Dikes Dompu Bentuk Jejaring Skrining Layak Hamil dan Tim Penoda, Ini Keterangan Selengkapnya

Kategori Berita

.

Dikes Dompu Bentuk Jejaring Skrining Layak Hamil dan Tim Penoda, Ini Keterangan Selengkapnya

Koran lensa pos
Jumat, 08 September 2023
Rapat Pembentukan Jejaring Skrining Layak Hamil dan Tim PENODA Kabupaten Dompu di Aula Laberka, Kamis (7/9/2023)



Dompu, koranlensapos.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) melaksanakan pembentukan Jejaring Skrining Layak Hamil dan Tim Penoda (Pendonor Darah).

Kegiatan itu dilaksanakan di Aula Laberka Cafe Sawete Dompu, Kamis (7/9/2023) yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Dompu, Gatot Gunawan PP, S. KM., M. Kes. 

Peserta kegiatan dimaksud berjumlah 90 orang terdiri dari para pimpinan atau perwakilan OPD dan instansi terkait seperti Bappeda dan Litbang, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dokter Spesialis Patologi Klinik RSU Dompu, Kementerian Agama, KCD Dikbud NTB di Kabupaten Dompu, PMI Cabang Dompu, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala KUA, serta Kepala Desa dan para undangan lainnya.


Kabid Kesmas Dikes Dompu, Anike Kusumawati, S. Si.T., M. Kes


Kabid Kesmas Anike Kusumawati, S. Si.T., M. Kes menjelaskan bahwa pembentukan Jejaring Skrining Layak Hamil dan Tim Penoda didasari realita yang terjadi bahwa Kabupaten Dompu hingga kini masih menyumbang angka kesakitan dan kematian bayi dan ibu melahirkan. 

"Dengan jumlah kematian ibu 2 orang di tahun 2022, tahun 2023 sampai dengan bulan September sudah 3 orang. Demikian pula AKB (Angka Kematian Bayi) naik 34% dari AKB tahun sebelumnya. Ini adalah peringatan bagi kita semua bahwa masih ada pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan," ungkapnya.


Dikatakannya tidak ada cara lain untuk mengatakannya - setiap tahun, ribuan ibu hamil dan bayi yang belum lahir di Dompu menghadapi risiko serius terkait kesehatan. 

"Angka ini mencerminkan tantangan nyata yang kita hadapi dalam menjaga kesehatan mereka," ujarnya.

Diakuinya Kabupaten Dompu pada beberapa tahun silam pernah meraih AKINO (Angka Kematian Ibu Nol), tetapi angka kematian bayi masih tetap terjadi. Maka pembentukan jejaring skrining layak hamil menjadi sebuah keniscayaan untuk dilakukan dengan memperkuat koordinasi antar OPD dan instansi terkait dalam upaya mencegah dan mengatasi kematian ibu melahirkan dan bayi.

"Skrining layak hamil adalah langkah pertama yang sangat penting dalam perjuangan kita untuk mengatasi masalah ini. Ini adalah proses yang dirancang untuk mengidentifikasi potensi risiko kesehatan pada ibu hamil, memungkinkan intervensi dini, dan memberikan perawatan yang tepat waktu," jelasnya.


Dijekaskannya skrining ini membantu untuk mendeteksi penyakit, kondisi medis, atau faktor risiko lain yang mungkin timbul selama kehamilan. 

"Dengan memahami potensi masalah ini lebih awal, kita dapat menghindari perkembangan yang lebih serius," jelasnya sembari mengapresiasi upaya dan program beberapa OPD dan instansi yang telah melakukan skrining ini. Misalnya Kementerian Agama, DPPKB dan DP3A dengan program ketahanan keluarga dan upaya pencegahan perkawinan anak.



Lebih lanjut dikatakannya Pemerintah Kabupaten Dompu melalui Dinas kesehatan telah memperkuat sistem pemantauan dan pelaporan untuk memperoleh data yang lebih akurat tentang pola kesehatan ibu dan bayi di wilayah Kabupaten Dompu. Data ini membantu dalam perencanaan perawatan yang lebih efektif.

Kabid Kesmas juga memaparkan tentang gebrakan baru yang bernama Tim Penoda (Pendonor Darah).

"Penoda ini jangan diartikan negatif tetapi mengandung arti positif karena donor darah sangat bermanfaat bagi keselamatan jiwa," ulasnya.


"Saya ingin menggarisbawahi peran penting pendonor darah dalam ekosistem kesehatan. Darah yang mereka berikan adalah nyawa yang akan digunakan untuk menyelamatkan ibu hamil atau bayi dalam keadaan darurat," tandas birokrat yang biasa disapa Dae Yeyen ini.


Perlu dipahami sepenuhnya, lanjutnya bahwa darah yang aman dan berkualitas adalah prioritas utama, sehingga memperketat kontrol dan skrining terhadap darah yang diberikan oleh pendonor untuk memastikan ketiadaan penyakit menular yang dapat membahayakan penerima darah merupakan hal yang wajib dilaksanakan.

Ditegaskan Anike, Pemerintah Kabupaten Dompu berkomitmen sepenuhnya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi termasuk di dalammya mencegah terjadinya stunting. Skrining layak hamil dan persediaan darah yang cukup adalah dua pilar yang tak terpisahkan dari komitmen ini. Guna bersama-sama melanjutkan pembangunan bangsa dan daerah yang semakin baik, untuk menunjang visi pemerintah daerah demi terwujudnya Dompu yang MASHUR.

