Drs. A. Zubair H.AR, M.Si |
Dibalik hilangnya sosok Beliau, ternyata Zubair membawa visi dan misi yang besar untuk kemajuan Bima khususnya, dengan sebuah kendaraan politik PAN REFORMASI dibawah Kendali Prof. Dr. H. Amien Rais. Baginya Amien Rais adalah tipikal yang konsisten dalam segala hal, dan sangat relevan dengan karakteristik yang dimilikinya.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang misi Zubair kedepan. Wartawan Lensa Post mencoba menyambanginya dikediaman Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda Kota Bima dan mengorek-orek keinginanya dibalik panji bendera PAN REFORMASI. Dan Secara gamblang Ia beberkan semua.
Baginya, Memimpin adalah amanah yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan. Melalui Bendera PAN REFORMASI, sebagai jembatan bagi Dirinya untuk tetap menjadi sosok yang mumpuni yang selalu hadir ditengah-tengah masyarakat dan melayani kebutuhan masyarakat.
Pria kelahiran 27 Maret 1964 yang telah dianugerahi 7 Putra tersebut, berkeyakinan melalui bendera PAN REFORMASI, Ia ingin memulai babak baru untuk turut memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Bima. Bagi Zubair, tidak ada kata menyerah untuk berbuat yang terbaik.
Menurutnya, PAN REFORMASI membawa saya untuk mengenang kembali ketika saya menjadi Guru Bidang Studi PMP (Pendidikan Moral Pancasila), juga pernah menjadi Penatar P4 Tingkat Provinsi, hingga menjadi Kepala Sekolah, bahkan menjadi Kepala Dinas Pendidikan selama 6 tahun di era Kepemimpinan Bupati Bima, Alm. H. Ferry Zulkarnain, ST.
Sebagai Sosok yang pernah mengabdikan diri menjadi Abdi Negara selama kurang lebih 23 tahun, Tentunya banyak melihat, bagaimana pergolakan dan pergeseran nilai, terutama menyangkut Ideologi Pancasila. Sekarang makna Pancasila sudah dikaburkan dengan Ideologi-ideologi mengedepankan kapitalisme, materialisme, dan sebagainya.
Kita harapkan Agenda besar PAN REFORMASI dibawah kendali Prof. Dr. H. Amien Rais akan banyak memberikan kontribusi untuk kembali ke haluan negara secara murni dan konsituen, bagaimana Pancasila sebagai Ideologi dasar Negara kita merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang fundamental, dan nilai agama, itu benar-benar kita kembalikan pada fungsinya, terutama pemahaman kita sebagai Ummat beragama, beber Zubair. (SUKUR)