Kebakaran Hutan, Ini Klarifikasi Kepala Balai TNT

Kategori Berita

.

Kebakaran Hutan, Ini Klarifikasi Kepala Balai TNT

Koran lensa pos
Kamis, 17 Oktober 2019


Murlan Dameria Pane, S. Hut, M. Si bersama Farid Fadli (Chapunk) dan Ahmad (Son) dari Gerylia saat diskusi di ruang rapat Balai TNT, Rabu (16/10/2019) terkait kebakaran hutan Tambora
Dompu, Lensa Pos NTB - Kasus Kebakaran Hutan di wilayah Gunung Tambora terus terjadi dalam beberapa hari terakhir ini. Informasi yang dihimpun media ini ada sekitar 80 hektare area Taman Nasional Tambora yang turut terbakar akibat kejadian ini.
Direktur Gerylia, Farid Fadli menyebutkan peristiwa kebakaran hutan di wilayah tersebut pada tahun 2019 ini merupakan yang terparah ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

"Kasus kebakaran hutan di Tambora tahun ini (2019) merupakan yang terparah selama ini," ungkapnya.

Terkait hal itu, Kepala Balai Taman Nasional Tambora (TNT), Murlan Dameria Pane yang didampingi Kasubbag TU, Deny Rahadi dan Muhammad Saad mengungkapkan kebakaran yang terjadi disebabkan adanya unsur kesengajaan maupun ketidaksengajaan dari para pencari madu maupun pemburu rusa yang berada di kawasan gunung Tambora.
Deny Rahadi, S. Hut, M. Si Kasubbag TU TNT
Ia menerangkan kawasan Gunung Tambora dan sekitarnya secara keseluruhan bukanlah milik TNT, tetapi juga ada fungsi lain seperti KPH Tambora, PT. Agro Wahana Bumi (AWB), PT Usaha Tani Lestari (UTL), maupun PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS).

"Area yang masuk Taman Nasional Tambora hanya di bagian atas luasnya sekitar 71 ribu hektare," jelasnya.

Ia mengemukakan sumber api bukan berasal dari kawasan TNT tetapi di area fungsi hutan lain yang disebutkan di atas. Tetapi karena tiupan angin mengakibatkan api merambat hingga ke kawasan TNT.

"Apalagi pada musim kemarau panjang ini rumput kering di savana Tambora langsung terbakar dan menjalar ke mana-mana," urainya. 

Pejabat wanita yang sebelumnya berdinas di Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum Kalimantan Barat ini menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah tinggal diam menghadapi kasus kebakaran hutan di wilayah Tambora ini.
Upaya-upaya pemadaman dilakukan oleh petugas dari TNT, Masyarakat Peduli Api (MPA), Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dan dibantu oleh TNI dan POLRI.

"Bahkan sampai malam hari kami melakukan pemadaman dan belum pulang sampai kami pastikan tidak ada lagi titik api yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan," ujarnya.
Ia mengatakan bahkan Kapolres Dompu dan Dandim 1614 Dompu juga langsung turun di lokasi untuk melakukan pemadaman api.

Ia menegaskan bahwa pihaknya melakukan pemadaman api tidak lagi memperhatikan fungsi hutan. Dengan kata lain bukan hanya titip api di kawasan TNT juga yang dipadamkan tetapi juga di fungsi hutan lain yang disebutkan di atas.

"Petugas berjibaku melakukan pemadaman api sampai mengabaikan keselamatan mereka sendiri padahal saya sudah wanti-wanti bahwa keselamatan kalian adalah yang paling utama," katanya sembari menyebutkan ada sejumlah petugas yang kakinya melepuh terkena luka bakar dalam proses pemadaman api.

Murlan juga mengapresiasi kepedulian LSM Gerylia dan Gampping serta masyarakat setempat yang peduli dengan kelestarian TNT serta turut ambil bagian membantu pemadaman api di kawasan Tambora. Ia berharap semoga kepedulian seperti itu lebih ditingkatkan lagi. (AMIN).