Unras PMII di Dompu Diwarnai Ketegangan, 5 Pot Bunga dan Mobdin Dislutkan Dompu Diamuk Massa

Kategori Berita

.

Unras PMII di Dompu Diwarnai Ketegangan, 5 Pot Bunga dan Mobdin Dislutkan Dompu Diamuk Massa

Koran lensa pos
Rabu, 03 Mei 2023

 

Aksi demo puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Cabang Dompu di depan Kantor Pemda Dompu, Selasa (2/5/2023) diwarnai pembakaran ban bekas, pengrusakan pot bunga dan saling dorong dengan aparat kepolisian



Dompu, koranlensapos.com - Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Dompu, Selasa (2/5/2023) sekitar pukul 11.30 Wita di Kantor Pemda Dompu diwarnai ketegangan.


Pot-pot bunga hancur dirusak massa aksi


Sebanyak 5 (lima) pot bunga besar yang berjejer rapi di kanan kiri tangga kantor tersebut menjadi sasaran pengrusakan sehingga pecah berkeping-keping. Tanah dari pot-pot bunga itu berhamburan di sekitar TKP. Informasi yang dihimpun bahwa kaca mobil operasional Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu juga menjadi sasaran pengrusakan.


Massa aksi membakar ban bekas

Bukan hanya itu, aksi massa juga diwarnai pembakaran ban bekas di depan Kantor Pemda Dompu. 

"Selama ini tidak pernah terjadi aksi demo yang sampai membakar ban bekas di depan kantor Pemda Dompu. Baru kali ini terjadi," ungkap salah satu sumber.

Aksi saling dorong antara massa aksi dengan aparat kepolisian yang mengawal jalannya aksi itu tidak terelakkan lagi. Namun aparat kepolisian tetap bersikap tenang menghadapi hal tersebut. Bahkan Kapolres Dompu, AKBP Iwan Hidayat, S. IK terlihat berada di TKP mengawal jalannya aksi demo itu.

Ketegangan sebenarnya sudah dimulai pada saat massa aksi hendak memaksa untuk memasuki pintu gerbang kantor Pemda Dompu yang dalam keadaan terkunci dan dijaga ketat oleh aparat kepolisian dan Sat Pol PP.

Massa aksi saat itu hendak bertemu langsung dengan Bupati Dompu H. Kader Jaelani dan sejumlah pimpinan OPD terkait untuk menyampaikan tuntutan. Namun di saat bersamaan, Bupati Dompu yang baru usai menjadi Inspektur Upacara Hari Pendidikan Nasional itu sedang meninjau Stand Pameran Panen Karya P5. Stand-stand pameran itu berada di sisi timur dan selatan Lapangan Beringin Dompu dan berjarak tidak jauh dari pintu gerbang dimaksud.

Bupati bersama Wabup didampingi pimpinan OPD menemui massa aksi


Pihak kepolisian menghendaki massa aksi untuk bersabar dulu menunggu Bupati selesai melakukan kunjungan ke stand-stand pameran. Namun rupanya massa aksi terus mendesak ingin segera menemui Bupati guna menyampaikan tuntutan. Pintu gerbang digedor-gedor oleh massa aksi. 

Melihat kondisi yang nyaris menimbulkan bentrok antara massa aksi dan aparat kepolisian, akhirnya pintu gerbang dibuka. Laksana kilat, para mahasiswa langsung merangsek masuk dan berhamburan menuju Kantor Pemda Dompu. Pot-pot bunga pun menjadi sasaran amukan massa.
Selanjutnya massa PMII melakukan pembakaran ban bekas. Tak berapa lama kemudian, Bupati Dompu bersama Wabup, dan didampingi sejumlah pimpinan OPD usai meninjau stand pameran tiba di depan Kantor Pemda untuk mendengarkan tuntutan massa aksi.

Terkait aksi pengrusakan terhadap mobil operasional Bidang Perikanan Tangkap Dislutkan Dompu dibenarkan oleh Kepala Dinas Amiruddin, S. Hut. 

