarin di Kecamatan Kilo dan Hu'u juga terancam. Cuma sedikit terbantu pulih dengan adanya turun hujan," tuturnya.

Meski di sejumlah wilayah pada minggu-minggu belakangan ini sering diguyur hujan, namun tiga desa di Kecamatan Kempo masih mengalami kekeringan. 

"Hasil pengamatan lapangan ada ancaman kekeringan pada tanaman jagung di Kecamatan Kempo. Terutama pada 3 desa yaitu Tolokalo, So Nggajah, dan Soro," bebernya.

Kadis menyebut di Desa Tolokalo, dari luas tanam 1.225 Ha ancaman kekeringan sekitar 390 Ha. Sedangkan di Desa So Nggajah dari luas tanam 539 Ha terancam kekeringan 90 Ha dan di Desa Soro dari luas tanam 184 Ha, terancam kekeringan 90 Ha.

"Sehingga total terancam kekeringan seluas  570 Ha," papar Kadis.

Kadis mengemukakan sejak penanaman jagung di 3 desa tersebut, intensitas hujan sangat minim sehingga pertunbuhannya tidak bagus. 

"Sempat dilakukan penyulaman pada tanaman yang rusak itu sehingga pertumbuhannya tidak merata. Tanaman hasil sulaman inilah yang saat ini mengalami kekeringan," ujarnya.

Dae Roni menyebut kondisi kekeringan pada 570 Ha di atas termasuk dalam kriteria sedang.

"Seandainya intensitas curah hujan masih rendah, memang akan terancam gagal panen," pungkasnya sembari berdoa semoga curah hujan meningkat di bulan Februari dan Maret 2024 ini dan membawa keberkahan bagi pertanian di Kabupaten Dompu. (emo).