KH Miftachul Akhyar Dapat Amanah Ketua Umum MUI Periode 2020-2025

Kategori Berita

.

KH Miftachul Akhyar Dapat Amanah Ketua Umum MUI Periode 2020-2025

Koran lensa pos
Sabtu, 28 November 2020
           KH Miftachul Akhyar (tengah) 
        Ketua Umum MUI periode 2020-2025
                     hasil MUNAS X MUI


Jakarta, koranlensapost.com - KH Miftachul Akhyar, Penjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mendapatkan amanah untuk menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk masa khidmat 2020-2025 menggantikan Prof KH Ma’ruf Amin. Sementara Dr Amirsyah Tambunan ditetapkan sebagai Sekretaris Jenderal menggantikan Buya Anwar Abbas.

Prof KH Ma’ruf Amin diberi amanah sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI menggantikan Prof Din Syamsuddin.

Munas X MUI yang digelar 25-27 November 2020 juga menetapkan sejumlah nama untuk menduduki posisi wakil ketua umum yaitu Buya Anwar Abbas, KH Marsyudi Suhud, dan Buya Basri Bermanda.


Menurut keterangan resmi MUI yang dikutip dari hidayatullah.com, Jumat (27/11/2020) penetapan tersebut dihasilkan secara mufakat tim formatur Musyawarah Nasional (Munas) X Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pemilihan tersebut melalui rapat tertutup 17 tim formatur dengan mengikuti protokol kesehatan dan menjalani rapid test.

“Suasananya sangat cair, tidak alot, sehingga Alhamdulillah pertemuaan hasilkan keputusan Dewan Pengurus Harian dan Dewan Pertimbangan. Hasilnya tidak boleh diganggu gugat,” sebut Kiai Ma’ruf yang didaulat sebagai ketua tim formatur, di arena Munas X MUI, Jakarta, Jumat (27/11/2020).

Adapun ketujuh belas tim formatur tersebut yaitu Prof Dr KH Ma’ruf Amin (unsur ketua umum), Dr Anwar Abbas (unsur sekjen), Prof Didin Hafidhuddin (unsur wantim), KH Bambang Maryono (unsur MUI Kepri), Dr KH Khaeruddin Tahmid (unsur MUI Lampung), KH Rahmat Syafei (unsur MUI Jawa Barat), KH Maman Supratman (unsur MUI Bali), Khairil Anwar (unsur MUI Kalteng), Drs KH Ryhamadi (unsur MUI Sultra), Dr Abdullah Latuapo (unsur MUI Maluku) KH Masduki Baidhlowi (unsur NU), Dr Amirsyah Tambunan (unsur Muhammadiyah), Buya Basri Barmanda (unsur Perti), KH Amad Sodikun (unsur Syarikat Islam), Dr Jeje Zainuddin (unsur Persatuan Islam), Prof Amany Lubis (unsur perguruan tinggi), KH Abdul Gofar Rozin (unsur pesantren).


Di kalangan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan kalangan pesantren Jawa Timur, Kiai Miftah - sapaan akrabnya - bukanlah sosok baru.

Miftah saat ini mengemban puncak kepemimpinan NU sebagai Penjabat Rais Aam.

Dikutip dari tribunnews.com, Kiyai Miftah mengabdi di NU sejak usia muda, Miftah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya.

Miftah merupakan putra kesembilan dari tiga belas bersaudara dari Kiai Abdul Ghoni, seorang pengasuh Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah.

Kiai Miftah dikenal memiliki penguasaan ilmu agama yang luas dan hal itu sempat membuat kagum Syekh Masduki Lasem.

Sehingga Kiai Miftah kemudian diambil menantu oleh gurunya yang terhitung sebagai mutakharrijin (alumnus) istimewa di Pondok Pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur.

Jika Kiai Ma'ruf Amin pernah meraih gelar sarjana di bidang Filsafat Islam Universitas Ibnu Khaldun di Bogor, maka Kiai Miftah tercatat pernah ‘nyantri’ di beberapa pesantren ternama di Indonesia, di antaranya Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang, Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan; Pondok Pesantren Al-Anwar Lasem, hingga Sarang Jawa Tengah.

Ia juga mengikuti Majelis Ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.

Kiai Miftah juga tercatat sebagai pendiri Pondok Miftachus Sunnah di Kedung Tarukan. Ia disebut-sebut mulai mendirikan pesantren tersebut mulai dari nol. Awalnya ia hanya berniat mendiami rumah sang kakek. Tetapi setelah melihat fenomena pentingnya nilai religius di tengah masyarakat setempat, maka mulailah beliau membuka pengajian.

Padahal konon, kampung Kedung Tarukan terkenal sejak lama menjadi daerah yang tidak ramah pada dakwah para ulama.

Namun berkat akhlak dan ketinggian ilmu yang dimiliki Kiai Miftah, beliau berhasil mengubah kesan negatif kampung tersebut dalam waktu yang relatif singkat.

Kiai Miftah sendiri lahir dari tradisi dan melakukan pengabdian di NU.

Maka tak heran kemudian hari ini mengemban puncak kepemimpinan NU, sebagai Penjabat Rais Aam.

Di NU ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018 dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020 yang selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020.

Biodata
Nama: Miftachul Akhyar
Lahir: Surabaya, 1 Januari 1953
Pendidikan: Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang; Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan; Pondok Pesantren Al-Anwar Lasem, Sarang, Jawa Tengah;
Pekerjaan : Pengasuh Ponpes Miftachus Sunnah, Surabaya.

Selain menetapkan formasi kepengurusan baru, Munas X MUI juga menghasilkan sejumlah keputusan antara lain di bidang fatwa, Munas memutuskan empat fatwa soal haji dan satu fatwa soal human deploit cell. (LP-02).