Pembentukan TIM PENODA merupakan salah satu inovasi dari peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan l the 2023 dalam implementasi laporan aksi perubahan tentang optimalisasi kemitraan menuju AKINO di Kabupaen Dompu.

Dkatakannya pula, selain pihak kesehatan, identifikasi sektor lain yang dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah kesehatan seperti pendidikan, pertanian, dan sosial. Bangun kemitraan yang kuat dengan sektor-sektor ini untuk pendekatan holistik. Aktif melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program. Pertimbangkan untuk membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat secara aktif dalam advokasi kesehatan. 
Pertimbangkan berbagai model pembiayaan yang dapat memastikan keberlanjutan program, termasuk pembiayaan dari anggaran pemerintah, asuransi kesehatan, dan dana dari pihak swasta atau lembaga donor.




Memungkasi sambutannya, Kabid Kesmas mengajak semua pihak yang terlibat untuk bersama-sama mencegah kematian ibu, kematian bayi dan stunting dengan pendekatan sesuai dengan  tupoksi masing masing OPD.


Sekda Dompu, Gatot Gunawan PP, S. KM., M. Kes

Sekda Gatot Gunawan PP, S. KM., M. Kes mengapresiasi adanya kegiatan pembentukan jejaring skrining layak hamil dan tim Penoda mengingat kedua hal itu sangat penting dan saling berkaitan satu sama lain dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta prevalensi penurunan stunting dan masalah kesehatan lainnya. 


Disebutnya persoalan kesehatan ibu dan bayi ini menjadi persoalan internasional pula. Berdasarkan SDG's (Sustainable Development Goals) diharapkan tahun 2030 angka kematian ibu melahirkan di bawah 70 per seratus ribu kelahiran (saat ini masih kisaran 305 per 100.000 kelahiran). Sedangkan angka kematian bayi 13 per seribu kelahiran. 


Dikatakannya misi Pemerintahan AKJ-SYAH pada poin tiga yaitu meningkatkan pelayanan dasar yang berkeadilan dan merata.
Salah satunya adalah pelayanan di bidang kesehatan. Upaya yang dilakukan Pemerintah yakni penyebaran sarana kesehatan berupa Poskesdes, Pustu, Puskesmas dan RS.

"Semua Puskesmas di Kabupaten Dompu saat ini adalah Puskesmas keperawatan dan ada dua rumah sakit. Begitu juga penyebaran tenaga kesehatan. Itu semua upaya pemerintah untuk mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan dan memudahkan akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan," paparnya.

Mengakhiri arahannya, Sekda berharap jejaring ini diperkuat. Kata kuncinya Koordinasi dan komunikasi semua OPD dan instansi terkait harus diperkuat.

"Kata kunci dari kerja sama adalah koordinasi dan komunikasi. Kedua kata ini gampang kita sebut tapi sulit kita realisasikan," terangnya.


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Maman, S. KM., MM. Kes

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Maman, S. KM., MM. Kes menjelaskan sekilas tentang sistem transformasi kesehatan sebagaimana diamanatkan UU Kesehatan terbaru nomor 17 tahun 2023. Mengenai pelayanan primer penekanannya pada paradigma sehat yaitu menjaga orang sehat tetap sehat dan melakukan upaya pelayanan untuk menyehatkan orang sakit. 


"Dalam mewujudkan pelayanan primer ini maka sistem skrining sangat diperlukan untuk mendeteksi penyakit secara dini sebelum menjadi permasalahan kesehatan yang besar," paparnya.

Salah satu upaya Pemda Dompu untuk pelayanan primer ini yakni seluruh Posyandu konvensional sudah diubah menjadi Posyandu Keluarga untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Sehingga pelayanan bukan saja pada bayi, balita dan ibu hamil tetapi untuk seluruh anggota keluarga.

Demikian pula semua Poskesdes dan Pustu dijadikan tempat pelayanan primer yang pelayanannya 1x24 jam.

Terkait pelayanan rujukan, selama ini kita mendengar keluhan masyarakat karena kesulitan mendapatkan  darah yang dibutuhkan. Maka inovasi bernama PENODA ini menjadi solusinya. Terutama bagi ibu melahirkan.


"Selama ini dengan pembentukan Desa Siaga ada 2 orang pendamping yang siap mendonorkan darahnya. Dengan adanya PENODA ini akan bertambah lagi. Kita punya 445 Posyandu. Setiap Posyandu minimal 5 orang disiapkan untuk menjadi calon pendonor," urainya.









Penandatanganan Komitmen Bersama Pembetukan Jejaring Skrining Layak Hamil dan Tim PENODA Tingkat Kabupaten Dompu


Selanjutnya dalam rapat tersebut membahas pembentukan tim PENODA dan penandatanganan kesepakatan bersama serra pembahasan draf SK TIM PENODA Tingkat Kabupaten Dompu. Dalam SK tersebut tertuang peran masing-masing OPD dan organisasi lainnya untuk melakukan sosialisasi tentang manfaat menjadi PENODA bagi kesehatan, melakukan pemeriksaan golongan darah untuk Ibu hamil dengan 2 pendamping keluarga. 

"Minimal 5 dari masyarakat usia produktif di masing -masing posyandu yang ada di kabupaten Dompu siap menjadi calon oendonir. Di daerah kita saat ini ada 445 posyandu Keluarga. Berarti akan ada 12 ribu lebih pendonor darah yang disiapkan dan nama-namanya sedang kami input dari Puskesmas dan juga dari PMI," tutup Kabid Kesmas, Anike Kusumawati, S. Di.T., M. Kes. (emo).