"Benar kemarin mobil operasional bidang Perikanan Tangkap jadi sasaran pengrusakan dan sudah dilaporkan ke Polres Dompu," akunya.

Kabid Nur Kumala, S. Pi yang berada dalam mobil operasional tersebut menceritakan kronologis terjadinya aksi pengrusakan itu. Ia menyebut pengrusakan itu terjadi di depan Kantor Lurah Karijawa saat prrjalanan pulang dari memgikuti upacara Hardiknas di Lapangan Beringin Dompu.

Mobil operasional Dislutkan Dompu jadi sasaran pengrusakan oleh massa aksi di depan Kantor Kelurahan Karijawa


"Saat ini kami pulang dari upacara di pendopo. Mobil kami di belakang mobil pak Camat Kempo. Tiba di depan Kantor Lurah Karijawa mobil pak Camat Kempo dan mobil kami dihadang massa. Ada yang naik di atas dan ada yang memukul kaca dengan bambu bendera sehingga retak," ungkapnya.

Dikatakannya tindakan anarkis itu hanya dilakukan beberapa orang. 

"Teman-teman yang lainnya melarang melakukan pengrusakan itu," ucapnya.


Aksi demo anarkis menuai sorotan. Salah satunya disampaikan Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Dompu, Ir. Muttakun. Muttakun mendesak kepada Sekda Dompu agar bisa memfasilitasi pertemuan untuk membahas SOP unjuk rasa di Kantor Pemda Dompu.


"Sebagai Ketua Komisi I saya meminta Pak Sekda Dompu bisa memfasilitasi pertemuan untuk membahas upaya penegakkan SOP unjuk rasa di lingkup kantor Pemkab Dompu," ujarnya.

Anggota parlemen berlatar belakang aktivis ini menegaskan SOP itu harus mampu ditegakkan. Untuk itu pertemuan mengundang PolPP, Kesbangpol dan unsur APH harus segera dilakukan dalam rangka menghentikan aksi di halaman kantor Pemkab dengan cara-cara bakar ban.

"Saya sedih saja melihat kantor bupati yang merupakan icon "bangsa" Dompu menjadi arena aksi bakar-bakar ban. Saya ingin halaman kantor Pemkab Dompu sama seperti halaman kantor Polres yang ketika didemo oleh adik-adik dan ingin bertemu atau berdialog hanya diterima perwakilan dan jikapun tdk diterima di dalam justeru Kapolres yg keluar di luar halaman untu menerima adik-adik mahasiswa," ungkapnya sebagaimana dikutip di WAG LakeyNews.com.

Ia menegaskan dirinya kerap mengingatkan kepada para mahasiswa jika ingin menyampaikan aspirasi ke DPRD dengan cara membangun komunikasi persuasif terlebih dahulu.


"Jika komunikasi tidak direspon maka "gunakan" kekuasaan rakyat untuk menyadarkan wakil rakyat agar senantiasa sensitif dengan persoalan2 rakyat. Tegur kami dengan bakar2 ban di halaman kantor DPRD asal tidak di halaman kantor Bupati," tandasnya.


Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Dompu, Ida Faridah, S. Pd juga menyoroti aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa PMII di Kantor Pemda Dompu, Selasa kemarin.

"Sangat memprihatinkan kalau pendemo seperti ini. Kami sangat tidak sepakat dengan aksi anarkis seperti ini," sorotnya.

Ida menerangkan tujuan demo adalah menyampaikan aspirasi untuk memperbaiki tatanan pemerintahan 
namun dengan merusak fasilitas umum, seperti itu tidak dibenarkan

"Kami dulu tahun 98 demo besar-besaran tapi fokus dengan tujuan kami," sebutnya.


Menurutnya para pendemo yang merupakan adik-adik mahasiswa ini perlu diberikan mata kuliah khusus tentang cara menyampaikan pendapat di depan umum. (emo).